TINJAUAN
PSIKOLOGIS NOVEL SUPERNOVA
EPISODE
AKAR KARYA DEWI LESTARI (DEE)
Tugas
ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok
Mata
Kuliah Kritik sastra 1
Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Kadaryati, M.Hum

Disusun Oleh :
Kelompok III
1. Anisa
Mayasaroh (112110083)
2. Sigit
Prasetyo N (112110101)
3. Nurul
Hidayati (112110118)
4. Revi
Dwi Kustanti (112110119)
Kelas
V C
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2013
TINJAUAN
PSIKOLOGIS NOVEL SUPERNOVA
EPISODE
AKAR KARYA DEWI LESTARI (DEE)
SKRIPSI
Diajukan
sebagai salah satu syarat
untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh
AKBAR
SUCIPTI AJI
NIM
022113173
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
DAN DAERAH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2006
Abstrak
Sekripsi ini
berjudul “Tinjauan Pesikologis Novel Super Nova Episode Akar Karya Dewi Lestari
(DEE)”. Dalam sekripsi ini masalah yang akan dibahas adalah aspek psikologis
tokoh utama novel Supernova Episode akaryang meliputi tokoh Bodhi, Bong, Kell,
Zang Ta Long (Guru Liong), dan Terisan. Kegunaan penelitian ini adalah untuk
mengembangkan cara – cara analisis sebuah karya sastra (novel),khususnya tentang
aspek psikologis tokoh utama yang difokuskan pada teks novel Supernova Episode
akar.
Pada penelitian
ini penulis menggunakan teori psikologis yang dikemukakan oleh Sigmund Freund.
Singmund Freund membagi kepribadian manusia tersusun dari tiga system pokok
yaitu id, ego, superego. Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan teori
yang dikemukakan oleh Abdul Azis Ahyadi yang menyatakan bahwa tingkah laku itu
terdiri tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan motorik (1988:68).
Dalam ini teori dari Abdul Azis Ahyadi sebagai pendamping teori Singmund
Freund.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam sekripsi ini adalah teknik observasi yang
menitikberatkan kajian psikologi sastra yang dilihat dari segi psikologi karya
sastra. Subjek penelitian ini ialah novel Supernova Episode Akar. Objek
penelitian ini ialah teks novel Supernova Episode Akar.
Dari pembahasan
data hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa aspek kognitif Bong dan Kell
lebih dominan. Hal ini dapat dilihat dari cara bereaksi kedua tokoh itu yang lebih mementingkan pemikiran, inisiatif,
kreatifitas dan pengamatanya. Peribadi itu dapat digolongkan kedalam pribadi
yang al amarah karena keduanya cenderung mengikuti kebutuhan biologis dan hawa
nafsunya. Tokoh Bodhi, Guru Liong dan Tristan yang lebih dominan adalah aspek
afektifitasnya karena ketiga tokoh ini lebih mementingkan perasaan daripada
emosinya. Peribadi Bodhi, Guru Liong, dan Tristan dapat digolongkan ke dalam
peribadi yang al lawwamah.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Bentuk
prosa terbagi dalam tiga jenis, yaitu cerpen, novel, dan roman. Ketiganya
memiliki perbedaab bebtuk. Namun pada hakikatnya perbedaan tersebut tidaklah
mutlak, karena prosa mempunyai kesamaan, yaitu menceritakan gambaran kehidupan
manusia.
Novel
sebagai sebuah karya sastra menggambarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model
berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, alur, tokoh (dan penokohan),
latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya bersifat imajinatif.
Tokoh
novel memiliki sesuatu dalam dirinya yang menggerakan jasad dan tingkah laku
dalam berinteraksi dengan tokoh lain. Sesuatu itu disebut psikis atau jiwa.
Jiwa adalah kekuatan dalam diri yang menjadi penggerak bagi jasad dan tingkah
laku. Jiwa menumbuhkan sikap dan sifat untuk bertingkah laku. Demikian dekatnya
fungsi jiwa dengan tingkah laku, fungsi jiwa dapat diamati pada tingkah laku
yang tanpak.
Suatu
ilmu yang mempelajari kejiwaan disebut psikologi. Dalam ilmu sastra psikologi
juga dapat diterapkan untuk menganalisis suatu karya sastra (puisi, prosa, dan
drama), karena pada hakikatnya tokoh yang menghidupi suatu cerita pada karya sastra itu mempunyai
kepribadian-kepribadian yang berbeda yang dimungkinkan dapat menimbulkan suatu
pertentangan baik dengan tokoh lain, pribadinya sendiri, maupun dengan
georgafis lingkunganya.
Novel
Supernova Akar menceritakan konflik-konflik antar tokoh dan konflik batin
tokoh. Konflik antar Bodhi dengan Guru
Liong yang sudah dianggap oleh orang tuanya dan konflik batin antara Bodhi
dengan orang-orang Kmer Merah. Perjalanan hidup seorang anak yang bernama bodhi
yang berprofesi sebagai tukang tato dan sering memberikan program orientasi
pada anak-anak pank asuhan Bong. Dari hal-hal tersebut membuat bodhi kembali
kemasa lalunya dengan segudang pengalaman.
Adapun
dipilihnya judul “Analisis Psikologi Tokoh Novel Supernova Akar karya Dewi
Lestari ” dengan alasan sebagai berikut.
1. Novel
Supernova Akar merupakan karya kedua Dewi Lestari sesudah Supernova Ksatria,
Putri, dan Bintang Jatuh yang jadi 5 besar nominator Khatulistiwa Literaty
Award 2001.
2. Penulis
merasa tertarik dengan aktivitas kejiwaan tokoh novel Supernova Akar karya Dewi
Lesrati.
3. Selain
di dunia penulis, pengarang juga aktif di dalam dunia musik bersama trio vocal
Rida, Rita, Dewi.
4. Novel
Supernova Episode Akar belum perah dikaji dengan pendekatan psikologis.
B.
Penegasan
istilah
Skripsi
ini berjudul “Tinjauan Pesikologis Novel Supernova Episode Akar Karya Dewi
Lestari”. Untuk memperkecil perbedaan pemahaman terhadap judul sekripsi ini,
penulis akan menguraikan satu persatu istilah yang digunakan dalam judul
sekripsi ini. Istilah-istilah tersebutdipaparkan di bawah ini,
1. Tinjauan
Psikologis
Tinjauan psikologis adalah pengkajian karya
sastra yang menekankan pada
segi-segi pesikologis. Dalam sekripsi ini penulis hanya mengkaji pada segi-segi
psikologis karya sastra (tokoh-tokoh yang membangun suatu cerita).
2. Novel
Supernova Episode Akar
Novel
Supernova Episode Akar adalah novel karya Dewi Lestari (DEE) yang diterbitkan oleh Truedee Books tahun 2002, tebbal
210 halaman
3.
Dewi Lestari (DEE)
Dewi
Lestari adalah pengarang dari novel Supernova Episode Akar, dia seorang sarjana
Ilmu Politik dari jurusan Hubugan Internasional Universitas Katolik
Parahyangan.
Jadi,
judul sekripsi “Tinjauan Psikologis novel Supernova Episode Akar karya Dewi
Lestari (DEE)” berarti pengkajian atau penelaah karya sastra yang menekankan
pada segi-segi pesikologis yang membangun sebuah cerita dalam novel Supernova
Episode Akar karya Dewi Lestari (DEE).
C.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, yang hendak penulis jawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
aktivitas kejiwaan tokoh-tokoh dalam novel Supernova Akar?
2. Apakah
yang melatarbelakangi munculnya aktivitas kejiwaan tokoh-tokoh tersebut?
3. Apakah
ada hubungan antara keperibadian tokoh dengan aktivitas kejiwaan?
D.
Tujuan
dan Kegunaan Penelitian
Adapun
tujuan penelitian ini adalah:
a. Mengkaji
aktivitas kejiwaan tokoh-tokoh dalam novel Supernova Akar;
b. Mengkaji
latar belakang munculnya aktivitas tokoh-tokoh tersebut;
c. Menemukan
hubugan antara kepribadian tokoh dengan aktivitas kejiwaan.
Kegunaan
Penelitian
Kegunaan
penelitian dengan judul “Tinjauan Psikologis Novel Supernova episode Akar karya
Dwei Lestari” adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengembangkan cara-cara analisis psikologis sebuah karya sastra (novel)
2. Untuk
menambah wawasan tentang tinjauan psikologis pada sebuah karya sastra (novel);
3. Sebagai
salah satu saran untuk memasyarakatkan karya sastra (novel) ditinjau dari segi
psikologis, terutama di lingkungan pendidikan formal.
E.
Sistematika
Skripsi
Skripsi
yang akan dibuat oleh penulis terdiri dari lima bab. Pada bagian awal berisi
halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, motto, persembahan, dan
abstrak.
Bab
I berisi pendahuluan yang menguraikan tentang alas an pemilihan judul, penegasan
istilah, permasalahan, tujuan penelitian dan kegunaan, serta teknik analisis
data.
Bab
II berisi berlandasan teori yang berisi tinjauan pustaka dan kajian teoritis.
Bab
III berisi metodologi penelitian yang meliputi subyek dan obyek penelitian,
fokus penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian dan teknik
analisis data.
Bab
IV berisi uraian mengenai data yang diperoleh, mengulas, menguraikan dan
mendiskripsikan hasil penelitian
Bab
V berisi penutup yang mengulas tentang kesimpulan dan saran.
Daftar
Pustaka
Lampiran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DAN KAJIAN TEORITIS
A.
Tinjauan
Pustaka
Masalah
analisis terhadap karya sastra yang telah dikaji adalah analisis strukturalisme
ginetik, analisis sosiologi sastra, analisis realitas social dan analisis
psikologi karya sastra. Masalah analisis strukturalisme genetik telah dikaji
oleh misalnya: Supardi Djoko Damono, Faruk, Iswanto, dan sebagainya. Kajian
yang dilakukan oleh Supardi Djoko Damono, Faruk, dan Iswanto baru sampai pada
masalah yang bersifat umum. Selain itu Bejo (2001) telah melakukan kajian
terhadap karya sastra dengan menggunakan pendekatan strukturalisme genetik.
Kajian
terhadap segi sosiologis sebuah karya sastra sudah banyak dilakukan, misalnya
oleh Supardi Djoko Damono (1978). Kajiannya ini juga masih bersifat umum dalam
arti belum terfokus pada jenis karya sastra tertentu.
Wahyuningsih
(1999) dalam mengkaji masalah sosial sudah lebih sepesifik. Kajianya mengambil
judul “Kritik Sosial Dalam Novel Auk Karya Arswendo Atmowiloto”. Yang menjadi pokok permasalahan
dalam kajianya adalah kritik social yang terdapat dalam novel Auk karya
Arswendo Atmowiloto.
Masalah
analisis sastra yang lain adalah kajian dari psikologis, kajian ini
menitikberatkan pada aspek kejiwaan sang tokoh yang menghidupi cerita. Kejiwaan
ini dikaitkan dengan tingkah laku tokoh yang tampak.
Teori
yang digunkan oleh Fitriani Susanti dan Wijatmoko adalah teori yang dikemukakan
oleh Sigmund Freud, yang mengatakan bahwa kepribadian manusia itu tersusun atas
tigasistem pokok yaitu (1) id, (2) ego, (3) superego. Penelitian yang dilakukan
FitianaSusanti (2000) dan Wijatmoko (1999) memiliki persamaan dan perbedaan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaannya adalah objek dari
penelitian yaitu segi psikologis atau kejiwaan dari tokoh-tokoh yang menghidupi
cerita. Data yang diambil oleh Fitriana Susanti dan Wijatmoko adalah
deskriptif kualitatif sama dengan
penelitian yang akan dilakukan.
Adapun teori yang akan digunakan dalam
penelitian ini, selain menggunakan teori psikologinya Freud yang menyatakan
bahwa kepribadian mnusia itu tersusun dari 3 sistem pokok yaitu (1) id, (2)
ego, dan (3) superego, penulis juga menggunakan teori kepribadian Abdul Aziz
Ahyadi sebagai bahan pijakan yang dikaitkan dengan agama. Abdul Aziz Ahyadi
menggolongkan jiwa atau pribadi kedalam tiga macam yaitu (1) nafsu al amarah,
(2) nafsu al lawwamah, dan (3) nafsu al muthmaimah. Selain itu Abdul Aziz
Ahyadi juga memberikan penekanan bahwa
yang dipelajrai oleh psikologi bukanlah jiwa, tetepi tingkah laku manusia baik
prilaku yang kelihatan maupun prilaku yang tidak kelihatan. Tingkah laku
manusia dianalisis ke dalam tiga aspek yaitu (1) aspek kognitif (pengenalah)
yang meliputi pemikiran ingatan hayalan, daya bayang, inisiatif, kreativitas,
pengamatan dan pengindaraan, (2) aspek afektif (emosi/perasaan), dan (3) aspek
motorik.
Analisis dengan menggunakan pendekatan
psikologis sudah dilakukan oleh beberapa orang, tetapi masih ada karya sastra
yang belum dianaliis dengan pendekatan ini secara mendetail. Untuk itu,
peneliti ini secara mendetail akan menganalisis novel Supernova Episode Akar
karya Dewi Lestari (DEE) dengan menggunakan pendekatan psikologis. Dengan penelitian yang akan dilakukan tentu
saja menggunakan objek, data dan permasalahan yang berbeda dengan penelitian
terdahulu. Jadi, penelitian terhadap novel ini berbeda dengan kajian
sebelumnya.
B.
Kajian
Teoritis
1. Pengertian
Novel
Novel
adalah cerita berbentuk prosa yang cukup panjang dan mengangkat kehidupan
sehari-hari. Masalah yang ingin ditampilkan novel lebih luas ruang lingkupnya,
ia dapat mengungkapan seluruh episode perjalanan hidup tokohnya.
Kata
novel berasal dari kata latin yaitu novellus. Kata novellus dibentuk dari kata
novus yang berarti baru (Firdaus, 1986: 103). Perbedaan antara novel dan roman
sudah tidak lagi dipersoalkan, karena mempunyai hakikat yang sama, yaitu
gambaran kehidupan manusia.
Unsur
pembangun novel terdiri atas dua macam, Waluyo (1990: 102) memberikan dua
kriteria tersebut dari segi ekstrinsik dan segi intrinsik. Segi ekstrinsik
novel meliputi keterkaitan atau pengaruh unsur-unsur di luar otonomi novel
(karya sastra) itu terdiri (Tarigon, 1986: 98). Segi ekstrinsik meliputi
pengaruh kejiwaan, pandangan hidup, system religi, idiologi, dan konsep dasar
pemikiran pengarang, serta pengaruh dan lingkungan sekitar pengarang. Segi
insterinsik novel terdiri atas tema dan amanat. Adapun aspek bentuk novel
terdiri dari dua macam, yaitu bentuk dan isi.
Aspek
isi novel terdiri atas isi dan amanat. Adapun aspek bentuk novel terdiri atas
alur, latar, penokohan, sudut pandang, dan gaya bahasa. Dalam penelitian ini,
penulis menerapkan segi insterinsi dalam membahas novel Supernova Akar karya
Dewi Lestari.
2. Cerita
Rekaan
Cerita
rekaan berarti cerita yang tidak benar-benar terjadi, cerita yang dibuat-buat,
yang diakal-akalkan. Karangan yang biasa dimasukan kedalam jenis cerita rekaan
ialah dongeng dengan berbagai jenisnya, cerpen dan novel (Firdaus, 1986: 120).
Namun
setiap cerita rekaan, apapun bentuknya, selalu mengandung kebenaran, yakni
kebenaran sebagaimana diyakini oleh pengarangnya. Kebenaran yang terdapat di
dalam setiap cerita rekaan selalu berkaitan erat dengan keyakinan, pandangan,
dan juga tujuan pengarang. Kehidupan yang tanpak atau ditampilkan oleh
pengarang di dalam cerita merupakan kehidupan yang telah diwarnai dengan sikap
hidup pengarang, latar belakang, pendidikan, keyakinan dan sebagainya. Jadi
bukanlah kehidupan yang polos seperti adanya.
Sebelum
istilah cerkan itu masyarakat, orang menyebutnya dengan istilah fiksi sebagai
terjemahan dari fiction yang diartikan sebagai cerita yang tidak berdasarkan
kejadian sesungguhnya. Sedangkan Baribin (1985: 43), menyebutkan sebagai
karangan yang sendinya bukan kenyataan, melainkan khayalan. Khayalan yang
terdapat di dalam ceriat rekaan adalah buah kerja imajinasi yang tak pernah
lepas dari kesan dan pengalaman serta pengetahuan, sedangkan lamunan sifatnya
kosong belaka, tak pernah mempunyai pijakan dan tujuan.
3. Psikologi
Sastra
Novel
merupakan ragam sastar yang dibentuk oleh beberapa unsure, antara lain: tema,
alur, latar, sudut pandang, dan penokohan. Tokoh dalam cerita adalah manusia.
Walaupun ada tokoh cerita yang tidak berwujud manusia, tokoh tersebut masih
bersifat manusiawi. Manusia memiliki jiwa sebagai penggerak bagi jasad atau
tubuh. Manusia hidup memiliki unsure-unsur yang membuatnya bergerak,
bertingkah, berinteraksi dengan manusia lain. Unsur-unsur tersebut antara
menurut Suryabrata(1989: 74) adalah (a) jasad, (b) jiwa, (c) akal budi.
Jasad
adalah tubuh manusia yang nyata terlihat. Jiwa adalah kekuatan dalam diri
yangmenjadi penggerak jasad. Akal adalah kekuatan untuk mengubah dengan cara
berfikir. Dari ketiga unsur tersebut, jiwa merupakan unsure yang dominan untuk
menggerakan jasad. Jiwa menumbuhkan sikap dan sifat mendorong tingkah laku.
Suatu
disiplin ilmu mengenai kejiwaan adalah psikologi. Psikologi secara etimologi
berasal dari bahasa yunani yaitu psyco dan logos. Istilah psikologi dapat
diartikan sebagai pengetahuan tentang jiwa atau limu jiwa. Psikologi dapat pula
diartikan sebagai limu yang mempelajari tingkah laku manusia dan
hubungan-hubungan antar manusia (Soemanto, 1986: 10)
Sastra
mempunyai keterkaitan dengan pesikologi. Wellek dan warren (terj. Melani
Budianta, 1991: 90) menyatakan bahwa psikologi dalam sastra terdapat empat
katagori, yaitu: (a)psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi, (b)
psikologi sebagai studi proses kreatif, (c) psikologi karya sastra atau tipe
dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra (d) psikologi pembaca
atau studi dampak sastra terhadap pembaca.
Psikologi
sastra menitikberatkan objek kajiannya kepada manusia yang membangun karya
sastra tersebut, antara lain pengarang, tokoh dalam cerita dan pembaca. Dalam
hal ini, objek psikologi pengarang tidak penulis jelaskan karena hal itu
terdapat pada proses kreatif pencipta.
Menurut
Plato dalam Walgito (1992: 15) jiwa manusi terdiri atas tiga bagian, yaitu:
logos (akal/pikiran), thumos (spirit), dan epithumid (nafsu). Akal adalah
bagian jiwa yang berperan menemukan kebenaran dan kesalahan. Spitit adalah
bagian jiwa yang berperan menggerakkan dan menjalankankeputusan-keputusan akal.
Adapun nafsu adalah bagian yang terbentuk dari segenap kekuatan atau keinginan
yang diakibatkan oleh bekerjanya fungsi-fungsi kepentingan organism, yaitu
mendapatkan keenakkan dan menghindarkan diri dari ketidakenakan, tetapi dalam
bentuk dan cara yang sesuai kondisi-kondisi dunia riil,sesuai dengan kenyataan,
baik kenyataan benda-benda, maupun kenyataan nilai-nilai social.
Superego
atau aspek sosiologis adalah kepribadian yang merupakan wakil dari nilai-nilai
tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada
anak-anaknya, yang diajarkan dengan berbagai perintah dan larangannya. Superego
lebih merupakan hal yang “ideal” daripada hal yang “riil”,, lebih merupakan
kesempurnaan daripada kesenangan. Fungsinya yang utama adalah menilai tingkah
manusia apakah suatu susila atau tidak susila, pantas atau tidak pantas, benat
atau salah. Dengan pedoman ini, manusia dapat bertindak dalam cara yang sesuai
dengan moral masyarakat. Superego berfungsi jika terjadi hubungan tiga hal
berikut:
a. Merintangi
implus-implus id, terutama implus-implus seksual dan agresif yang pernyataanya
sangat ditentang olrh masyarakat;
b. Mendorong
ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralities daripada yang realistis;
c. Mengejar
kesempurnaan.
4. Teori
Psikoanalisia freud
Freud
membagi kepribadian manusia dari tiga system pokok, yakni: id, ego, dan
superego (Calvin S. Hall & Gardner Linzey, 1993: 63-67).
a. Id
Id adalah sebuah reservoir atau wadah dalam
jiwa seseorang yang berisikan dorongan-dorongan primitif yang disebut primitive
drives atau inner forses atau inner urger (soemanto, 1983: 63).
Dorongan-dorongan primitif ini merupakan dorongan-dorongan yang menghendaki
agar segera dipenuhi atau dilaksanakan. Kalau dorongan ini dipenuhi dengan
segera maka akan tercapai perasaan senang. Oleh karena itu, adanya
dorongan-dorongan primitifini, id selalu mengikuti pleasure principel, yaitu
bertugas untuk secepatnya melaksanakan dorongan primitif agar tercapai perasaan
senang (peleasure),tanpa mempedulikan akibat-akibatnya.
Calvin
S. Hall & Gardner Linzey, (1993: 64) mengatakan bahwa id merupakan system
kepribadian yang asli, id merupakan rahim tempat ego dan superego berkembang.
Id berisikan segal sesuatu yang secara psikologi diwariskan dan telah ada sejak
lahir termasuk insting-insting id merupakan reserfoir energy psikis dan
menyediakan daya untuk menjalankan kedua sistem yang lain.
Abdul
Azis Ahyadi (1988: 69) mengatakan bahwa id merupakn bagian dari kepribadian
yang berhubungan erat dengan prinsip kesenangan atau pemuasan dorongan biologis
yang segera tanpa memperhitungkan realitas.
Dari
beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa id adalah suatu dorongan yang ada dalam diri manusia yang bersifat
primitifdan menuntut agar dorongan itu segera dilaksanakan untuk mendapatkan
kesenangan. Id merupakan tempat ego dan superego berkembang. Selain itu, id juga merupakan wadah yang
berisikan segala sesuatu yang bersifat psikologis, diwariskan, dan telah ada
sejak lahir.
b. Ego
Calvin S. Hall & Hardner Lindzey
(1993: 66) mengatakan bahwa ego
disebut sebagai eksekutif kepribadian, karena ego mengontrol pintu-pintu tindakan memilih segi-segi lingkungan
kemana ia akan memberikan respon, dan memutuskan insting-insting manakah yang
akan dipuaskan dan bagaimana caranya. Ego
tidak terpisah dari id dan tidak pernah bebas sama sekali dari id. Peranan utama ego adalah menengahi kebutuhan-kebutuhan instingtif dari organism
dan kebutuhan-kebutuhan lingkungan sekitarnya. Soemanto (1983: 64) mengatakan
bahwa ego yang bertugas melaksanakan dorongan-dorongan yang berasal dari id, dan ego harus menjaga benar bahwa pelaksanaan dorongan-dorongan
primitive ini tidak bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan-tuntutan dari superego. Aziz Ahyadi (1988:69)
mengatakan bahwa ego merupakan bagian
kepribadian yang timbul setelah manusia berhubungan dengan lingkungan, sehingga
dasarnya adalah kenyataan.
Dari
beberapa pendapat ahli psikologi di atas, dapat disimpulkan bahwa ego adalah eksekutif kepribadian yang
berasal dari id, dan dalam
melaksanakan dorongan-dorongan dari id
tersebut ego harus menjaga agar tidak
bertentangan dengan kenyataan dan tuntutan-tuntutan dari superego. Selain itu, ego
juga merupakan bagian dari id yang
terorganisir yang hadir untuk memajukan tujuan id dan bukan mengecewakannya.
Ego memiliki dasar kenyataan yang timbul setelah manusia berhubungan dengan
lingkungan.
c. Superego
Calvin S. Hall & Gardner Lindzey
(1993: 67) mengatakan bahwa superego
adalah wewenang moral dari kepribadian, ia mencerminkan yang ideal dan bukan
yang real serta memperjuangkan kesederhanaan dan bukan kenikmatan. Perhatiannya
yang utama adalah memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah. Dengan
demikian ia dapat bertindak sesuai dengan norma-norma moral yang diakui oleh
wakil-wakil masyarakat.
Fungsi pokok superego adalah (1) merintangi impuls-impuls id, terutama impuls-impuls seksual dan agresif, karena inilah
impuls-impuls yang pernyataanya sangat dikutuk oleh masyarakat, (2) mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan
realistis dengan tujuan-tujuan moralistic, (3) mengajar kesempurnaan, karena superego cenderung untuk menentang baik id maupun ego dan membuat dunia menurut gambarannya sendiri (Calvin S. Hall
& Gardner Lindzey, 1993: 67-68)
Soemanto
(1983: 64) mengatakan bahwa superego adalah
system kepribadian dalam diri seseorang yang berisi kata hati atau conscience. Abdul Aziz Ahyadi (1988: 69) mengatakan bahwa superego bagi
kepribadian sebagai hasil perkenalan dengan norma social budaya, sehingga erat
hubungannya dengan moral dan kebutuhan rohaniah.
Dari
pendapat para psikologi di atas, dapat disimpulkan bahwa superego adalah bagian
dari kepribadian yang mencerminkan yang ideal dan bukan yang realserta
memperjuangkan kesempurnaan dan bukan kenikmatan. Superego bisa juga dikatakan
sebagai system kepribadian dalam diri seseorang yang berisi kata hati yang erat
hubungannya dengan moral dan kebutuhan rohaniah.
5. Penokohan
Penokohan
atau perwatakan ialah pelukisan mengenai tokoh cerita: baik keadaan lahirnya
maupun batinnya yang dapat berupa: pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinanya,
adat istiadat, dan sebagainya.
Menurut
Firdaus (1986: 78), watak pelaku dilukiskan oleh pengarang dalam dua cara
yaitu: cara analitik dan cara dramatik, cara analitik adalah cara penguraian
watak secara langsung oleh pengarang, baik sifatnya, sikapnya, maupun wataknya.
Cara dramatik ialah cara pelukisan watak yang tidak langsung oleh pengarang.
Menurut kedudukan
dalam cerita, pelaku dapat dibedakan atas dua macam, yaitu pelaku utama dan
pelaku kedua.
6. Latar atau
Setting Novel
Menurut Hudson, dalam Sukada (187: 61), latar
merupakan keseluruhan lingkungan cerita, termasuk adat istiadat, kebiasaan,
pandangan hidup. Latar disebut juga setting (Suharianto, 1982: 33), yaitu
tempat atau waktu terjadinya cerita. Pendapat Semi (1988: 44) mengenai latar
adalah setting cerita adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi. Selanjutnya
Abrams dalam Made (1987:158) menyatakan bahwa dakam cerkan latar dapat dikategorika
menjadi latar social, geografis, atau tempat, dan latar waktu. Nurgiyantoro
(1998:89) membagi latar social dan latar material.
7. Alur
Menurut Oermajati (1978: 94)
berpendapat bahwa plot merupakan sebab akibat yang logis dari insiden. Adapun
pendapat Brook dan Warren dalam Semi (1988: 77), plot ialah struktur gerak para
pelakunya. Menurut Rampan (1982: 13), plot merupakan sebab akibat yang logis
dari konflik batin para pelakunya (Sukada, 1987: 71). Adapun Semi (1988: 43)
menyatakan bahwa alur merupakan suatu jalur tempat lewatnya rentetan peristiwa
yang merupakan rangkaian pola tindak tandukyang berusaha memecahkan konflik
yang terdapat di dalamnya. Selanjutnya Suharianto (1982: 28) menyatakan bahwa
istilah lain untuk jalur ialah plot; yakni cara pengarang menjalin
kejadian-kejadian secara beruntun dengan memperhatikan hukum sebab akibat
sehingga merupakan kesatuan yang padu, bulat, dan utuh.
Dilihat dari cara menyusun bagian-bagian
plot tersebut, plot atau alur cerita dapat dibedakan menjadi alur lurus dan
alur sorot balik (flash back). Di samping itu, ada pula cerita yang menggunakan
kedua alur tersebut secara bergantian.
Dari
beberapa pendapat tentang alur tersebut, dapat penulis simpulkan bahwa alur
adalah rangkaian cerita yang merupakan sebab akibat yang logis dari konflik
batin para pelaku dalam suatu cerita dan membentuk tahapan-tahapan peristiwa yang
padu, bulat dan utuh.
8. Fungsi Structural Bagi Penelitian Psikologis
Sastra
Rene Wellek dan Austin Werren (1962:
81-81) menunjukkan empat model pendekatan psikologis, yaitu dikaitkan dengan
pengarang, proses kreatif, karya sastra, dan pembaca. Meskipun demikian,
pendekatan psikologis pada dasarnya berhubungan dengan tiga gejala utama,
yaitu: pengarang, karya sastra, dan pembaca dengan pertimbangan bahwa
pendekatan psikologis lebihbanyak berhubungan dengan pengarang dan karya sastra. Apabila perhatian ditujukan pada
pengarang maka model penelitiannya lebih dekat dengan pendekatan ekspresif,
sebaliknya apabila perhatian ditujukan pada karya sastra, maka model
penelitiannya lebih dekat dengan pendekatan objektif.
Pendekatan objektif merupakan
pendekatan yang terpenting sebagai pendekatan apa pun yang dilakukan pada
dasarnya bertumpu atas karya sastra Itu sendiri. Organisasi atas keempat unsur
itulah yang kemudian membangun struktur cerita yang disebut plot (Prof. Dr.
Nyoman Kutha Ratna S.U,: 72). Jika dilihat dari pendapat tersebut di atas
pendekatan psikologis taka akan berkembang tanpa pendekatan struktutral. Perdebatan
structural menjadi acuan dalam kerangka pendekatan psikologis dalam pendekatan
psikologis membahas tentang tokoh yang ada dalam novel, akan tetapi kita tidak
akan tahu sifat dan sikap tokoh tanpa didasari pada setting alur, yang
kesemuanya terdapat dalam pendekatan structural.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Objek
Penelitian
Objek
penelitian dengan judul “Tinjauan Psikologis Novel Supernova Episode Akar Karya Dewi Lestari (DEE)” difokuskan pada
aspek psikologis karya satra (tokoh-okoh dalam novel Novel Supernova Episode
Akar) karya Dewi Lestari (DEE). Sebelum dikaji dengan pendekatan psikologis
penulis akan terlebih dahulu mengkaji dengan pendekatan structural menurut A
Teuww. Pendekatan structural digunakan supaya kita dapat mengetahui dengan
jelas novel Supernova Episode Akar.
B. Sumber
Data
Sumber
data dalam penelitian adalah subjek darimana data diperoleh (Arikunto,
1996:114). Dalam penulisa skripsi ini sumber data dalam penelitian ini berupa
novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari terbitan tahun 2002,
dicetak dan diterbitkan oleh Truedoe Books
C. Teknik
Pengumpulan Data
Dalam
teknik pengumpulan data penelitian ini digunakan teknik observasi. Teknik
observasi adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan membaca secara kritis
dan teliti (Arikunto, 1999: 234). Teknik obsevasi dalam penelitian ini
dilakukan dengan jalan membaca secara kritis dan teliti seluruh teks novel Supernova
Episode Akar karya Dewi Lestari. Selain itu penulis juga menggunaka teknik
catat dalam melakukan penelitian. Teknik catat digunakan untuk mencatat
data-data yang sudah terkumpul. Penulis juga menggunaka metode pustaka yakni
dengan cara membaca buku-buka yang berkaitan dengan objek penelitian.
D. Instrumen
Penelitian
Alat bantu dalam
penelitian ini adalah buku dan kertas pencata data. Buku pencatat data ini
penulios gunakan untuk mencatat kutipan. Ikhtisar dari berbagai acuan yang
ditulis sebagaimana adanya secara lengkap maupun tidak seluruhnya dikutip.
Bahan yang dikutip itu dipilih sedemikian rupa terutama yang mungkin
dioergunakan sebagai pencatat data penulis gunakan untuk membuat catatan yang
khusus dating dari penyelidik sendiri sebagai reaksi terhadap suatu sumber yang
dibaca. Reaksi ini dapat bersifat menambah atau menjelaskan catatan bacaan.
Dapat pula krtik, uraian, komekntar dan lain-lain yang bersifat pribadi.\
E. Teknik
Analisis data
Peneliti
yang penulis lakukan terhadap novel Supernova Episode Akar karya Dewi
Lestari merupaka penelitian kualitatif dengan teknik Content analisis atau
analisis isi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis isi yang bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif
kualitatif merupakan kajian yang berupa menggambarkan atau mendeskripsikan
dengan kata-kata atau bahasa mengenai informasi yang diperoleh dari suatu
fenomena tertentu (Sudariyanto, 1999). Teknik ini diguanakan pada analisis
psikologis novel Supernova Episode Akar berdasarkan teori Sigmund Freud.
yang membagi kepribadian tmanusia tersusun dari tiga system pokok yakni: id,
ego, dan superego. Dalam melakukan pembahasan penulis menggunakan teori
kepribadian Abdul Aziz Ahyadi sebagai
pendamping teori Sigmund Freud.
BAB IV
PENYAJIAN DAN
PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN
A. Penyajian
Data
Sebelum mengungkap
lebih jauh mengenai novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari
penulis akan mencoba menyajikan data yang berhubungan dengan penelitian ini.
Data tersebut meliputi:
1. Aktivitas
Kejiwaan Tokoh
Aktivitas
kejiwaan tokoh dalam novel Supernova Episode Akar sangat beraneka ragam.
Tokoh-tokoh ini mempunyai jiwa yang berbeda-beda. Penulis akan menampilkan
aktivitas kejiwaan tokoh utama pada
novel Supernova Episode Akar yang meliputi:
a. Bodhi
Kejiwaan
bodhi sangat berubah-ubah. Namun pada dasarnya bodhi dapat menekan id dengan
egonya. Akan tetapi pada suatu saat bodhi juga tidak dapat menekan idnya.
b. Bong
Kejiwaan Bong sangat menonjolkan emosinya. Ia tidak dapat
menekan idnya dengan ego. Emosi Bong sangat tinggi. Dalam kehidupan Bong lebih
mengutamakan emosinya daripada pemikirannya.
c. Kell
Kejiwaan
Kell sangat mirip dengan kejiwaan Bong, akan tetapi ia mempunyai pendirian yang
kuat. Kell lebih mengutamakan emosinya daripada pemikiran. Kell bertemu dengan
Bodhi di sebuah penginapan hingga akhirnya mereka bersahabat dan Kell mengajari
Bodhi cara membuat tattoo.
d. Guru
Laong
Aktifitas kejiwaan Guru Laong sangat kental dengan
nuansa keagaman. Guru Liong dapat menekan menekan emosinya.
e. Tristan
Aktifitas kejiwaan Tristan sangat mudah goyah.
Tristan sendiri adalah seorang petualang. Pada mulanya Tristan sangat membenci
Indonesia tetapi pada saat berteman dengan Bodhi di GOLDEN TRIAGLE. Ia justru sagat memuja
Indonesia.
2. Latar
Belakang Aktifitas Kejiwaan Tokoh Utama
` Latar belakang aktifitas
kejiwaan Bodhi sangat dipengaruhi oleh agama yang pernah diabutnya. Hal ini
disebabkan oleh kehidupan masalalu Bodhi yang dibesarkan di lingkungan vihara.
Sejak kecil Bodhi dibesarkan di vihara sampai ia berumur 18 tahun. Bodhi
sendiri diasuh oleh seorang Bhiksu yang lebih dikenal dengan Guru Liong.
3.
Hubungan antara
kepribadian tokoh dengan aktifitas kejiwaan
Tokoh utama Bodhi dalam
novel Supernova Episode Akar mempunyai hubungan dengan tokoh-tokoh
tambahan lain. Bodhi sebagai tokoh utama mempunyai aktifitas kepribadian yang
berbeda-beda dengan tokoh lain. Hubungan tersebut pun menimbulkan suasana yang
berbeda pula. Hubungan tersebut meliputi hubungan Bodhi dengan:
a. Bodhi
dengan Bong
b. Bodhi
dengan kell
c. Bodhi
dengan Guru Liong
d. Bodhi
dengan Tristan
B.
PEMBAHASAN
DATA
1. Struktur
Novel
Sebelum membahas data penelitian berupa kajian
psikologis novel Supernova Episode Akar,
penulis akan mengemukakan terlebih dahulu penyajian data, yaitu struktur novel
dan unsur psikologis novel (tokoh – tokoh) yang menghidupi cerita dalam novel
Supernova episode Akar karya Dewi Lestari.
Penulis
sebelum melakukan kajian pada masalah kejiwaan tokoh – tokoh novel Supernova
terlebih dahulu melakukan analisis struktural novel tersebut. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk membantu penulis dalam melakukan analisis novel Supernova episode Akar berdasarkan
pendekatan dan untuk dijadikan awal pembahasan terhadap segi psikologis tokoh –
tokoh yang ada dalam novel Supernova Episode
Akar karya Dewi Lestari (DEE).
a. Alur
dan Plot
Perlu diketahui bahwa alur sangat erat
kaitannya dengan penokohan, sebab tanpa tokoh sebuah cerita tidak akan berjalan. Selain itu,
watak, sikap, dan reaksi tokoh dala
menghadapi suatu masalah yang akan menyebabkan peristiwa berjalan.
Plot
dan alur yang digunakan oleh Dewi Lestari (DEE) dalam novel Supernova adalah alur maju. Hal ini
dapat dilihat dalam perisrtiwa – peristiwa yang muncul dari awal cerita sampai
akhir cerita, karena peristawa yang muncul berkaitan dengan peristiwa –
peristiwa sebelumnya.
Novel
Supernova Episode Akar karya Dewi
Lestari disusun dalam sususnan alur sebagai berikut.
Pertama
– tama Dewi Lestari memperkenalkan tokoh Gio. Tokoh ini diperkenalkan dari
larat belakang sosial yang lengkap.
Gio
adalah seorang Arab berkewarganegaraan Indonnesia dengan darah campur aduk Ibu
Tionghoa dan ayah Indo Portugal. Gio sangat menyayangi ibunya, walaupun Chaska
bukan ibu asli Gio tetapi ia juga sangat menyayangi Gio begitu pula sebaliknya
dan demi menemui Chaska, Gio bersama Paulo pergi ke Bolivia tempat tinggal
Chaska.
Kedua,
diawali dari perkenalan tokoh yang bernama Bhodi. Di sini juga diperkenalkan tokoh Bodhi sampai detail. Ia
adalah seorang yang berprofesi sebagai pengelola radio gelap khusus musik pun,
dan seorang tukang tato.
Asal
mula Bodhi bisa bertemu Bong. Awal Bodhi bertemu Bong adalah tiga tahun silam
saat menonton pertunjukkan musik dan berkenalan di stesiun Bandung, saat itu
rambut Bong masih bertanduk lima. Saat
itu pula Bodhi masuk dalam komunitas Bong. Lama kelamaan Bodhi makin akrab
dengan Bong, bahkan Bodhi dipercaya oleh Bong untuk memberi progam orientasi
bagi anak punk yang baru saja masuk menjadi anggota.
Ketiga,
pengarang menceritakan bagaimana Bodhi memberikan progam orientasi pada anak –
anak punk. Hal ini juga yang membawa Bodhi kembali ke masa lalunya yang penuh
dengan suka duka. . Ceritanya itu, dimulai pada saat Bodhi masih kecil sampai
pada kisah petualangannya ke penjuru dunia serta orang – orang yang dekat
dengan Bodhi.
Keempat,
pengarang mengembalikan setting cerita ke Jakarta di mana Bodhi kembali
berkumpul dengan Bong, Nabil, dan Fadil. Hal itu dikembalikan setelah Bodhi
bercerita panjang lebar tentang hidupnya kepada empat anak buah Bong yang baru
saja masuk.
b. Tokoh
(Penokohan)
Tokoh
dalam sebuah cerita dibagi dalam dua kategori, yaitu tokoh utama dan tokoh
pembantu. Namun, tokoh – tokoh yang dideskripsikan perwatakannya secara rinci
sebanyak 5 tokoh yaitu Bodhi, Kell, Guru Liong, Tristan, Bong. Tokoh – tokoh
ini sangat dominan dalam novel.
1)
Bodhi
Bodhi
adalah tokoh utama dalam novel ini, ia
seorang warga negara Indonesia yang beragama Budha, hal itu disebabkan karena
sedari kecil ia dibesarkan di lingkungan vihara. Bodhi sndiri tidak tahu siapa
orang tuanya karena ia ditemukan oleh Guru Liong dalam kotak kardus bekas yang
diletakkan di bawah pohon.
Selama
delapan belas tahun Bodhi debesarkan di lingkungan vihara, sampai pada
suatubsaat dia memutuskan untuk pergi meninggalkan vihara. Selama dalam vihara
Bodhi sering mengalami keanehan – keanehan
yang terjadi pada dirinya. Dan ia memutuskan untuk pergi meninggalakan
vihara.
Setelah
meningalkan vihara Bodhi memulai petualangannya sampai pada suatu saat ia
bertemu dengan Kell dan diajarinya Bodhi cara membuat tato.
Beberapa
lama Bodhi berpisah dengan Kell, ia berusaha mencarinya sampai ke Thailand
namun dalam perjalanan Bodhi kehabisan uang sehingga ia menjadi pekerja menjadi
pemetik bunga ganja di Laos.
Sampai
pada akhirnya Bodhi dapat menemukan Kell di Kamboja, tepatnya di daerah
Pailin.Setelah nmeninggalkan Kamboja, ia pergi dengan tujuan Bandung. Di
perjalanan ia bertemu dengan Bong, sehingga keduanya menjadi akrab.
2.
Bong
Bong
adalah ketua geng yang membangun Punk Scane. Mereka sangat menghargai Bong
karena kecerdasannya dan ide - ide dalam
pikirannya.
Bong
menjadikan Bodhi sebagai guru. Bodhi sering dijadikan pedoman bagi Bong unyuk
melalukan progam orientasi bagi pengikut Bong yang masih baru.
3.
Kell
Kell
merupakan tokoh tambahan dalam novel Supernova
Akar ini. Dia berwatak datar. Kell adalah seorang tukang tato. Di tubuhnya
penuh tato dengan 617 simbol yang dirajahkan ulang ke tubuh orang – orang yang
ditemuinya selama hidup.
2)
Guru Liong
Guru
Liong merupakan tokoh tambahan dalam novel Supernova
Akar ini. Dia berwatak datar. Dia adalah seorang biksu dan tinggal di
vihara. Guru Liong adalah orang membesarkan Bodhi dari bayi sampai umur delapan
belas tahun. Setelah itu dia mengizinkan Bodhi pergi untuk mencari kesejatian.
3)
Tristan
Tristan
adalah tokoh tambahan yang mempuanyai watak bulat. Dia adalah seorang petualang
dari Australia. Ketika Tristan datang ke
Thailand, dia melihat sebuah upacara di vihara. Setelah itu dia ikut meditasi
dan tiba – tiba dia ingin mejadi Bhiksu. Tristan kemudian menjadi gundul. Dia
juga melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Tristan juga pernah
bekerja di tempat pemetikan mariyuana denang Bodhi.
c. Latar
(setting)
Latar
atau setting adalah tempat atau tumpuan untuk peristiwa terjadi. Latar tidak hanya menunjk pada tempat dapat
pula menunjuk pada waktu, status sosial, dan budaya.
Latar
atau setting yang terdaat dalam novel Supernova episode Akar adalah sebagai
berikut:
1)
Latar Tempat
Latar
tempat yang terdapat dalam novel Supernova (Akar) antara lain Indonesia (Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan (Belawan),
Thailand (Bangkok, Hua Lamphong, Yaowaraj), Laos (Vientiane, Vang Vieng, Luang
Prabang, Sungai Nam Song, Golden Triangel, Huay Xia), dan kamboja (Pailin).
a) Jakarta
Jakarta adalah tempat dimana Bodhi berada dan
melakukan aktifitas bersama teman – temannya.
b) Bandung
Bandung
adalah tempat dimana Bodhi pertama kali bertemu dengan Bong.
c) Surabaya
Surabaya adalah tempat dimana Bodhi ditemukan
dan dibesarkan ole Guru Liong di sebuah vihara.
d) Medan
Medan tepatnya di Belawan adalah tempat
dimana Bodhi akan melakukan perjalanan menuju Thailand.
e) Bangkok
Bangkok
adalah tempat pertama Bodhi dalam mencari kesejatian dirinya..
f) Hua
Lamphong
Hua Lamphong adalah salah satu stasiun kereta
api di Thailand. Saat itu Bodhi akan pergi ke Laos menaiki kereta api.
g) Golden
Triangel
Golden
Triangel merupakan tempat ladang ganja, dimana Bodhi bekerja sebagai pemetik
mariyuana setelah ia kehabisan uang.
2) Latar
Waktu
Latar
waktu dalm novel Supernova Akar ,
terjadi pada pagi, siang, sore, dan malam hari. Latar waktu menunjuk pada pada
waktu di mana certa itu berlangsung.
“Guru Liong menemukan saya di halaman
depan vihara subuh – subuh dua puluh tahun yang lalu.”
(Supernova Akar, 2002:30)
“Feri sungai itu berangkat pukul
sembilan pagi.”
(Supernova Akar, 2002:96)
“BLAM! Dua puntu besar terbuka
menghantam tembok. Silau matahari redam seketika oleh gelap ruangan.”
(Supernova Akar, 2002:145)
“Pada sore yang mendung tapi tikad hujan
– hujan ini, empat anak dududk di depan ku.”
(Supernova Akar, 2002:27)
“Satu malam, sebelum tidur, Jun dan
Clark sudah siap dengan posisinya masing – masing.
(Supernova Akar, 2002:68)
3)
Latar Sosial
Latar
sosial yang ada dalam novel Supernova Episode
Akar antara lain: seorang mahasiswa, seorang Bhiksu, seorang penyiar radio,
dan seorang anak jalanan.
a) Seorang
Mahasiswa
Dalam novel Supernova Episode
Akar, latar sosial seorang mahasiswa diperankan oleh tokoh Nabil dan Fadil.
b) Seorang
Biksu
Dalam novel Supernova Episode
Akar, latar sosial seorang Bhiksu diperankan oleh tokoh yang bernama Zang
Ta Long atau yang sering disebut Guru Long.
c) Seorang
Penyiar Radio
Dalam novel Supernova Episode
Akar, latar sosial seorang penyiar radio diperankan oleh tokoh utama yang
bernama Bodhi.
d) Seorang
Anak Jalanan
Tokoh Bong dalam novel Supernova,
identik sekali dengan dunia anak jalanan.
d. Tema
Melalui
jalan ceritanya, tema sebuah cerita dapat ditemukan. Tema novel Supernova Episode Akar karya Dewi
Lestari (DEE) adalah perjalanan hidup seorang pemuda yang mencari kesejatian
diri. Hal tersebut dapat dilihat dari perjalanan hidup dari tokoh Bodhi yang
mencari kesejatian hidupnya.
1.
Aspek Psikologi Tokoh –
Tokoh Novel Supernova Episode Akar
Dalam
aspek psikologi yang disoroti adalah tingkah laku tokoh utama novel Supernova
episode Akar karya Dewi Lestari (DEE). Yang dimaksud dengan tokoh utama adalah
tokoh – tokoh yang berperan penting dalam membingkai cerita ini yang antara
lain sebagai berikut.
a. Bodhi
Aspek
psikologi Bodhi sebagai salah satu tokoh utama novel Supernova episode Akar
tumbuh dan berkembang diikuti dengan perkembangan tingkah lakunya. Bodhi adalah
seorang anak yang dibesarkan si lingkungan vihara, ia beragama Budha. Kehidupan
di vihara sangat mempengaruhi jiwanya. Karena dibesarkan di lingkungan vihara,
Bodhi sangat mendalami agamanya, apalagi setelah Bodhi merasa ada keanehan –
keanehan dalam dirinya, ia semakin dekat dengan Tuhannya .
Namun,
ternyata di luar dugaan, keanehan – keanehan itu tetap saja datang menyiksa
dirinya. Akhirnya iman Bodhi pun goyah, sehingga ia memutuskan pergi
meninggalkan vihara. Perjalanan Bodhi pada mulanya ingin mencari kesejatian
diri. Namun hal itu justru membuat siksaan – siksaan aneh selama dalam vihara
menjadi hilang.
Psikologi
Bodhi selalu berudah-ubah. Kadang – kadang ia sangat kuat dengan pendiriannya,
tetapi kadang-kadang ia juga mudah goyah. Bodhii
pada dasarnya sudah dilandasi pada jiwa agama. Namun pada saat-saat mendesak ia
pun mau melakukan apa saja untuk dirinya. Ketika dalam perjalanan ia kehabisan
uang. Bodhi bekerja di perkebunan Mariyuana, bahkan Boedhi menghisap mariyuana
demi teman-temannya.
Walaupun tubuh boedhi agak cacat
yaitu pada bagian kepala, hal itu tidak membuat boedhi minder. Ia justru
menjadikan hal itu menjadi satu anugrah yang berharga. Pada saat ia berada
dalam cengkraman tentara Khmer di Kamboja. Boedhi demi menolong orang yang
telah menolongnya ia rela bertarung dengan seorang petarung yang tinggi dan
besar. Boedhi merasa dapat mengintimidasi dengan keanehan pada bentuk kepalanya.
Karena
pada dasarnya psikologi bodhi adalah psikologi yang beragama pada saat ia
kembali ke indonesia dan bertemu Bong (seorang punk scane) dan bodhi melebur
dengan mereka dan berperan sebagai tukang tatto. Namun tuga bodhi bertambah, ia
diberi kepercayaan oleh bung untuk memberi suatu program orientasi bagi
anak-anak punk yang baru masuk. Ketika bodhi melakukan tugas ia tidak lupa
melakukan ritual dalam agamanya.
Berdasarkan data-data di atas dapat
ditarik simpulan bahwa psikologi bodhi termasuk psikologi superego. Bodhi dapat
menekan idnya sehingga tidak dimunculkan ke dalam bentuk emosi.
b. Bong
Kejiwaan Boong sangat dipengaruhi
oleh prinsip kemerdekaan. Ia berpaham ANARKI. Bong adalah seorang anak jalanan
yang membangun sebuah punk scane (suatu wadah bagi anak-anak punk untuk
berkumpul dengan teman-temannya. Walaupun Bong seorang anak jalanan. Ia adalah
orang yang bertanggung jawab. Bong adalah orang yang telaten. Walaupun ia
seorang ketua geng namun terhadap anak buahnya dia tidak pernah berlaku
semena-mena.
Aspek
psikologi Bong terus tumbuh dan berkembang. Dalam diri Bong aspek kognitifnya
lebih dominan. Ia mengaku bahwa dirinya adalah penganut sistem rizhoma. Ia
selalu menghubung-hubungkan teori anarki dengan kenyataan hidup sehari-hari.
Bong menjadi tokoh punk scane yang lebih mengutamakan kebersamaan. Bong sendiri
beraggapan bahw a punk itu filosofi. Punk scane yang ia bangun adalah reaksi
politisinya terhadap cenut marut politik yang membuat ia muak.
Pendirian
Bong sangat kuat. Walaupun dalam keadaan kepepet ia tidak mau melakukan hal
yang bertentangan dengan falsafah hidupnya.
Berdasarkan terhadap pembahasan
aspek psikologis tokoh Bong diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa aspek
afektif Bong lebih dominan. Hal ini dipengaruhi oleh kesukaannya menjadi anak
jalanan.
Dilihat dari data dalam cerita
tentang Bong dapat disimpulkan bahwa pribadi Bong yang al amarah sebab ia
melakukan protes terhadap kehidupan dunia dengan caranya sendiri. Ia mempunyai
aturan sendiri yang kadang-kadang merugikan orang lain. Ia mau mencuri walaupun
di toko-toko orang kapitalis. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa
psikologi Bong adalah psikologi al-amarah. Bong tidak dapat menekan idnya
dengan ego sehingga idnya lebih cenderung menguasai jiwanya.
c. Kell
Aspek psikologis Kell tumbuh dan
berkembang sesuai dengan aspek kepribadian pada dirinya. Ia adalah seorang yang
tampan, yang banyak disukai oleh wanita. Kell menganut seks bebas. Ia dapat
dengan mudah menikahi seseorang. Ia tidak pernah membiayai istri-istrinya akan
tetapi mereka yang membiyai hidup Kell. Perkembangan jiwa Kell dipengaruhi oleh
masa lalunya. Ia pernah hilang dan ditemukan kembali dengan tubuh penuh tatto.
Walaupun hidup Kell adalah seorang penato, tetapi ia tidak mencari uang dengan
tattonya. Coba perhatikan kutipan berikut
Dalam tubuh Kell terdapat 617
simbol. Karier Kell pun hanya terbatas pada 617 simbol tersebut. Kell berharap
Bodhi mau melengkapi menjadi 618 simbol yang terakhir. Hingga pada akhirnya
Kell mengajari cara menato yang baik.
Dalam kehidupan sehari-hari Kell
bersifat boros. Ia suka menghambur-hamburkan uang. Namun ia sangat sayang
kepada temannya Bodhi. Kell dan Bodhi bersahabat baik. Bodhi bersenang-senang.
Pada suatu ketika Kell berpisah
dengan Bodhi pada saat itu Bodhi mencarinya. Sampai pada akhirnya mereka
bertemu di kamboja. Pertemuan mereka sungguh tidak terduga karena mereka
bertemu saat keadaan berbeda.
Dari cerita novel Supernova mengenai
diri Kell penulis dapat menyimpulkan bahwa Kell termasuk manusia yang memiliki
pribadi yang al-amarah, sebab ia mengutamakan nafsu yang tertuju pada
kegiatannya sebagai tukang tatto. Dari
data di atas dapat disimpulkan bahwa Kell tidak dapat menekan idnya dengan ego.
Kepribadian Kelll cenderung menuruti hawa nafsunya. Kepribadian Kell sebagai
makhluk superego tidak dapat dimunculkan karena idnya cenderung menguasai
dirinya.
d. Guru Liong
Guru Liong adalah seorang yang
mempunyai watak penyabar. Ia adalah seorang Bikshu. Guru Liong bukan orang asli
Indonesia. Ia adalah seorang emigran yang mengabdi Vihara Pit Yong Kiong,
daerah lawang. Guru Liong memounyai nama asli Zang Ta Long namun ia lebih akrab
dipanggil Guru Liong. Guru Liong sangat tekun dan sabar dalam mengasuh
Bodhi ini membuktikan bahwa hawa
nafsunya masih dikalahkan dengan pribadinya. Jadi jiwa Guru Liong dapat
digolongkan ke dalam pribadi yang al mutmainah.
Jiwa Guru Liong sangat Kental
denegan nuansa keagamaan. Guru Liong pernah memimpikan kedatangan Bodhi, akan
tetapi dia juga memimpikan akan kepergian Bodhi. Hingga pada suatu saat Bodhi
mohon izin untuk pergi dari Vihara Guru Liong pun mengijinkan. Aspek psikologis
Guru Liong terus bertambah dan berkembang. Aspek kognitif Guru Liong terlihat
ketika memberikan petunjuk pada Bodhi agar membaca mantra agar segala siksaan
dalam tubuhnya hilang. Sedangkan aspek afektif terlihat saat dirinya merelakan
kepergian Bodhi dari vihara, bahkan tanpa sepengetahuan Bodhi, Guru Liong telah
mempersiapkan semuanya. Sedangkan aspek motoriknya terlihat pada saat bahwa ia
harus menyimpan rahassia bahwa ia memimpikan kepergian Bodhi walaupun pada
akhirnya ia mengatakan pada saat Bodhi akan pergi.
Dari pembahasan mengenai tokoh Guru
Liong dalam Novel Supernova dapat diambil
kesimpulan aspek kepribadian tersebut dapat digolongkan kepribadian yang al
mutmainah. Dari data diatas dapat disimpulakan bahwa Guru Liong dapat
menekan idnya dengan ego. Sehingga watak
yang muncul pada dirinya adalah superego.Hal ini dipengaruhi oleh jiwa Guru
Liong yang sangat kental dengan nuansa keagamaan.
e. Tristan
Tristan adalah seorang petualang.
Aspek psikologis Tristan sebagai seorang petualang tumbuh dengan perkembangan
pribadinya. Pada dasarnya psikologis tristan adalah psikologi lawwamah. Ini
terbukti ketika ia pertama kali bertemu dengan Bodhi. Ia memberi Bodhi sebuah
buku yang tak mungkin dapat di beli oleh bodhi, dan buku itu sebenarnya sangat
berguna buat Bodhi.
Tristan bertemu Bodhi pada saat
mereka sama-sama mau ke Thailand. Setelah itu mereka berpisah. Sekian lama
telah berpisah akhirnya mereka dipertemukan kembali dalam situasi yang sangat
menyulitkan. Tristan dan Bodhi sama-sama kehabisan uang, hingga akhirnya mereka
bekerja di perkebunan mariyuana. Namun pada pertemuan ini pribadi Tristan sudah
sangat berbeda, ia menjadi seorang pemeluk budha.
Dari pembahasan di atas bahwa
penulis dapat menyimpulkan bahwa aspek kognitif terlihat pada waktu ia berfikir
untuk mencari kesejatian dengan cara menjadi petualang. Aspek afektif Tristan
terlihat ketika ia tak sabar ingin
menginjakan kaki ke Nepal. Sedangkan aspek motoriknya tampat pada saat
ia bersungguh-sungguh dalam mempelajari agama Budha. Berdasarkan aspek
kepribadian tersebut di atas Tristan digolongkan dalam pribadi yang al lawamah.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Tristan dapat menekan idnya dengan
egonya. Tristan memunculkan sifat superego yang lebih mementingkan pemikiran
daripada hawa nafsunya.
2.
Hubungan Antara Kepribadian Tokoh Dengan
Kejiwaan
Hubungan
ini meliputi tingkah laku tokoh utama dengan tokoh lain. Sebagai tokoh utama
Bodhi mempunyai tingkah laku yang berbeda dengan tokoh yang lain. Hubungan itu
antara lain.
a.
Bodhi
dengan Bong
Hubungan antara Bodhi
dengan Bong adalah sebagai sahabat dekat. Mereka bertemu dalam sebuah
pertunjukan musik di Bandung. Bong membangun sebuah Punk Scane dan Bodhi
berperan sebagai tukang tato serta pengelola radio gelap khusus musik punk.
Walaupun Bodhi berhubungan
dengan Bong yang cenderung mementingkan idnya tetapi Bodhi sama sekali tidak
terpengaruh. Bodhi tetap menjadi makhluk superego yang tidak mementingkan
emosinya. Bodhi dengan Kell
Hubungan Bodhi dengan Kell
terjalin sangat erat. Bodhi banyak belajara dari Kell. Dalam hubungan ini
psikologi Bodhi pun berubah. Pada mulanya Bodhi dapat menekan idnya, akan
tetapi dengan Kell ia tidak dapat menekan seluruh idnya. Emosi Bodhi pun agak menanjak.
Hal itu disebabkan oleh kepribadian Kell yang cenderung emosional. Kepribadian
Kell sangat berpengaruh terhadap diri Bodhi.
Dari kutipan diaatas dapat
disimpulkan bahwa kepribadian Kell sangat berpengaruh bagi munculnya emosi
Bodhi.
b.
Bodhi
dengan Guru Liong
Hubungan psikologi Guru
Liong sangat mempengaruhi perkembangan psikologi Bodhi. Guru Liong banyak
mengajarkan Bodhi arti kehidupan. Guru Liong juga mengasuh Bodhi dari kecil.
Bodhi sangat berpengaruh terhadap kepribadian Guru Liong. Guru Liong sendiri
adalah orang yang bisa menekan emosinya. Guru Liong juga mengajarkan Bodhi
bagaimana menghadapi kehidupan.
c.
Bodhi
dengan Tristan
Psikologi Tristan tidak
banyak berpengaruh dalam perkembangan Bodhi. Hal ini disebabkan oleh hubungan
Bodhi derngan Tristan yang hanya sebentar. Keduanya bertemu dalam suasana yang
berbeda pula. Bodhi sendiri tidak terpengaruh dengan kehidupan Tristan seorang
petualang.
Bodhi bertemu dengan
Trisatan pada saat akan pergi mengembara dan ia bertemu lagi di GOLDEN TRIAGLE
setelah sama-sama menjadi pemetik mariyuana. Pribadi Trisnan sendiri tidak
mempengaruhi psikologi Bodhi.
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
1.
Dari
pembahasan di struktural tentang novel Supernova Episode Akar dapat disimpulkan
bahwa aspek struktural novel tersebut meliputi : alur atau plo, tokoh
(penokohan), latar (setting) dan tema.
2.
Aspek
Psikologis pada diri Bodhi, Guru Lion dan Tristan lebih mementingkan aspek
kognitif ternyata memiliki ego yang kuat sedangkan tokoh Bong dan Kell memiliki
aspek afektif dominan. Bong dan Kell lebih kuat aspek superegonya. Aspek
kognitif dominan ternyata memiliki id yang kuat. Pribadi tokoh utama Bodhi
termasuk pribadi yang al lawwamah sebab tokoh tersebut cenderung tidak
mengikuti hawa nafsunya. Tokoh Guru Liong juga termasuk dalam pribaddi yang al
lawwamah. Sedangkan untuk tokoh Kell dan Bong termasuk tokoh pribadi yang al
amarah.
3.
Hubungan
antara Psikologi Bodhi dengan Tristan dengan Guru Liong sangat mempengaruhi
terhadap superego Bodhi. Sedangkan hubungan psikologi antara Bodhi dengan Bong,
Bodhi dengan Kell berpengaruh terhadap idnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Amminudin. 1987. Pengantar Apresiasi
Karya Sastra. Bandung: CV. Sinar Baru
Atmaja, Jiwa. 1986. Notasi Tentang
Novel dan Semiotik Sastra. Ende: Nusa Indah
Aziz, Ahyadi, Abdul 1987. Psikologi
Agama Kepribadian Muslim Pncasila. Bandung:
Sinar Baru
Baribin, Raminah. 1987. Kritik dan
Penilaian Sastra. Semarang: IKIP Semarang Press
Bejo. 2001. “ Analisis Strukturalisme Genetik Novel Saman Karya Ayu Utami
dan Kemungkinanannya Sebagai
Bahan Pengajaran di SMU”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
Daniel L, Pals. 2001. Seven Theoris
of religion. Yogyakarta: Qalam
Dirgagunasa, Singgih. 1978. Pengantar
Psikologi. Jakarta: Gramedia
Keraf, Gorys. 1984. Komposisi.
Jakarta: Gramedia
Kismoyo, Emayke. 2005. “Kajian Sosiologis Novel Supernova AKAR kaya DEE”. Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Kutha Ratna, Nyoman. 2004. Teori, metode,
dan teknik penelitian sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Lestari, Dewi. 2001. Supernova
(Ksatria) Puteri dan Bintang Jatuh. Bandung: Truedee Books
……2002. Supernova Akar. Bandung:
Truedee Books
Liswiyanti. 2002. “Tinjauan Psikologis Novel Supernova Episode Ksatria, Putri Dan Bintang Jatuh Karya
Dewi Letari (DEE)”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah
Purworejo
Puji Rahayu, Tri Yogani. 2002. “Realitas Sosioal Novel Supernova”. Skripsi Universitas Muhammadiyah Puworejo
Ruth, Berry. 2001. Seri siapa Dia?
Freud. Jakarta: Erlangga
Subroto, Edi. 1992. Pengantar Metode
Peneliatan Linguistik Struktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Sugihastuti dan Suharto, 2002. Kritik
Sastra Feminis: Teori dan aplikasinya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Susanti, Fitriana. 2000. “Segi
Psikologis Tokoh Utama Novel Tanah Baru Tanah Air Kedua karya NH Dini
dan pengajarannya di kelas 2 SMU”. Skripsi Universitas
Muhammadiyah Purworejo
Tim. 2001. Metode Penelitian Sastra.
Yogyakarta: PT. Hanidita Graha Widya
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
2002. Pedoman Penulisan Skripsi.
Purworejo. UMP
Wellek, Rene & Austin Werren.
1990. Teori Kesustraan (di
terjemahkan oleh Melani Budianto ). Jakarta: Gramedia
IDENTITAS
BUKU
Judul
: Supernova; Akar
Penulis
: Dewi “Dee”
Lestari Simangunsong
Jenis
: Fiksi
Penerbit
: Truedee Books
Cetakan
Tahun :
Cetakan I Oktober 2002
Tebal
Buku
: 221 Halaman
Panjang Buku
: 21cm
Lebar
Buku
: 13,5 cm
RIWAYAT
KEPENGARANGAN
Dewi Lestari
Simangunsong yang akrab dipanggil Dee ( lahir di Bandung, Jawa Barat,
20 Januari 1976; umur 36 tahun) adalah seorang penulis dan penyanyi asal
Indonesia. Dee pertama kali dikenal masyarakat sebagai anggota trio vocal Rida
Sita Dewi. Ia merupakan alumnus SMA Negeri 2 Bandung dan lulusan Universitas
Oarahyangan, jurusan Hubungan Internasional. Sejak menerbitkan novel Supernova
yang popular pada tahun 2001, ia kemudian dikenal luas sebagai novelis.
Sukses dengan novel pertamanya yang
berjudul “Supernova; Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh”, Dee meluncurkan novel
keduanya, Supernova Dua berjudul “Akar” pada 16 Oktober 2002. Novel ini
sempat mengundang kontroversi karena dianggap melecehkan umat Hindu. Umat Hindu
menolak dicantumkannya lambing OMKARA/AUM yang merupakan aksara suci BRAHMAN
Tuhan Yang Maha Esa dalam Hindu sebagai cover dalam bukunya. Akhirnya
disepakati bahwa lambing OMKARA tidak akan ditampilkan lagi pada cetakan kedua
dan seterusnya.
SINOPSIS NOVEL
Talita Luna,
Kesejatian hidup ada pada batu kerikil yang tertendang ketika kau melangkah
menyusuri jalan. Kesejatian hidup ada pada selembar daun kering yang gugur
tertiup angin. Kesejatian hidup ada air susu ibu yang yang merelakan putting
payudaranya diisap oleh bayi manapun. Di Vihara Pit Yong Kiong, Pasuruan, di
pelabuhan Belawan, di Penang, di Bangkok, di Laos,
di Golden Triangle, di Cambodia, di Bandung, dimanapun kau hidup.
Tapi, dia
mungkin tak terlihat pada arus politik yang menyudutkanmu pada pilihan
kedigdayaan. Dia menyembunyikan diri dari teriakan- teriakan yang menggemakan
perubahan. Kesejatian hidup tak memerlukan perubahan, namun juga tak
menampiknya. Dia rebah pada semua kesederhanaan yang ada di sekelilingmu. Maka,
carilah, dan kamu akan mendapatinya. Ketuklah, maka pintu akan dibukakan
bagimu. Mintalah, maka kau akan diberi.
Demikianlah
Dewi Lestari mewakilkan sebuah upaya pencarian kesejatian hidup pada seorang
tokoh bernama Bodhi. Seorang bayi yang di suatu pagi tergeletak di pintu
Vihara. Dipungut, diasuh, dan dididik oleh seorang Pandita, Guru Liong. Merasa
bahwa karma pada hidup masa lalunya sangat berat. 18 tahun dididik dengan
ketat, termasuk penguasaan terhadap sebuah ilmu bela diri, Bodhi mengalami
penyempurnaan bathin. Pemurnian spirit. Termasuk sejumlah pengalaman uniknya
yang "merasa" menjadi ulat, tikus got, kucing, dan sapi.
18 tahun
adalah waktu yang cukup, dan Bodhi mohon pamit. Bersama serombonga pendeta Buddha,
Bodhi menyeberang ke Sumatera dan memutuskan menetap didaerah Belawan. Tanpa
KTP, tak juga faham mengenai asal usul dan tanggal kelahirannya. Bekerja tiga
bulan, mendapat upah, dan dibantu oleh Ompu Berlin untuk mendapatkan sejumlah
dokumen identitas termasuk paspor, Bodhi menyeberang ke Penang. Disana dia
bertemu dengan sejumlah backpackers yang kemudian
"memberi" arah perjalanan berikutnya: Bangkok.
Bangkok
surga bagi para backpackers. Ratusan pengelana dari mancanegara tumpah di sana.
Bodhi tinggal di semua rumah penginapan Srinthip bersama sejumlah backpakers
multi etnis. Penghuninya datang dan pergi. Masuklah Kell, seorang lelaki
tampan, peranakan Irlandia dan Mesir. Lelaki tertampan yang mungkin pernah ada
di bumi ini yang mempunyai tugas kehidupan untuk membubuhkan 617 tatto pada 617
orang untuk membuat dirinya menyongsong kemerdekaan paripurna setelah orang
ke-617 membubuhkan tato yang ke-618 ketubuhnya. Lelaki yang kerap
menyenandungkan Eye in The Sky-nya Alan Parson Project. Kell kemudian mengajarinya
tattoo. Lalu, jadilah Bodhi seorangtattooist dan menjadikan itu sebagai cara
untuk mendapatkan uang bagi biaya hidup sehari-hari.
Seorang
backpacker perempuan bernama Star, berasal dari Hollywood, peranakan Eropa
Timur dan Timur Tengah masuk dan menginap di Srinthip. Perempuan cantik dan
tercantik yang pernah dilihat Bodhi. Perawakan tubuhnya sempurna. Perempuan
inilah yang memperkenalkan dirinya dengan sebuah perasaan lain yang belum
pernah dia rasakan sepanjang hidup. Star minta Bodhi mentattoonya tepat di
payudara.Dan bergetarlah kulit semesta. Bergerolalah gelombang samudera.
Erangan kesakitan Star sewaktu ditattoo adalah hasrat dedaunan yang mendambakan
sapuan sinar matahari. Waktu berlalu dan mereka berpisah.Entah kenapa.
Bodhi
meneruskan pencarian kesejatiannya. Star seolah menggenap kesempurnaan
tattoonya dan pergi menyongsong kelana berikut. Keterserakan yang tak
menyenangkan. Tapi hidup adalah keping-keping misteri yang baru terbuka setelah
rebah sepenuhnya. Bodhi membiarkan semesta menuntun perjalanan selanjutnya.
Bertemu dengan lelaki tua pengasuh Bob Marley, yang mengumandangkan reggae
seolah cuma itu yang ada di bumi dan kahyangan. Bertemu kembali dengan Tristan,
backpacker yang ditemuinya pertama kali di Penang. Mereka berdua bekerja di
ladang ganja di Golden Triangle dengan upah USD 700 per minggu. Sekian bulan di
sana Bodhi memiliki cukup uang untuk melanjutkan kembara berikutnya. Pulang ke
Srinthip didapatinya Kell sudah tak ada. Ah, lelaki yang telah memberinya
keceriaandan sebuah warna baru.
Rasa
kangennya memuncak. Diputuskannya untuk pergi mencari Kell. Tak ada petunjuk.
Tak ada berita. Dan dia pergi. Suara semesta dan kerinduannya adalah dua buah
kompas sejati yang dia percaya akan mengantarkannya tepat waktu - tepat arah
kepada Kell. Bodhi terdampar di sebuah pertarungan antar manusia ala Golden
Triangle ditonton oleh ribuan petaruh. Diadu secara barbar di atas ring melawan
gladiator raksasa. Pertarungan dahsyat dengan menggunakan sejumlah jurus wushu
yang mendebarkan pun digelar.
Perjalanan
itu begitu panjang dan melelahkan. Menembus belukar di antara desingan peluru.
Menyusuri daratan ranjau. Disana dia betemu Epona, gadis penakluk ranjau.
Disana pula ia bertemu kembali dengan Kell. Lalu, pada sebuah kunjungan ke
lokasi ranjau, tattoo ke 618, angka kebebasan paripurna Kell, dirajahkan. Dalam
dialog cerdas, konyol, menggelikan, dan bertabur air mata. Adegan mengejutkan,
dan merupakan bagian terindah. Kebebasan itu datang dan menyapa dalam damai.
Nikmati adegan ini sambil mendengarkan You Take My Breath Away-nya QUEEN.
Berani sumpah, kau akan hening berjam-jam sesudahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar