Minggu, 30 Maret 2014

TINJAUAN PSIKOLOGIS NOVEL SUPERNOVA EPISODE AKAR KARYA DEWI LESTARI (DEE)

TINJAUAN PSIKOLOGIS NOVEL SUPERNOVA
EPISODE AKAR KARYA DEWI LESTARI (DEE)

Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah Kritik sastra 1
Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Kadaryati, M.Hum


ump.jpg
         
Disusun Oleh :
Kelompok III
1.      Anisa Mayasaroh           (112110083)
2.      Sigit Prasetyo N             (112110101)
3.      Nurul Hidayati               (112110118)
4.      Revi Dwi Kustanti         (112110119)
Kelas V C

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2013
TINJAUAN PSIKOLOGIS NOVEL SUPERNOVA
EPISODE AKAR KARYA DEWI LESTARI (DEE)


SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan



ump.jpg


oleh
AKBAR SUCIPTI AJI
NIM 022113173

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2006
Abstrak

Sekripsi ini berjudul “Tinjauan Pesikologis Novel Super Nova Episode Akar Karya Dewi Lestari (DEE)”. Dalam sekripsi ini masalah yang akan dibahas adalah aspek psikologis tokoh utama novel Supernova Episode akaryang meliputi tokoh Bodhi, Bong, Kell, Zang Ta Long (Guru Liong), dan Terisan. Kegunaan penelitian ini adalah untuk mengembangkan cara – cara analisis sebuah karya sastra (novel),khususnya tentang aspek psikologis tokoh utama yang difokuskan pada teks novel Supernova Episode akar.
Pada penelitian ini penulis menggunakan teori psikologis yang dikemukakan oleh Sigmund Freund. Singmund Freund membagi kepribadian manusia tersusun dari tiga system pokok yaitu id, ego, superego. Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan teori yang dikemukakan oleh Abdul Azis Ahyadi yang menyatakan bahwa tingkah laku itu terdiri tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan motorik (1988:68). Dalam ini teori dari Abdul Azis Ahyadi sebagai pendamping teori Singmund Freund.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam sekripsi ini adalah teknik observasi yang menitikberatkan kajian psikologi sastra yang dilihat dari segi psikologi karya sastra. Subjek penelitian ini ialah novel Supernova Episode Akar. Objek penelitian ini ialah teks novel Supernova Episode Akar.
Dari pembahasan data hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa aspek kognitif Bong dan Kell lebih dominan. Hal ini dapat dilihat dari cara bereaksi kedua tokoh itu  yang lebih mementingkan pemikiran, inisiatif, kreatifitas dan pengamatanya. Peribadi itu dapat digolongkan kedalam pribadi yang al amarah karena keduanya cenderung mengikuti kebutuhan biologis dan hawa nafsunya. Tokoh Bodhi, Guru Liong dan Tristan yang lebih dominan adalah aspek afektifitasnya karena ketiga tokoh ini lebih mementingkan perasaan daripada emosinya. Peribadi Bodhi, Guru Liong, dan Tristan dapat digolongkan ke dalam peribadi yang al lawwamah.


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Bentuk prosa terbagi dalam tiga jenis, yaitu cerpen, novel, dan roman. Ketiganya memiliki perbedaab bebtuk. Namun pada hakikatnya perbedaan tersebut tidaklah mutlak, karena prosa mempunyai kesamaan, yaitu menceritakan gambaran kehidupan manusia.
Novel sebagai sebuah karya sastra menggambarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, alur, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya bersifat imajinatif.
Tokoh novel memiliki sesuatu dalam dirinya yang menggerakan jasad dan tingkah laku dalam berinteraksi dengan tokoh lain. Sesuatu itu disebut psikis atau jiwa. Jiwa adalah kekuatan dalam diri yang menjadi penggerak bagi jasad dan tingkah laku. Jiwa menumbuhkan sikap dan sifat untuk bertingkah laku. Demikian dekatnya fungsi jiwa dengan tingkah laku, fungsi jiwa dapat diamati pada tingkah laku yang tanpak.
Suatu ilmu yang mempelajari kejiwaan disebut psikologi. Dalam ilmu sastra psikologi juga dapat diterapkan untuk menganalisis suatu karya sastra (puisi, prosa, dan drama), karena pada hakikatnya tokoh yang menghidupi  suatu cerita pada karya sastra itu mempunyai kepribadian-kepribadian yang berbeda yang dimungkinkan dapat menimbulkan suatu pertentangan baik dengan tokoh lain, pribadinya sendiri, maupun dengan georgafis lingkunganya.
Novel Supernova Akar menceritakan konflik-konflik antar tokoh dan konflik batin tokoh.  Konflik antar Bodhi dengan Guru Liong yang sudah dianggap oleh orang tuanya dan konflik batin antara Bodhi dengan orang-orang Kmer Merah. Perjalanan hidup seorang anak yang bernama bodhi yang berprofesi sebagai tukang tato dan sering memberikan program orientasi pada anak-anak pank asuhan Bong. Dari hal-hal tersebut membuat bodhi kembali kemasa lalunya dengan segudang pengalaman.
Adapun dipilihnya judul “Analisis Psikologi Tokoh Novel Supernova Akar karya Dewi Lestari ” dengan alasan sebagai berikut.
1.    Novel Supernova Akar merupakan karya kedua Dewi Lestari sesudah Supernova Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh yang jadi 5 besar nominator Khatulistiwa Literaty Award 2001.
2.    Penulis merasa tertarik dengan aktivitas kejiwaan tokoh novel Supernova Akar karya Dewi Lesrati.
3.    Selain di dunia penulis, pengarang juga aktif di dalam dunia musik bersama trio vocal Rida, Rita, Dewi.
4.    Novel Supernova Episode Akar belum perah dikaji dengan pendekatan psikologis.
B.     Penegasan istilah
Skripsi ini berjudul “Tinjauan Pesikologis Novel Supernova Episode Akar Karya Dewi Lestari”. Untuk memperkecil perbedaan pemahaman terhadap judul sekripsi ini, penulis akan menguraikan satu persatu istilah yang digunakan dalam judul sekripsi ini. Istilah-istilah tersebutdipaparkan di bawah ini,
1.      Tinjauan Psikologis
                        Tinjauan psikologis adalah pengkajian karya sastra yang menekankan          pada segi-segi pesikologis. Dalam sekripsi ini penulis hanya mengkaji pada segi-segi psikologis karya sastra (tokoh-tokoh yang membangun suatu cerita).
2.      Novel Supernova Episode Akar
Novel Supernova Episode Akar adalah novel karya Dewi Lestari       (DEE) yang diterbitkan oleh Truedee Books tahun 2002, tebbal 210 halaman
3.         Dewi Lestari (DEE)
Dewi Lestari adalah pengarang dari novel Supernova Episode Akar, dia seorang sarjana Ilmu Politik dari jurusan Hubugan Internasional Universitas Katolik Parahyangan.
Jadi, judul sekripsi “Tinjauan Psikologis novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari (DEE)” berarti pengkajian atau penelaah karya sastra yang menekankan pada segi-segi pesikologis yang membangun sebuah cerita dalam novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari (DEE).
C.    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang hendak penulis jawab dalam penelitian  ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana aktivitas kejiwaan tokoh-tokoh dalam novel Supernova Akar?
2.      Apakah yang melatarbelakangi munculnya aktivitas kejiwaan tokoh-tokoh tersebut?
3.      Apakah ada hubungan antara keperibadian tokoh dengan aktivitas kejiwaan?
D.    Tujuan dan Kegunaan Penelitian  
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a.       Mengkaji aktivitas kejiwaan tokoh-tokoh dalam novel Supernova Akar;
b.      Mengkaji latar belakang munculnya aktivitas tokoh-tokoh tersebut;
c.       Menemukan hubugan antara kepribadian tokoh dengan aktivitas kejiwaan.
Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian dengan judul “Tinjauan Psikologis Novel Supernova episode Akar karya Dwei Lestari” adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengembangkan cara-cara analisis psikologis sebuah karya sastra (novel)
2.    Untuk menambah wawasan tentang tinjauan psikologis pada sebuah karya sastra (novel);
3.    Sebagai salah satu saran untuk memasyarakatkan karya sastra (novel) ditinjau dari segi psikologis, terutama di lingkungan pendidikan formal.
E.     Sistematika Skripsi
Skripsi yang akan dibuat oleh penulis terdiri dari lima bab. Pada bagian awal berisi halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, motto, persembahan, dan abstrak.
Bab I berisi pendahuluan yang menguraikan tentang alas an pemilihan judul, penegasan istilah, permasalahan, tujuan penelitian dan kegunaan, serta teknik analisis data.
Bab II berisi berlandasan teori yang berisi tinjauan pustaka dan kajian teoritis.
Bab III berisi metodologi penelitian yang meliputi subyek dan obyek penelitian, fokus penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian dan teknik analisis data.
Bab IV berisi uraian mengenai data yang diperoleh, mengulas, menguraikan dan mendiskripsikan hasil penelitian
Bab V berisi penutup yang mengulas tentang kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka
Lampiran














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORITIS

A.           Tinjauan Pustaka
Masalah analisis terhadap karya sastra yang telah dikaji adalah analisis strukturalisme ginetik, analisis sosiologi sastra, analisis realitas social dan analisis psikologi karya sastra. Masalah analisis strukturalisme genetik telah dikaji oleh misalnya: Supardi Djoko Damono, Faruk, Iswanto, dan sebagainya. Kajian yang dilakukan oleh Supardi Djoko Damono, Faruk, dan Iswanto baru sampai pada masalah yang bersifat umum. Selain itu Bejo (2001) telah melakukan kajian terhadap karya sastra dengan menggunakan pendekatan strukturalisme genetik.
Kajian terhadap segi sosiologis sebuah karya sastra sudah banyak dilakukan, misalnya oleh Supardi Djoko Damono (1978). Kajiannya ini juga masih bersifat umum dalam arti belum terfokus pada jenis karya sastra tertentu.
Wahyuningsih (1999) dalam mengkaji masalah sosial sudah lebih sepesifik. Kajianya mengambil judul “Kritik Sosial Dalam Novel Auk Karya Arswendo  Atmowiloto”. Yang menjadi pokok permasalahan dalam kajianya adalah kritik social yang terdapat dalam novel Auk karya Arswendo Atmowiloto.
Masalah analisis sastra yang lain adalah kajian dari psikologis, kajian ini menitikberatkan pada aspek kejiwaan sang tokoh yang menghidupi cerita. Kejiwaan ini dikaitkan dengan tingkah laku tokoh yang tampak.
Teori yang digunkan oleh Fitriani Susanti dan Wijatmoko adalah teori yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, yang mengatakan bahwa kepribadian manusia itu tersusun atas tigasistem pokok yaitu (1) id, (2) ego, (3) superego. Penelitian yang dilakukan FitianaSusanti (2000) dan Wijatmoko (1999) memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaannya adalah objek dari penelitian yaitu segi psikologis atau kejiwaan dari tokoh-tokoh yang menghidupi cerita. Data yang diambil oleh Fitriana Susanti dan Wijatmoko adalah deskriptif  kualitatif sama dengan penelitian yang akan dilakukan.
Adapun teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, selain menggunakan teori psikologinya Freud yang menyatakan bahwa kepribadian mnusia itu tersusun dari 3 sistem pokok yaitu (1) id, (2) ego, dan (3) superego, penulis juga menggunakan teori kepribadian Abdul Aziz Ahyadi sebagai bahan pijakan yang dikaitkan dengan agama. Abdul Aziz Ahyadi menggolongkan jiwa atau pribadi kedalam tiga macam yaitu (1) nafsu al amarah, (2) nafsu al lawwamah, dan (3) nafsu al muthmaimah. Selain itu Abdul Aziz Ahyadi juga memberikan penekanan  bahwa yang dipelajrai oleh psikologi bukanlah jiwa, tetepi tingkah laku manusia baik prilaku yang kelihatan maupun prilaku yang tidak kelihatan. Tingkah laku manusia dianalisis ke dalam tiga aspek yaitu (1) aspek kognitif (pengenalah) yang meliputi pemikiran ingatan hayalan, daya bayang, inisiatif, kreativitas, pengamatan dan pengindaraan, (2) aspek afektif (emosi/perasaan), dan (3) aspek motorik. 
Analisis dengan menggunakan pendekatan psikologis sudah dilakukan oleh beberapa orang, tetapi masih ada karya sastra yang belum dianaliis dengan pendekatan ini secara mendetail. Untuk itu, peneliti ini secara mendetail akan menganalisis novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari (DEE) dengan menggunakan pendekatan psikologis.  Dengan penelitian yang akan dilakukan tentu saja menggunakan objek, data dan permasalahan yang berbeda dengan penelitian terdahulu. Jadi, penelitian terhadap novel ini berbeda dengan kajian sebelumnya. 
B.       Kajian Teoritis
1.    Pengertian Novel
Novel adalah cerita berbentuk prosa yang cukup panjang dan mengangkat kehidupan sehari-hari. Masalah yang ingin ditampilkan novel lebih luas ruang lingkupnya, ia dapat mengungkapan seluruh episode perjalanan hidup tokohnya.
Kata novel berasal dari kata latin yaitu novellus. Kata novellus dibentuk dari kata novus yang berarti baru (Firdaus, 1986: 103). Perbedaan antara novel dan roman sudah tidak lagi dipersoalkan, karena mempunyai hakikat yang sama, yaitu gambaran kehidupan manusia.
Unsur pembangun novel terdiri atas dua macam, Waluyo (1990: 102) memberikan dua kriteria tersebut dari segi ekstrinsik dan segi intrinsik. Segi ekstrinsik novel meliputi keterkaitan atau pengaruh unsur-unsur di luar otonomi novel (karya sastra) itu terdiri (Tarigon, 1986: 98). Segi ekstrinsik meliputi pengaruh kejiwaan, pandangan hidup, system religi, idiologi, dan konsep dasar pemikiran pengarang, serta pengaruh dan lingkungan sekitar pengarang. Segi insterinsik novel terdiri atas tema dan amanat. Adapun aspek bentuk novel terdiri dari dua macam, yaitu bentuk dan isi.
Aspek isi novel terdiri atas isi dan amanat. Adapun aspek bentuk novel terdiri atas alur, latar, penokohan, sudut pandang, dan gaya bahasa. Dalam penelitian ini, penulis menerapkan segi insterinsi dalam membahas novel Supernova Akar karya Dewi Lestari.

2.    Cerita Rekaan
Cerita rekaan berarti cerita yang tidak benar-benar terjadi, cerita yang dibuat-buat, yang diakal-akalkan. Karangan yang biasa dimasukan kedalam jenis cerita rekaan ialah dongeng dengan berbagai jenisnya, cerpen dan novel (Firdaus, 1986: 120).
Namun setiap cerita rekaan, apapun bentuknya, selalu mengandung kebenaran, yakni kebenaran sebagaimana diyakini oleh pengarangnya. Kebenaran yang terdapat di dalam setiap cerita rekaan selalu berkaitan erat dengan keyakinan, pandangan, dan juga tujuan pengarang. Kehidupan yang tanpak atau ditampilkan oleh pengarang di dalam cerita merupakan kehidupan yang telah diwarnai dengan sikap hidup pengarang, latar belakang, pendidikan, keyakinan dan sebagainya. Jadi bukanlah kehidupan yang polos seperti adanya.
Sebelum istilah cerkan itu masyarakat, orang menyebutnya dengan istilah fiksi sebagai terjemahan dari fiction yang diartikan sebagai cerita yang tidak berdasarkan kejadian sesungguhnya. Sedangkan Baribin (1985: 43), menyebutkan sebagai karangan yang sendinya bukan kenyataan, melainkan khayalan. Khayalan yang terdapat di dalam ceriat rekaan adalah buah kerja imajinasi yang tak pernah lepas dari kesan dan pengalaman serta pengetahuan, sedangkan lamunan sifatnya kosong belaka, tak pernah mempunyai pijakan dan tujuan.
3.    Psikologi Sastra
Novel merupakan ragam sastar yang dibentuk oleh beberapa unsure, antara lain: tema, alur, latar, sudut pandang, dan penokohan. Tokoh dalam cerita adalah manusia. Walaupun ada tokoh cerita yang tidak berwujud manusia, tokoh tersebut masih bersifat manusiawi. Manusia memiliki jiwa sebagai penggerak bagi jasad atau tubuh. Manusia hidup memiliki unsure-unsur yang membuatnya bergerak, bertingkah, berinteraksi dengan manusia lain. Unsur-unsur tersebut antara menurut Suryabrata(1989: 74) adalah (a) jasad, (b) jiwa, (c) akal budi.
Jasad adalah tubuh manusia yang nyata terlihat. Jiwa adalah kekuatan dalam diri yangmenjadi penggerak jasad. Akal adalah kekuatan untuk mengubah dengan cara berfikir. Dari ketiga unsur tersebut, jiwa merupakan unsure yang dominan untuk menggerakan jasad. Jiwa menumbuhkan sikap dan sifat mendorong tingkah laku.
Suatu disiplin ilmu mengenai kejiwaan adalah psikologi. Psikologi secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu psyco dan logos. Istilah psikologi dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang jiwa atau limu jiwa. Psikologi dapat pula diartikan sebagai limu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hubungan-hubungan antar manusia (Soemanto, 1986: 10)
Sastra mempunyai keterkaitan dengan pesikologi. Wellek dan warren (terj. Melani Budianta, 1991: 90) menyatakan bahwa psikologi dalam sastra terdapat empat katagori, yaitu: (a)psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi, (b) psikologi sebagai studi proses kreatif, (c) psikologi karya sastra atau tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra (d) psikologi pembaca atau studi dampak sastra terhadap pembaca.
Psikologi sastra menitikberatkan objek kajiannya kepada manusia yang membangun karya sastra tersebut, antara lain pengarang, tokoh dalam cerita dan pembaca. Dalam hal ini, objek psikologi pengarang tidak penulis jelaskan karena hal itu terdapat pada proses kreatif pencipta.
Menurut Plato dalam Walgito (1992: 15) jiwa manusi terdiri atas tiga bagian, yaitu: logos (akal/pikiran), thumos (spirit), dan epithumid (nafsu). Akal adalah bagian jiwa yang berperan menemukan kebenaran dan kesalahan. Spitit adalah bagian jiwa yang berperan menggerakkan dan menjalankankeputusan-keputusan akal. Adapun nafsu adalah bagian yang terbentuk dari segenap kekuatan atau keinginan yang diakibatkan oleh bekerjanya fungsi-fungsi kepentingan organism, yaitu mendapatkan keenakkan dan menghindarkan diri dari ketidakenakan, tetapi dalam bentuk dan cara yang sesuai kondisi-kondisi dunia riil,sesuai dengan kenyataan, baik kenyataan benda-benda, maupun kenyataan nilai-nilai social.
Superego atau aspek sosiologis adalah kepribadian yang merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anak-anaknya, yang diajarkan dengan berbagai perintah dan larangannya. Superego lebih merupakan hal yang “ideal” daripada hal yang “riil”,, lebih merupakan kesempurnaan daripada kesenangan. Fungsinya yang utama adalah menilai tingkah manusia apakah suatu susila atau tidak susila, pantas atau tidak pantas, benat atau salah. Dengan pedoman ini, manusia dapat bertindak dalam cara yang sesuai dengan moral masyarakat. Superego berfungsi jika terjadi hubungan tiga hal berikut:
a.       Merintangi implus-implus id, terutama implus-implus seksual dan agresif yang pernyataanya sangat ditentang olrh masyarakat;
b.      Mendorong ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralities daripada yang realistis;
c.       Mengejar kesempurnaan.
4.    Teori Psikoanalisia freud
Freud membagi kepribadian manusia dari tiga system pokok, yakni: id, ego, dan superego (Calvin S. Hall & Gardner Linzey, 1993: 63-67).
a.    Id
                        Id adalah sebuah reservoir atau wadah dalam jiwa seseorang yang berisikan dorongan-dorongan primitif yang disebut primitive drives atau inner forses atau inner urger (soemanto, 1983: 63). Dorongan-dorongan primitif ini merupakan dorongan-dorongan yang menghendaki agar segera dipenuhi atau dilaksanakan. Kalau dorongan ini dipenuhi dengan segera maka akan tercapai perasaan senang. Oleh karena itu, adanya dorongan-dorongan primitifini, id selalu mengikuti pleasure principel, yaitu bertugas untuk secepatnya melaksanakan dorongan primitif agar tercapai perasaan senang (peleasure),tanpa mempedulikan akibat-akibatnya.
Calvin S. Hall & Gardner Linzey, (1993: 64) mengatakan bahwa id merupakan system kepribadian yang asli, id merupakan rahim tempat ego dan superego berkembang. Id berisikan segal sesuatu yang secara psikologi diwariskan dan telah ada sejak lahir termasuk insting-insting id merupakan reserfoir energy psikis dan menyediakan daya untuk menjalankan kedua sistem yang lain.
Abdul Azis Ahyadi (1988: 69) mengatakan bahwa id merupakn bagian dari kepribadian yang berhubungan erat dengan prinsip kesenangan atau pemuasan dorongan biologis yang segera tanpa memperhitungkan realitas.
Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa id adalah suatu dorongan yang ada dalam diri manusia yang bersifat primitifdan menuntut agar dorongan itu segera dilaksanakan untuk mendapatkan kesenangan. Id merupakan tempat ego dan superego berkembang. Selain itu, id juga merupakan wadah yang berisikan segala sesuatu yang bersifat psikologis, diwariskan, dan telah ada sejak lahir.



b. Ego
                        Calvin S. Hall & Hardner Lindzey (1993: 66) mengatakan bahwa ego disebut sebagai eksekutif kepribadian, karena ego mengontrol pintu-pintu tindakan memilih segi-segi lingkungan kemana ia akan memberikan respon, dan memutuskan insting-insting manakah yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya. Ego tidak terpisah dari id dan tidak pernah bebas sama sekali dari id. Peranan utama ego adalah menengahi kebutuhan-kebutuhan instingtif dari organism dan kebutuhan-kebutuhan lingkungan sekitarnya. Soemanto (1983: 64) mengatakan bahwa ego yang bertugas melaksanakan dorongan-dorongan yang berasal dari id, dan ego harus menjaga benar bahwa pelaksanaan dorongan-dorongan primitive ini tidak bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan-tuntutan dari superego. Aziz Ahyadi (1988:69) mengatakan bahwa ego merupakan bagian kepribadian yang timbul setelah manusia berhubungan dengan lingkungan, sehingga dasarnya adalah kenyataan.
                        Dari beberapa pendapat ahli psikologi di atas, dapat disimpulkan bahwa ego adalah eksekutif kepribadian yang berasal dari id, dan dalam melaksanakan dorongan-dorongan dari id tersebut ego harus menjaga agar tidak bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan-tuntutan dari superego. Selain itu, ego juga merupakan bagian dari id yang terorganisir yang hadir untuk memajukan tujuan id dan bukan mengecewakannya. Ego memiliki dasar kenyataan yang timbul setelah manusia berhubungan dengan lingkungan.
c. Superego                                         
                        Calvin S. Hall & Gardner Lindzey (1993: 67) mengatakan bahwa superego adalah wewenang moral dari kepribadian, ia mencerminkan yang ideal dan bukan yang real serta memperjuangkan kesederhanaan dan bukan kenikmatan. Perhatiannya yang utama adalah memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah. Dengan demikian ia dapat bertindak sesuai dengan norma-norma moral yang diakui oleh wakil-wakil masyarakat.
                        Fungsi pokok superego adalah (1) merintangi impuls-impuls id, terutama impuls-impuls seksual dan agresif, karena inilah impuls-impuls yang pernyataanya sangat dikutuk oleh masyarakat, (2) mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistis dengan tujuan-tujuan moralistic, (3) mengajar kesempurnaan, karena superego cenderung untuk menentang baik id maupun ego dan membuat dunia menurut gambarannya sendiri (Calvin S. Hall & Gardner Lindzey, 1993: 67-68)
                        Soemanto (1983: 64) mengatakan bahwa superego adalah system kepribadian dalam diri seseorang yang berisi kata hati atau conscience.         Abdul Aziz Ahyadi (1988: 69) mengatakan bahwa superego bagi kepribadian sebagai hasil perkenalan dengan norma social budaya, sehingga erat hubungannya dengan moral dan kebutuhan rohaniah.
                        Dari pendapat para psikologi di atas, dapat disimpulkan bahwa superego adalah bagian dari kepribadian yang mencerminkan yang ideal dan bukan yang realserta memperjuangkan kesempurnaan dan bukan kenikmatan. Superego bisa juga dikatakan sebagai system kepribadian dalam diri seseorang yang berisi kata hati yang erat hubungannya dengan moral dan kebutuhan rohaniah.
5. Penokohan
          Penokohan atau perwatakan ialah pelukisan mengenai tokoh cerita: baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa: pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinanya, adat istiadat, dan sebagainya.
                        Menurut Firdaus (1986: 78), watak pelaku dilukiskan oleh pengarang dalam dua cara yaitu: cara analitik dan cara dramatik, cara analitik adalah cara penguraian watak secara langsung oleh pengarang, baik sifatnya, sikapnya, maupun wataknya. Cara dramatik ialah cara pelukisan watak yang tidak langsung oleh pengarang.
               Menurut kedudukan dalam cerita, pelaku dapat dibedakan atas dua macam, yaitu pelaku utama dan pelaku kedua.
6. Latar atau Setting Novel
               Menurut Hudson, dalam Sukada (187: 61), latar merupakan keseluruhan lingkungan cerita, termasuk adat istiadat, kebiasaan, pandangan hidup. Latar disebut juga setting (Suharianto, 1982: 33), yaitu tempat atau waktu terjadinya cerita. Pendapat Semi (1988: 44) mengenai latar adalah setting cerita adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi. Selanjutnya Abrams dalam Made (1987:158) menyatakan bahwa dakam cerkan latar dapat dikategorika menjadi latar social, geografis, atau tempat, dan latar waktu. Nurgiyantoro (1998:89) membagi latar social dan latar material.           
7. Alur                                  
               Menurut Oermajati (1978: 94) berpendapat bahwa plot merupakan sebab akibat yang logis dari insiden. Adapun pendapat Brook dan Warren dalam Semi (1988: 77), plot ialah struktur gerak para pelakunya. Menurut Rampan (1982: 13), plot merupakan sebab akibat yang logis dari konflik batin para pelakunya (Sukada, 1987: 71). Adapun Semi (1988: 43) menyatakan bahwa alur merupakan suatu jalur tempat lewatnya rentetan peristiwa yang merupakan rangkaian pola tindak tandukyang berusaha memecahkan konflik yang terdapat di dalamnya. Selanjutnya Suharianto (1982: 28) menyatakan bahwa istilah lain untuk jalur ialah plot; yakni cara pengarang menjalin kejadian-kejadian secara beruntun dengan memperhatikan hukum sebab akibat sehingga merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh.
               Dilihat dari cara menyusun bagian-bagian plot tersebut, plot atau alur cerita dapat dibedakan menjadi alur lurus dan alur sorot balik (flash back). Di samping itu, ada pula cerita yang menggunakan kedua alur tersebut secara bergantian.                   
               Dari beberapa pendapat tentang alur tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa alur adalah rangkaian cerita yang merupakan sebab akibat yang logis dari konflik batin para pelaku dalam suatu cerita dan membentuk tahapan-tahapan peristiwa yang padu, bulat dan utuh.
8. Fungsi Structural Bagi Penelitian Psikologis Sastra
               Rene Wellek dan Austin Werren (1962: 81-81) menunjukkan empat model pendekatan psikologis, yaitu dikaitkan dengan pengarang, proses kreatif, karya sastra, dan pembaca. Meskipun demikian, pendekatan psikologis pada dasarnya berhubungan dengan tiga gejala utama, yaitu: pengarang, karya sastra, dan pembaca dengan pertimbangan bahwa pendekatan psikologis lebihbanyak berhubungan dengan pengarang dan  karya sastra. Apabila perhatian ditujukan pada pengarang maka model penelitiannya lebih dekat dengan pendekatan ekspresif, sebaliknya apabila perhatian ditujukan pada karya sastra, maka model penelitiannya lebih dekat dengan pendekatan objektif.
               Pendekatan objektif merupakan pendekatan yang terpenting sebagai pendekatan apa pun yang dilakukan pada dasarnya bertumpu atas karya sastra Itu sendiri. Organisasi atas keempat unsur itulah yang kemudian membangun struktur cerita yang disebut plot (Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna S.U,: 72). Jika dilihat dari pendapat tersebut di atas pendekatan psikologis taka akan berkembang tanpa pendekatan struktutral. Perdebatan structural menjadi acuan dalam kerangka pendekatan psikologis dalam pendekatan psikologis membahas tentang tokoh yang ada dalam novel, akan tetapi kita tidak akan tahu sifat dan sikap tokoh tanpa didasari pada setting alur, yang kesemuanya terdapat dalam pendekatan structural.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Objek Penelitian
                        Objek penelitian dengan judul “Tinjauan Psikologis Novel Supernova Episode Akar  Karya Dewi Lestari (DEE)” difokuskan pada aspek psikologis karya satra (tokoh-okoh dalam novel Novel Supernova Episode Akar) karya Dewi Lestari (DEE). Sebelum dikaji dengan pendekatan psikologis penulis akan terlebih dahulu mengkaji dengan pendekatan structural menurut A Teuww. Pendekatan structural digunakan supaya kita dapat mengetahui dengan jelas novel Supernova Episode Akar.
B.     Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data diperoleh (Arikunto, 1996:114). Dalam penulisa skripsi ini sumber data dalam penelitian ini berupa novel Supernova Episode Akar  karya Dewi Lestari terbitan tahun 2002, dicetak dan diterbitkan oleh Truedoe Books

C.    Teknik Pengumpulan Data
                        Dalam teknik pengumpulan data penelitian ini digunakan teknik observasi. Teknik observasi adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan membaca secara kritis dan teliti (Arikunto, 1999: 234). Teknik obsevasi dalam penelitian ini dilakukan dengan jalan membaca secara kritis dan teliti seluruh teks novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari. Selain itu penulis juga menggunaka teknik catat dalam melakukan penelitian. Teknik catat digunakan untuk mencatat data-data yang sudah terkumpul. Penulis juga menggunaka metode pustaka yakni dengan cara membaca buku-buka yang berkaitan dengan objek penelitian.


D.    Instrumen Penelitian
                        Alat bantu dalam penelitian ini adalah buku dan kertas pencata data. Buku pencatat data ini penulios gunakan untuk mencatat kutipan. Ikhtisar dari berbagai acuan yang ditulis sebagaimana adanya secara lengkap maupun tidak seluruhnya dikutip. Bahan yang dikutip itu dipilih sedemikian rupa terutama yang mungkin dioergunakan sebagai pencatat data penulis gunakan untuk membuat catatan yang khusus dating dari penyelidik sendiri sebagai reaksi terhadap suatu sumber yang dibaca. Reaksi ini dapat bersifat menambah atau menjelaskan catatan bacaan. Dapat pula krtik, uraian, komekntar dan lain-lain yang bersifat pribadi.\

E.     Teknik Analisis data
                        Peneliti yang penulis lakukan terhadap novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari merupaka penelitian kualitatif dengan teknik Content analisis atau analisis isi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi yang bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan kajian yang berupa menggambarkan atau mendeskripsikan dengan kata-kata atau bahasa mengenai informasi yang diperoleh dari suatu fenomena tertentu (Sudariyanto, 1999). Teknik ini diguanakan pada analisis psikologis novel Supernova Episode Akar berdasarkan teori Sigmund Freud. yang membagi kepribadian tmanusia tersusun dari tiga system pokok yakni: id, ego, dan superego. Dalam melakukan pembahasan penulis menggunakan teori kepribadian Abdul Aziz Ahyadi  sebagai pendamping teori Sigmund Freud.



BAB IV
PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN

A.    Penyajian Data
Sebelum mengungkap lebih jauh mengenai novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari penulis akan mencoba menyajikan data yang berhubungan dengan penelitian ini. Data tersebut meliputi:

1.      Aktivitas Kejiwaan Tokoh
                   Aktivitas kejiwaan tokoh dalam novel Supernova Episode Akar sangat beraneka ragam. Tokoh-tokoh ini mempunyai jiwa yang berbeda-beda. Penulis akan menampilkan aktivitas kejiwaan tokoh utama  pada novel Supernova Episode Akar yang meliputi:

a.       Bodhi
                        Kejiwaan bodhi sangat berubah-ubah. Namun pada dasarnya bodhi dapat menekan id dengan egonya. Akan tetapi pada suatu saat bodhi juga tidak dapat menekan idnya.
b.      Bong
            Kejiwaan Bong sangat menonjolkan emosinya. Ia tidak dapat menekan idnya dengan ego. Emosi Bong sangat tinggi. Dalam kehidupan Bong lebih mengutamakan emosinya daripada pemikirannya.
c.       Kell
                        Kejiwaan Kell sangat mirip dengan kejiwaan Bong, akan tetapi ia mempunyai pendirian yang kuat. Kell lebih mengutamakan emosinya daripada pemikiran. Kell bertemu dengan Bodhi di sebuah penginapan hingga akhirnya mereka bersahabat dan Kell mengajari Bodhi cara membuat tattoo.
d.      Guru Laong
Aktifitas kejiwaan Guru Laong sangat kental dengan nuansa keagaman. Guru Liong dapat menekan menekan emosinya.
e.       Tristan
Aktifitas kejiwaan Tristan sangat mudah goyah. Tristan sendiri adalah seorang petualang. Pada mulanya Tristan sangat membenci Indonesia tetapi pada saat berteman dengan Bodhi di GOLDEN            TRIAGLE. Ia justru sagat memuja Indonesia.
2.      Latar Belakang Aktifitas Kejiwaan Tokoh Utama
`                                   Latar belakang aktifitas kejiwaan Bodhi sangat dipengaruhi oleh agama yang pernah diabutnya. Hal ini disebabkan oleh kehidupan masalalu Bodhi yang dibesarkan di lingkungan vihara. Sejak kecil Bodhi dibesarkan di vihara sampai ia berumur 18 tahun. Bodhi sendiri diasuh oleh seorang Bhiksu yang lebih dikenal dengan Guru Liong.
3.      Hubungan antara kepribadian tokoh dengan aktifitas kejiwaan
                        Tokoh utama Bodhi dalam novel Supernova Episode Akar mempunyai hubungan dengan tokoh-tokoh tambahan lain. Bodhi sebagai tokoh utama mempunyai aktifitas kepribadian yang berbeda-beda dengan tokoh lain. Hubungan tersebut pun menimbulkan suasana yang berbeda pula. Hubungan tersebut meliputi hubungan Bodhi dengan:
a.       Bodhi dengan Bong
b.      Bodhi dengan kell
c.       Bodhi dengan Guru Liong
d.      Bodhi dengan Tristan

B.     PEMBAHASAN DATA
1.    Struktur Novel
              Sebelum membahas data penelitian berupa kajian psikologis novel Supernova Episode Akar, penulis akan mengemukakan terlebih dahulu penyajian data, yaitu struktur novel dan unsur psikologis novel (tokoh – tokoh) yang menghidupi cerita dalam novel Supernova episode Akar karya Dewi Lestari.
Penulis sebelum melakukan kajian pada masalah kejiwaan tokoh – tokoh novel Supernova terlebih dahulu melakukan analisis struktural novel tersebut. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu penulis dalam melakukan analisis novel Supernova episode Akar berdasarkan pendekatan dan untuk dijadikan awal pembahasan terhadap segi psikologis tokoh – tokoh yang ada dalam novel Supernova Episode Akar  karya Dewi Lestari (DEE).
a.       Alur dan Plot
Perlu diketahui bahwa alur sangat erat kaitannya dengan penokohan, sebab tanpa tokoh sebuah  cerita tidak akan berjalan. Selain itu, watak, sikap, dan  reaksi tokoh dala menghadapi suatu masalah yang akan menyebabkan peristiwa berjalan.
Plot dan alur yang digunakan oleh Dewi Lestari (DEE) dalam novel Supernova adalah alur maju. Hal ini dapat dilihat dalam perisrtiwa – peristiwa yang muncul dari awal cerita sampai akhir cerita, karena peristawa yang muncul berkaitan dengan peristiwa – peristiwa sebelumnya.
Novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari disusun dalam sususnan alur sebagai berikut.
Pertama – tama Dewi Lestari memperkenalkan tokoh Gio. Tokoh ini diperkenalkan dari larat belakang sosial yang lengkap.
Gio adalah seorang Arab berkewarganegaraan Indonnesia dengan darah campur aduk Ibu Tionghoa dan ayah Indo Portugal. Gio sangat menyayangi ibunya, walaupun Chaska bukan ibu asli Gio tetapi ia juga sangat menyayangi Gio begitu pula sebaliknya dan demi menemui Chaska, Gio bersama Paulo pergi ke Bolivia tempat tinggal Chaska.
Kedua, diawali dari perkenalan tokoh yang bernama Bhodi. Di sini juga  diperkenalkan tokoh Bodhi sampai detail. Ia adalah seorang yang berprofesi sebagai pengelola radio gelap khusus musik pun, dan seorang tukang tato.
Asal mula Bodhi bisa bertemu Bong. Awal Bodhi bertemu Bong adalah tiga tahun silam saat menonton pertunjukkan musik dan berkenalan di stesiun Bandung, saat itu rambut Bong masih bertanduk lima.  Saat itu pula Bodhi masuk dalam komunitas Bong. Lama kelamaan Bodhi makin akrab dengan Bong, bahkan Bodhi dipercaya oleh Bong untuk memberi progam orientasi bagi anak punk yang baru saja masuk menjadi anggota.
Ketiga, pengarang menceritakan bagaimana Bodhi memberikan progam orientasi pada anak – anak punk. Hal ini juga yang membawa Bodhi kembali ke masa lalunya yang penuh dengan suka duka. . Ceritanya itu, dimulai pada saat Bodhi masih kecil sampai pada kisah petualangannya ke penjuru dunia serta orang – orang yang dekat dengan Bodhi.
Keempat, pengarang mengembalikan setting cerita ke Jakarta di mana Bodhi kembali berkumpul dengan Bong, Nabil, dan Fadil. Hal itu dikembalikan setelah Bodhi bercerita panjang lebar tentang hidupnya kepada empat anak buah Bong yang baru saja masuk.
b.      Tokoh (Penokohan)
Tokoh dalam sebuah cerita dibagi dalam dua kategori, yaitu tokoh utama dan tokoh pembantu. Namun, tokoh – tokoh yang dideskripsikan perwatakannya secara rinci sebanyak 5 tokoh yaitu Bodhi, Kell, Guru Liong, Tristan, Bong. Tokoh – tokoh ini sangat dominan dalam novel.
1)        Bodhi
Bodhi adalah tokoh  utama dalam novel ini, ia seorang warga negara Indonesia yang beragama Budha, hal itu disebabkan karena sedari kecil ia dibesarkan di lingkungan vihara. Bodhi sndiri tidak tahu siapa orang tuanya karena ia ditemukan oleh Guru Liong dalam kotak kardus bekas yang diletakkan di bawah pohon.
Selama delapan belas tahun Bodhi debesarkan di lingkungan vihara, sampai pada suatubsaat dia memutuskan untuk pergi meninggalkan vihara. Selama dalam vihara Bodhi sering mengalami keanehan – keanehan  yang terjadi pada dirinya. Dan ia memutuskan untuk pergi meninggalakan vihara.
Setelah meningalkan vihara Bodhi memulai petualangannya sampai pada suatu saat ia bertemu dengan Kell dan diajarinya Bodhi cara membuat tato.          
Beberapa lama Bodhi berpisah dengan Kell, ia berusaha mencarinya sampai ke Thailand namun dalam perjalanan Bodhi kehabisan uang sehingga ia menjadi pekerja menjadi pemetik bunga ganja di Laos.
Sampai pada akhirnya Bodhi dapat menemukan Kell di Kamboja, tepatnya di daerah Pailin.Setelah nmeninggalkan Kamboja, ia pergi dengan tujuan Bandung. Di perjalanan ia bertemu dengan Bong, sehingga keduanya menjadi akrab.
2.      Bong
Bong adalah ketua geng yang membangun Punk Scane. Mereka sangat menghargai Bong karena kecerdasannya dan ide -  ide dalam pikirannya.
Bong menjadikan Bodhi sebagai guru. Bodhi sering dijadikan pedoman bagi Bong unyuk melalukan progam orientasi bagi pengikut Bong yang masih baru.
3.      Kell
Kell merupakan tokoh tambahan dalam novel Supernova Akar ini. Dia berwatak datar. Kell adalah seorang tukang tato. Di tubuhnya penuh tato dengan 617 simbol yang dirajahkan ulang ke tubuh orang – orang yang ditemuinya selama hidup.
2)        Guru Liong
Guru Liong merupakan tokoh tambahan dalam novel Supernova Akar ini. Dia berwatak datar. Dia adalah seorang biksu dan tinggal di vihara. Guru Liong adalah orang membesarkan Bodhi dari bayi sampai umur delapan belas tahun. Setelah itu dia mengizinkan Bodhi pergi untuk mencari kesejatian.
3)        Tristan
Tristan adalah tokoh tambahan yang mempuanyai watak bulat. Dia adalah seorang petualang dari Australia.  Ketika Tristan datang ke Thailand, dia melihat sebuah upacara di vihara. Setelah itu dia ikut meditasi dan tiba – tiba dia ingin mejadi Bhiksu. Tristan kemudian menjadi gundul. Dia juga melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Tristan juga pernah bekerja di tempat pemetikan mariyuana denang Bodhi.
c.       Latar (setting)
Latar atau setting adalah tempat atau tumpuan untuk peristiwa terjadi.  Latar tidak hanya menunjk pada tempat dapat pula menunjuk pada waktu, status sosial, dan budaya.
Latar atau setting yang terdaat dalam novel Supernova episode Akar adalah sebagai berikut:
1)        Latar Tempat
Latar tempat yang terdapat dalam novel Supernova (Akar) antara lain Indonesia  (Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan (Belawan), Thailand (Bangkok, Hua Lamphong, Yaowaraj), Laos (Vientiane, Vang Vieng, Luang Prabang, Sungai Nam Song, Golden Triangel, Huay Xia), dan kamboja (Pailin).
a)      Jakarta
                        Jakarta adalah tempat dimana Bodhi berada dan melakukan aktifitas bersama teman – temannya.
b)      Bandung
Bandung adalah tempat dimana Bodhi pertama kali bertemu dengan Bong.
c)      Surabaya
                        Surabaya adalah tempat dimana Bodhi ditemukan dan dibesarkan ole Guru Liong di sebuah vihara.
d)     Medan
                        Medan tepatnya di Belawan adalah tempat dimana Bodhi akan melakukan perjalanan menuju Thailand.
e)      Bangkok
Bangkok adalah tempat pertama Bodhi dalam mencari kesejatian dirinya..
f)       Hua Lamphong
                        Hua Lamphong adalah salah satu stasiun kereta api di Thailand. Saat itu Bodhi akan pergi ke Laos menaiki kereta api.
g)      Golden Triangel
Golden Triangel merupakan tempat ladang ganja, dimana Bodhi bekerja sebagai pemetik mariyuana setelah ia kehabisan uang.
2)      Latar Waktu
Latar waktu dalm novel Supernova Akar , terjadi pada pagi, siang, sore, dan malam hari. Latar waktu menunjuk pada pada waktu di mana certa itu berlangsung.
“Guru Liong menemukan saya di halaman depan vihara subuh – subuh dua puluh tahun yang lalu.”
(Supernova Akar, 2002:30)

“Feri sungai itu berangkat pukul sembilan pagi.”
(Supernova Akar, 2002:96)

“BLAM! Dua puntu besar terbuka menghantam tembok. Silau matahari redam seketika oleh gelap ruangan.”
(Supernova Akar, 2002:145)

“Pada sore yang mendung tapi tikad hujan – hujan ini, empat anak dududk di depan ku.”
(Supernova Akar, 2002:27)
“Satu malam, sebelum tidur, Jun dan Clark sudah siap dengan posisinya masing – masing.
(Supernova Akar, 2002:68)

3)        Latar Sosial
Latar sosial yang ada dalam novel Supernova Episode Akar antara lain: seorang mahasiswa, seorang Bhiksu, seorang penyiar radio, dan seorang anak jalanan.
a)    Seorang Mahasiswa
    Dalam novel Supernova Episode Akar, latar sosial seorang mahasiswa diperankan oleh tokoh Nabil dan Fadil.
b)   Seorang Biksu
   Dalam novel Supernova Episode Akar, latar sosial seorang Bhiksu diperankan oleh tokoh yang bernama Zang Ta Long atau yang sering disebut Guru Long.
c)    Seorang Penyiar Radio
   Dalam novel Supernova Episode Akar, latar sosial seorang penyiar radio diperankan oleh tokoh utama yang bernama Bodhi.
d)   Seorang Anak Jalanan
   Tokoh Bong dalam novel Supernova, identik sekali dengan dunia anak jalanan.
d.      Tema
Melalui jalan ceritanya, tema sebuah cerita dapat ditemukan. Tema novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari (DEE) adalah perjalanan hidup seorang pemuda yang mencari kesejatian diri. Hal tersebut dapat dilihat dari perjalanan hidup dari tokoh Bodhi yang mencari kesejatian hidupnya.
1.         Aspek Psikologi Tokoh – Tokoh Novel Supernova Episode Akar
Dalam aspek psikologi yang disoroti adalah tingkah laku tokoh utama novel Supernova episode Akar karya Dewi Lestari (DEE). Yang dimaksud dengan tokoh utama adalah tokoh – tokoh yang berperan penting dalam membingkai cerita ini yang antara lain sebagai berikut.
a.    Bodhi
Aspek psikologi Bodhi sebagai salah satu tokoh utama novel Supernova episode Akar tumbuh dan berkembang diikuti dengan perkembangan tingkah lakunya. Bodhi adalah seorang anak yang dibesarkan si lingkungan vihara, ia beragama Budha. Kehidupan di vihara sangat mempengaruhi jiwanya. Karena dibesarkan di lingkungan vihara, Bodhi sangat mendalami agamanya, apalagi setelah Bodhi merasa ada keanehan – keanehan dalam dirinya, ia semakin dekat dengan Tuhannya .
Namun, ternyata di luar dugaan, keanehan – keanehan itu tetap saja datang menyiksa dirinya. Akhirnya iman Bodhi pun goyah, sehingga ia memutuskan pergi meninggalkan vihara. Perjalanan Bodhi pada mulanya ingin mencari kesejatian diri. Namun hal itu justru membuat siksaan – siksaan aneh selama dalam vihara menjadi hilang.
Psikologi Bodhi selalu berudah-ubah. Kadang – kadang ia sangat kuat dengan pendiriannya, tetapi kadang-kadang ia juga mudah goyah. Bodhii pada dasarnya sudah dilandasi pada jiwa agama. Namun pada saat-saat mendesak ia pun mau melakukan apa saja untuk dirinya. Ketika dalam perjalanan ia kehabisan uang. Bodhi bekerja di perkebunan Mariyuana, bahkan Boedhi menghisap mariyuana demi teman-temannya.
                        Walaupun tubuh boedhi agak cacat yaitu pada bagian kepala, hal itu tidak membuat boedhi minder. Ia justru menjadikan hal itu menjadi satu anugrah yang berharga. Pada saat ia berada dalam cengkraman tentara Khmer di Kamboja. Boedhi demi menolong orang yang telah menolongnya ia rela bertarung dengan seorang petarung yang tinggi dan besar. Boedhi merasa dapat mengintimidasi dengan keanehan pada bentuk kepalanya.
                        Karena pada dasarnya psikologi bodhi adalah psikologi yang beragama pada saat ia kembali ke indonesia dan bertemu Bong (seorang punk scane) dan bodhi melebur dengan mereka dan berperan sebagai tukang tatto. Namun tuga bodhi bertambah, ia diberi kepercayaan oleh bung untuk memberi suatu program orientasi bagi anak-anak punk yang baru masuk. Ketika bodhi melakukan tugas ia tidak lupa melakukan ritual dalam agamanya.
                        Berdasarkan data-data di atas dapat ditarik simpulan bahwa psikologi bodhi termasuk psikologi superego. Bodhi dapat menekan idnya sehingga tidak dimunculkan ke dalam bentuk emosi.
b.   Bong
                        Kejiwaan Boong sangat dipengaruhi oleh prinsip kemerdekaan. Ia berpaham ANARKI. Bong adalah seorang anak jalanan yang membangun sebuah punk scane (suatu wadah bagi anak-anak punk untuk berkumpul dengan teman-temannya. Walaupun Bong seorang anak jalanan. Ia adalah orang yang bertanggung jawab. Bong adalah orang yang telaten. Walaupun ia seorang ketua geng namun terhadap anak buahnya dia tidak pernah berlaku semena-mena.
                        Aspek psikologi Bong terus tumbuh dan berkembang. Dalam diri Bong aspek kognitifnya lebih dominan. Ia mengaku bahwa dirinya adalah penganut sistem rizhoma. Ia selalu menghubung-hubungkan teori anarki dengan kenyataan hidup sehari-hari. Bong menjadi tokoh punk scane yang lebih mengutamakan kebersamaan. Bong sendiri beraggapan bahw a punk itu filosofi. Punk scane yang ia bangun adalah reaksi politisinya terhadap cenut marut politik yang membuat ia muak.
                        Pendirian Bong sangat kuat. Walaupun dalam keadaan kepepet ia tidak mau melakukan hal yang bertentangan dengan falsafah hidupnya.
                        Berdasarkan terhadap pembahasan aspek psikologis tokoh Bong diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa aspek afektif Bong lebih dominan. Hal ini dipengaruhi oleh kesukaannya menjadi anak jalanan.
                        Dilihat dari data dalam cerita tentang Bong dapat disimpulkan bahwa pribadi Bong yang al amarah sebab ia melakukan protes terhadap kehidupan dunia dengan caranya sendiri. Ia mempunyai aturan sendiri yang kadang-kadang merugikan orang lain. Ia mau mencuri walaupun di toko-toko orang kapitalis. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi Bong adalah psikologi al-amarah. Bong tidak dapat menekan idnya dengan ego sehingga idnya lebih cenderung menguasai jiwanya.
c.    Kell
                        Aspek psikologis Kell tumbuh dan berkembang sesuai dengan aspek kepribadian pada dirinya. Ia adalah seorang yang tampan, yang banyak disukai oleh wanita. Kell menganut seks bebas. Ia dapat dengan mudah menikahi seseorang. Ia tidak pernah membiayai istri-istrinya akan tetapi mereka yang membiyai hidup Kell. Perkembangan jiwa Kell dipengaruhi oleh masa lalunya. Ia pernah hilang dan ditemukan kembali dengan tubuh penuh tatto. Walaupun hidup Kell adalah seorang penato, tetapi ia tidak mencari uang dengan tattonya. Coba perhatikan kutipan berikut
                        Dalam tubuh Kell terdapat 617 simbol. Karier Kell pun hanya terbatas pada 617 simbol tersebut. Kell berharap Bodhi mau melengkapi menjadi 618 simbol yang terakhir. Hingga pada akhirnya Kell mengajari cara menato yang baik.
                        Dalam kehidupan sehari-hari Kell bersifat boros. Ia suka menghambur-hamburkan uang. Namun ia sangat sayang kepada temannya Bodhi. Kell dan Bodhi bersahabat baik. Bodhi bersenang-senang.
                        Pada suatu ketika Kell berpisah dengan Bodhi pada saat itu Bodhi mencarinya. Sampai pada akhirnya mereka bertemu di kamboja. Pertemuan mereka sungguh tidak terduga karena mereka bertemu saat keadaan berbeda.
                        Dari cerita novel Supernova mengenai diri Kell penulis dapat menyimpulkan bahwa Kell termasuk manusia yang memiliki pribadi yang al-amarah, sebab ia mengutamakan nafsu yang tertuju pada kegiatannya sebagai tukang tatto.           Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Kell tidak dapat menekan idnya dengan ego. Kepribadian Kelll cenderung menuruti hawa nafsunya. Kepribadian Kell sebagai makhluk superego tidak dapat dimunculkan karena idnya cenderung menguasai dirinya.
d.   Guru Liong
                        Guru Liong adalah seorang yang mempunyai watak penyabar. Ia adalah seorang Bikshu. Guru Liong bukan orang asli Indonesia. Ia adalah seorang emigran yang mengabdi Vihara Pit Yong Kiong, daerah lawang. Guru Liong memounyai nama asli Zang Ta Long namun ia lebih akrab dipanggil Guru Liong. Guru Liong sangat tekun dan sabar dalam mengasuh Bodhi  ini membuktikan bahwa hawa nafsunya masih dikalahkan dengan pribadinya. Jadi jiwa Guru Liong dapat digolongkan ke dalam pribadi yang al mutmainah.
                        Jiwa Guru Liong sangat Kental denegan nuansa keagamaan. Guru Liong pernah memimpikan kedatangan Bodhi, akan tetapi dia juga memimpikan akan kepergian Bodhi. Hingga pada suatu saat Bodhi mohon izin untuk pergi dari Vihara Guru Liong pun mengijinkan. Aspek psikologis Guru Liong terus bertambah dan berkembang. Aspek kognitif Guru Liong terlihat ketika memberikan petunjuk pada Bodhi agar membaca mantra agar segala siksaan dalam tubuhnya hilang. Sedangkan aspek afektif terlihat saat dirinya merelakan kepergian Bodhi dari vihara, bahkan tanpa sepengetahuan Bodhi, Guru Liong telah mempersiapkan semuanya. Sedangkan aspek motoriknya terlihat pada saat bahwa ia harus menyimpan rahassia bahwa ia memimpikan kepergian Bodhi walaupun pada akhirnya ia mengatakan pada saat Bodhi akan pergi.
                        Dari pembahasan mengenai tokoh Guru Liong dalam Novel Supernova dapat diambil kesimpulan aspek kepribadian tersebut dapat digolongkan kepribadian yang al mutmainah. Dari data diatas dapat disimpulakan bahwa Guru Liong dapat menekan  idnya dengan ego. Sehingga watak yang muncul pada dirinya adalah superego.Hal ini dipengaruhi oleh jiwa Guru Liong yang sangat kental dengan nuansa keagamaan.
e. Tristan
                        Tristan adalah seorang petualang. Aspek psikologis Tristan sebagai seorang petualang tumbuh dengan perkembangan pribadinya. Pada dasarnya psikologis tristan adalah psikologi lawwamah. Ini terbukti ketika ia pertama kali bertemu dengan Bodhi. Ia memberi Bodhi sebuah buku yang tak mungkin dapat di beli oleh bodhi, dan buku itu sebenarnya sangat berguna buat Bodhi.
                        Tristan bertemu Bodhi pada saat mereka sama-sama mau ke Thailand. Setelah itu mereka berpisah. Sekian lama telah berpisah akhirnya mereka dipertemukan kembali dalam situasi yang sangat menyulitkan. Tristan dan Bodhi sama-sama kehabisan uang, hingga akhirnya mereka bekerja di perkebunan mariyuana. Namun pada pertemuan ini pribadi Tristan sudah sangat berbeda, ia menjadi seorang pemeluk budha.
                        Dari pembahasan di atas bahwa penulis dapat menyimpulkan bahwa aspek kognitif terlihat pada waktu ia berfikir untuk mencari kesejatian dengan cara menjadi petualang. Aspek afektif Tristan terlihat ketika ia tak sabar ingin  menginjakan kaki ke Nepal. Sedangkan aspek motoriknya tampat pada saat ia bersungguh-sungguh dalam mempelajari agama Budha. Berdasarkan aspek kepribadian tersebut di atas Tristan digolongkan dalam pribadi yang al lawamah. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Tristan dapat menekan idnya dengan egonya. Tristan memunculkan sifat superego yang lebih mementingkan pemikiran daripada hawa nafsunya.
2.      Hubungan Antara Kepribadian Tokoh Dengan Kejiwaan
     Hubungan ini meliputi tingkah laku tokoh utama dengan tokoh lain. Sebagai tokoh utama Bodhi mempunyai tingkah laku yang berbeda dengan tokoh yang lain. Hubungan itu antara lain.
a.         Bodhi dengan Bong
          Hubungan antara Bodhi dengan Bong adalah sebagai sahabat dekat. Mereka bertemu dalam sebuah pertunjukan musik di Bandung. Bong membangun sebuah Punk Scane dan Bodhi berperan sebagai tukang tato serta pengelola radio gelap khusus musik punk.
          Walaupun Bodhi berhubungan dengan Bong yang cenderung mementingkan idnya tetapi Bodhi sama sekali tidak terpengaruh. Bodhi tetap menjadi makhluk superego yang tidak mementingkan emosinya. Bodhi dengan Kell
          Hubungan Bodhi dengan Kell terjalin sangat erat. Bodhi banyak belajara dari Kell. Dalam hubungan ini psikologi Bodhi pun berubah. Pada mulanya Bodhi dapat menekan idnya, akan tetapi dengan Kell ia tidak dapat menekan seluruh idnya. Emosi Bodhi pun agak menanjak. Hal itu disebabkan oleh kepribadian Kell yang cenderung emosional. Kepribadian Kell sangat berpengaruh terhadap diri Bodhi.
          Dari kutipan diaatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian Kell sangat berpengaruh bagi munculnya emosi Bodhi.
b.      Bodhi dengan Guru Liong
          Hubungan psikologi Guru Liong sangat mempengaruhi perkembangan psikologi Bodhi. Guru Liong banyak mengajarkan Bodhi arti kehidupan. Guru Liong juga mengasuh Bodhi dari kecil. Bodhi sangat berpengaruh terhadap kepribadian Guru Liong. Guru Liong sendiri adalah orang yang bisa menekan emosinya. Guru Liong juga mengajarkan Bodhi bagaimana menghadapi kehidupan.
c.       Bodhi dengan Tristan
          Psikologi Tristan tidak banyak berpengaruh dalam perkembangan Bodhi. Hal ini disebabkan oleh hubungan Bodhi derngan Tristan yang hanya sebentar. Keduanya bertemu dalam suasana yang berbeda pula. Bodhi sendiri tidak terpengaruh dengan kehidupan Tristan seorang petualang.
          Bodhi bertemu dengan Trisatan pada saat akan pergi mengembara dan ia bertemu lagi di GOLDEN TRIAGLE setelah sama-sama menjadi pemetik mariyuana. Pribadi Trisnan sendiri tidak mempengaruhi psikologi Bodhi.





























BAB V
PENUTUP
A.    SIMPULAN
1.      Dari pembahasan di struktural tentang novel Supernova Episode Akar dapat disimpulkan bahwa aspek struktural novel tersebut meliputi : alur atau plo, tokoh (penokohan), latar (setting) dan tema.
2.      Aspek Psikologis pada diri Bodhi, Guru Lion dan Tristan lebih mementingkan aspek kognitif ternyata memiliki ego yang kuat sedangkan tokoh Bong dan Kell memiliki aspek afektif dominan. Bong dan Kell lebih kuat aspek superegonya. Aspek kognitif dominan ternyata memiliki id yang kuat. Pribadi tokoh utama Bodhi termasuk pribadi yang al lawwamah sebab tokoh tersebut cenderung tidak mengikuti hawa nafsunya. Tokoh Guru Liong juga termasuk dalam pribaddi yang al lawwamah. Sedangkan untuk tokoh Kell dan Bong termasuk tokoh pribadi yang al amarah.
3.      Hubungan antara Psikologi Bodhi dengan Tristan dengan Guru Liong sangat mempengaruhi terhadap superego Bodhi. Sedangkan hubungan psikologi antara Bodhi dengan Bong, Bodhi dengan Kell berpengaruh terhadap idnya.








DAFTAR PUSTAKA
Amminudin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: CV. Sinar Baru
Atmaja, Jiwa. 1986. Notasi Tentang Novel dan Semiotik Sastra. Ende: Nusa Indah
Aziz, Ahyadi, Abdul 1987. Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pncasila.           Bandung: Sinar Baru
Baribin, Raminah. 1987. Kritik dan Penilaian Sastra. Semarang: IKIP Semarang Press
Bejo. 2001. “ Analisis Strukturalisme Genetik Novel Saman Karya Ayu Utami dan            Kemungkinanannya Sebagai Bahan Pengajaran di SMU”. Skripsi: Universitas     Muhammadiyah Purworejo.
Daniel L, Pals. 2001. Seven Theoris of religion. Yogyakarta: Qalam
Dirgagunasa, Singgih. 1978. Pengantar Psikologi. Jakarta: Gramedia
Keraf, Gorys. 1984. Komposisi. Jakarta: Gramedia
Kismoyo, Emayke. 2005. “Kajian Sosiologis Novel Supernova AKAR kaya DEE”.             Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Kutha Ratna, Nyoman. 2004. Teori, metode, dan teknik penelitian sastra.    Yogyakarta:    Pustaka Pelajar
Lestari, Dewi. 2001. Supernova (Ksatria) Puteri dan Bintang Jatuh. Bandung: Truedee Books
……2002. Supernova Akar. Bandung: Truedee Books
Liswiyanti. 2002. “Tinjauan Psikologis Novel Supernova Episode Ksatria, Putri Dan          Bintang  Jatuh Karya Dewi Letari (DEE)”. Skripsi: Universitas       Muhammadiyah Purworejo
Puji Rahayu, Tri Yogani. 2002. “Realitas Sosioal Novel Supernova”. Skripsi           Universitas Muhammadiyah Puworejo
Ruth, Berry. 2001. Seri siapa Dia? Freud. Jakarta: Erlangga 
Subroto, Edi. 1992. Pengantar Metode Peneliatan Linguistik Struktural. Surakarta:             Sebelas Maret University Press.
Sugihastuti dan Suharto, 2002. Kritik Sastra Feminis: Teori dan aplikasinya.           Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susanti, Fitriana. 2000. “Segi Psikologis Tokoh Utama Novel Tanah Baru Tanah Air         Kedua karya NH Dini dan pengajarannya di kelas 2 SMU”. Skripsi        Universitas Muhammadiyah Purworejo
Tim. 2001. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: PT. Hanidita Graha Widya
Universitas Muhammadiyah Purworejo. 2002. Pedoman Penulisan Skripsi. Purworejo. UMP
Wellek, Rene & Austin Werren. 1990. Teori Kesustraan (di terjemahkan oleh Melani Budianto ). Jakarta: Gramedia








IDENTITAS BUKU

Judul                           : Supernova; Akar
Penulis                         : Dewi “Dee” Lestari    Simangunsong
Jenis                            : Fiksi
Penerbit                       : Truedee Books
Cetakan Tahun            : Cetakan I  Oktober 2002
Tebal Buku                  : 221 Halaman
Panjang Buku              : 21cm
Lebar Buku                 : 13,5 cm
          RIWAYAT KEPENGARANGAN
Dewi Lestari Simangunsong yang akrab dipanggil Dee ( lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 Januari 1976; umur 36 tahun) adalah seorang penulis dan penyanyi asal Indonesia. Dee pertama kali dikenal masyarakat sebagai anggota trio vocal Rida Sita Dewi. Ia merupakan alumnus SMA Negeri 2 Bandung dan lulusan Universitas Oarahyangan, jurusan Hubungan Internasional. Sejak menerbitkan novel Supernova yang popular pada tahun 2001, ia kemudian dikenal luas sebagai novelis.
Sukses dengan novel pertamanya yang berjudul “Supernova; Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh”, Dee meluncurkan novel keduanya, Supernova Dua berjudul “Akar” pada 16 Oktober 2002. Novel ini  sempat mengundang kontroversi karena dianggap melecehkan umat Hindu. Umat Hindu menolak dicantumkannya lambing OMKARA/AUM yang merupakan aksara suci BRAHMAN Tuhan Yang Maha Esa dalam Hindu sebagai cover dalam bukunya. Akhirnya disepakati bahwa lambing OMKARA tidak akan ditampilkan lagi pada cetakan kedua dan seterusnya.

          SINOPSIS NOVEL
Talita Luna, Kesejatian hidup ada pada batu kerikil yang tertendang ketika kau melangkah menyusuri jalan. Kesejatian hidup ada pada selembar daun kering yang gugur tertiup angin. Kesejatian hidup ada air susu ibu yang yang merelakan putting payudaranya diisap oleh bayi manapun. Di Vihara Pit Yong Kiong, Pasuruan, di pelabuhan Belawan, di Penang, di Bangkok, di Laos, di Golden Triangle, di Cambodia, di Bandung, dimanapun kau hidup.
Tapi, dia mungkin tak terlihat pada arus politik yang menyudutkanmu pada pilihan kedigdayaan. Dia menyembunyikan diri dari teriakan- teriakan yang menggemakan perubahan. Kesejatian hidup tak memerlukan perubahan, namun juga tak menampiknya. Dia rebah pada semua kesederhanaan yang ada di sekelilingmu. Maka, carilah, dan kamu akan mendapatinya. Ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Mintalah, maka kau akan diberi.
Demikianlah Dewi Lestari mewakilkan sebuah upaya pencarian kesejatian hidup pada seorang tokoh bernama Bodhi. Seorang bayi yang di suatu pagi tergeletak di pintu Vihara. Dipungut, diasuh, dan dididik oleh seorang Pandita, Guru Liong. Merasa bahwa karma pada hidup masa lalunya sangat berat. 18 tahun dididik dengan ketat, termasuk penguasaan terhadap sebuah ilmu bela diri, Bodhi mengalami penyempurnaan bathin. Pemurnian spirit. Termasuk sejumlah pengalaman uniknya yang "merasa" menjadi ulat, tikus got, kucing, dan sapi.
18 tahun adalah waktu yang cukup, dan Bodhi mohon pamit. Bersama serombonga pendeta Buddha, Bodhi menyeberang ke Sumatera dan memutuskan menetap didaerah Belawan. Tanpa KTP, tak juga faham mengenai asal usul dan tanggal kelahirannya. Bekerja tiga bulan, mendapat upah, dan dibantu oleh Ompu Berlin untuk mendapatkan sejumlah dokumen identitas termasuk paspor, Bodhi menyeberang ke Penang. Disana dia bertemu dengan sejumlah backpackers yang kemudian "memberi" arah perjalanan berikutnya: Bangkok.
Bangkok surga bagi para backpackers. Ratusan pengelana dari mancanegara tumpah di sana. Bodhi tinggal di semua rumah penginapan Srinthip bersama sejumlah backpakers multi etnis. Penghuninya datang dan pergi. Masuklah Kell, seorang lelaki tampan, peranakan Irlandia dan Mesir. Lelaki tertampan yang mungkin pernah ada di bumi ini yang mempunyai tugas kehidupan untuk membubuhkan 617 tatto pada 617 orang untuk membuat dirinya menyongsong kemerdekaan paripurna setelah orang ke-617 membubuhkan tato yang ke-618 ketubuhnya. Lelaki yang kerap menyenandungkan Eye in The Sky-nya Alan Parson Project. Kell kemudian mengajarinya tattoo. Lalu, jadilah Bodhi seorangtattooist dan menjadikan itu sebagai cara untuk mendapatkan uang bagi biaya hidup sehari-hari.
Seorang backpacker perempuan bernama Star, berasal dari Hollywood, peranakan Eropa Timur dan Timur Tengah masuk dan menginap di Srinthip. Perempuan cantik dan tercantik yang pernah dilihat Bodhi. Perawakan tubuhnya sempurna. Perempuan inilah yang memperkenalkan dirinya dengan sebuah perasaan lain yang belum pernah dia rasakan sepanjang hidup. Star minta Bodhi mentattoonya tepat di payudara.Dan bergetarlah kulit semesta. Bergerolalah gelombang samudera. Erangan kesakitan Star sewaktu ditattoo adalah hasrat dedaunan yang mendambakan sapuan sinar matahari. Waktu berlalu dan mereka berpisah.Entah kenapa.
Bodhi meneruskan pencarian kesejatiannya. Star seolah menggenap kesempurnaan tattoonya dan pergi menyongsong kelana berikut. Keterserakan yang tak menyenangkan. Tapi hidup adalah keping-keping misteri yang baru terbuka setelah rebah sepenuhnya. Bodhi membiarkan semesta menuntun perjalanan selanjutnya. Bertemu dengan lelaki tua pengasuh Bob Marley, yang mengumandangkan reggae seolah cuma itu yang ada di bumi dan kahyangan. Bertemu kembali dengan Tristan, backpacker yang ditemuinya pertama kali di Penang. Mereka berdua bekerja di ladang ganja di Golden Triangle dengan upah USD 700 per minggu. Sekian bulan di sana Bodhi memiliki cukup uang untuk melanjutkan kembara berikutnya. Pulang ke Srinthip didapatinya Kell sudah tak ada. Ah, lelaki yang telah memberinya keceriaandan sebuah warna baru.
Rasa kangennya memuncak. Diputuskannya untuk pergi mencari Kell. Tak ada petunjuk. Tak ada berita. Dan dia pergi. Suara semesta dan kerinduannya adalah dua buah kompas sejati yang dia percaya akan mengantarkannya tepat waktu - tepat arah kepada Kell. Bodhi terdampar di sebuah pertarungan antar manusia ala Golden Triangle ditonton oleh ribuan petaruh. Diadu secara barbar di atas ring melawan gladiator raksasa. Pertarungan dahsyat dengan menggunakan sejumlah jurus wushu yang mendebarkan pun digelar.
Perjalanan itu begitu panjang dan melelahkan. Menembus belukar di antara desingan peluru. Menyusuri daratan ranjau. Disana dia betemu Epona, gadis penakluk ranjau. Disana pula ia bertemu kembali dengan Kell. Lalu, pada sebuah kunjungan ke lokasi ranjau, tattoo ke 618, angka kebebasan paripurna Kell, dirajahkan. Dalam dialog cerdas, konyol, menggelikan, dan bertabur air mata. Adegan mengejutkan, dan merupakan bagian terindah. Kebebasan itu datang dan menyapa dalam damai. Nikmati adegan ini sambil mendengarkan You Take My Breath Away-nya QUEEN. Berani sumpah, kau akan hening berjam-jam sesudahnya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar