Minggu, 30 Maret 2014

UNSUR PEMBANGUN PROSA DALAM FILM “ RUMAH TANPA JENDELA “

UNSUR PEMBANGUN PROSA DALAM FILM
“ RUMAH TANPA JENDELA “
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah pengkajian prosa
Dosen pembimbing : Nurhayati Ginanjar, M. Pd

Disusun Oleh :
1.                        Mida Hidayatul A          (112110109)
2.                        Sarif hidayat                  (112110111)
3.                        Endang Widyastuty.P                (112110115)
4.                        Nurul Hidayati              (112110118)
5.                        Khusnul Khotimah         (122110159)
6.                        Supri Hartini                  (122110045)

Kelas IV C

PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2012 – 2013
UNSUR PEMBANGUN CERITA DALAM FILM “RUMAH TANPA JENDELA”
A.    Tema
Film Rumah Tanpa Jendela menyajikan sebuah potret kehidupan sosial masyarakat, antara masyarakat kalangan bawah yang terwakili oleh keluarga Rara dan masyarakat kalangan atas yang terwakili oleh keluarga Aldo.
Hal ini terlihat dari kehidupan keluarga mereka yang sangat berbeda, keluarga Rara tinggal di sebuah perkampungan pemulung, dengan rumah-rumah triplek dan kardus tanpa jendela. Membuat kondisi rumah lembab, karena cahaya tidak dapat masuk ke dalam rumah. Kondisi rumah yang lembab itu menjadi lahan pertumbuhan virus TBC yang menyebabkan Simbok (Nenek Rara) menderita setiap harinya karena penyakit itu. Rara dan teman-temannya yang tinggal di perkampungan pemulung hanya dapat mengecap pendidikan di Sekolah Singgah dengan fasilitas seadanya.
Sangat berbeda dengan kehidupan keluarga Aldo. Anak berkebutuhan khusus itu terlahir di keluarga kaya raya. Rumahnya besar dan megah dengan segala fasilitas yang ada. Di dalam film itu rumah Aldo digambarkan memiliki banyak jendela yang masih menjadi mimpi bagi Rara.
Hubungan sosial antara si kaya dan si miskin terlihat dari hubungan persahabatan antara Rara dan Aldo. Diawali dengan pertemuan mereka di sebuah sanggar lukis. Rara berperan menjadi tukang ojek payung, sedangkan Aldo sebagai si anak kaya yang sedang menunggu jemputan dari sopir dan neneknya. Persahabatan mereka berlanjut sampai sebuah musibah menimpa keluarga Rara, perkampungan pemulung terbakar. Kebakaran itu berakibat Bapak Rara yang diperankan oleh Raffi Ahmat meninggal dan simbok koma di rumah sakit karena penyakit TBC-nya. Rara diterima seperti keluarga sendiri di dalam keluarga Aldo, sampai akhirnya ketika simbok sembuh, simbok dan Rara di minta untuk menempati villa keluarga Aldo.
Hubungan sosial antara si kaya dan si miskin memang tidak pernah bisa berjalan mulus. Di dalam perjalanan cerita terdapat konflik-konflik akibat kesenjangan sosial. Di antaranya ketika Mama Aldo pulang bersama ibu-ibu sosialita dari seminar permata, Mama Aldo menampakkan sikap tidak suka melihat Aldo dan teman-teman Rara dari perkampungan pemulung sedang berenang di kolam renang rumah Aldo. Begitu juga ketika ulang tahun Kak Dini (Kakak Aldo). Walaupun dalam adegan yang satu ini ketidaksenangan Kak Dini dan Mama Aldo atas sikap Aldo, Nenek Aldo, Rara, dan teman-teman Rara yang menari bersama mengiringi band Bang Adam, terlihat terkait Aldo yang merupakan ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), tetapi terlihat jelas sikap Mama Aldo yang tidak suka dengan sikap ‘udik’ Rara dan teman-teman Rara.
Ujian dapat menimpa siapa saja, karena pada dasarnya Allah memberikan ujian kepada setiap hambaNya. Ntah itu berupa kemiskinan, kelaparan, kesakitan, kesedihan, maupun kebahagiaan dan kekayaan. Hal ini juga menjadi kesatuan tema di dalam film Rumah Tanpa Jendela. Ujian yang dialami oleh keluarga Rara berupa kemiskinan, kelaparan, kesakitan dan kesedihan. Sedangkan ujian yang menimpa keluarga Aldo berupa kekayaan. Yang kesemuanya itu bermuara pada seberapa tinggi keimanan mereka terhadap Allah dalam menghadapi ujian-ujian tersebut.

B.     Alur
Film Rumah Tanpa Jendela dibangun dengan alur yang menarik. Kontinuitas struktur cerita yang ditunjukkan dibentuk oleh peristiwa-peristiwa yang langsung secara berurutan menjadi karakter alur film Rumah Tanpa Jendela. Secara jelas film Rumah Tanpa Jendela memiliki alur maju. Studi analisis tahapan alur dalam film Rumah Tanpa Jendela dapat dipaparkan sebagai berikut.
a.       Tahap Eksposision
Film Rumah Tanpa Jendela diawali dengan penggambaran latar kehidupan sebuah perkampungan kumuh di sudut kota dengan segala macam potret kehidupan yang ada di sana. Karakter Rara langsung muncul dengan jiwa penuh mimpinya. Di awal film itu langsung digambarkan Rara dan teman-temannya di sekolah singgah sedang menulis keinginan masing-masing anak di dalam secarik kertas. Rara menulis mengenai keinginannya memiliki jendela yang dapat menjadi lubah masuknya cahaya matahari dan keluar masuknya udara ke dalam rumah tripleknya.
Potret kehidupan dari kehidupan Rara, langsung pindah ke kehidupan Aldo. Di awal cerita karakter Aldo sebagai seorang ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) diperlihatkan dengan motorik Aldo yang berbeda dengan anak normal.
Kehidupan kaya keluarga Aldo diperlihatkan di awal cerita dengan adegan Aldo yang sedang menjemput neneknya di bandara. Digambarkan juga rumah Aldo yang sangat megah dengan segala fasilitas yang ada.
Beberapa karakter tokoh pendukung juga diperlihatkan di awal cerita, seperti simbok, Bapak Rara, Bu Alya, teman-teman Rara, Mas Tarjo, nenek, Bang Adam, Kak Andini, Papa Aldo, dan Mama Aldo.
Pertemuan antara Aldo dan Rara di sanggar lukis juga masuk ke dalam tahap eksposision ini. Adegan-adegan di awal film ini menjadi gambaran awal bagi penonton untuk bisa lembih memahami mau dibawa ke mana cerita Rumah Tanpa Jendela ini.
b.      Tahap Inciting Moment
Pada tahap ini film Rumah Tanpa Jendela mulai memperlihatkan permasalahan yang dialami tokoh cerita. Rara yang ingin memiliki jendela terus membujuk bapaknya untuk membuatkan jendela kecil di rumahnya sebagai jalan masuk udara dan cahaya ke dalam rumah sederhananya. Untuk memberikan nasihat kepada Rara, Bapak Rara menceritakan sebuah kisah tetang anak tupai yang ingin memiliki rumah lapang. Inti hikmah dari kisah anak tupai tersebut adalah kita harus selalu bersyukur dengan apa pun yang telah diberikan Allah kepada kita. Walaupun sudah diberi nasihat, Rara tetap bersikukuh meminta jendela di rumahnya. Dengan terpaksa Bapak Rara menyanggupi, walaupun ntah kapan mimpi itu akan terwujud.
Namun, mimpi Rara itu dicibir oleh teman-temannya. Teman-temannya menganggap Rara terlalu bermimpi tinggi untuk memiliki jendela.
Sikap tidak suka Mama Aldo terhadap Rara dan teman-teman Rara yang sedang berenang di kolam renang rumah Aldo juga menjadi problem pembukan yang nantinya akan terus berkembang seiring berjalannya cerita. Sebenarnya Mama Aldo sosok yang baik, tetapi karena pergaulannya dengan ibu-ibu sosialita yang high class, ia malu dengan kondisi yang ada.
Pada tahap ini juga mulai deperlihatkan ketidak sukaan (malu) Kak Dini terhadap Aldo yang berkebutuhan khusus, karena pengaruh teman-temannya.
c.       Tahap Rising Action
Peristiwa-peristiwa yang terjadi terus berkembang mengalami penanjakan konflik cerita. Pengarang berusaha mengembangkan konflik dengan melibatkan tokoh-tokoh lain yang memiliki peran penting dalam kedudukan tokoh memacu peningkatan konflik. Dalam film Rumah Tanpa Jendela ini, tahap rising action terlihat pada adegan Rara mempengaruhi teman-temannya di perkampungan pemulung untuk memiliki jendela di rumahnya. Rara memberikan sebuah gambaran bahwa ketika rumah terdapat jendela itu sangat indah dan juga terdapat banyak manfaatnya. Cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah, sehingga rumah tidak lembab lagi. Udara bisa keluar masuk rumah, membuat udara di dalam rumah selalu segar. Jika malam tiba, bisa melihat bulan dan bintang lewat jendela untuk menemani tidur.
Akhirnya teman-teman Rara di perkampungan pemulung terpengaruh dengan mimpi dan cerita Rara. Begitu juga teman-teman Rara yang awalnya mengejek mimpi Rara. Mereka semua membujuk orang tua masing-masing untuk membuatkan jendela di rumah-rumah mereka. Hal ini membuat para orang tua bingung, karena selain harga kusen (bingkai jendela) mahal dan tak terbeli oleh mereka yang berada di bawah garis kemiskinan, hal itu juga tidak mungkin karena rumah mereka saling berdempetan (bergabung) antara satu rumah dengan rumah lain.
Konflik yang terjadi pada pesta ulang tahun Kak Dini ini juga merupakan penanjakan konflik atas ketidak sukaan (malu) Kak Dini terhadap kondisi Aldo yang   berkebutuhan khusus. Kak Dini tidak mau, Rio laki-laki yang ditaksirnya mengetahui kalau ia memiliki adik berkebutuhan khusus.
Pada adegan itu terlihat Aldo, Nenek Aldo, Rara dan teman-teman Rara memberikan surprise party dengan naik ke atas panggung, menari mengiringi band Bang Adam yang sedang performance. Kak Dini dan Mama Aldo malu dan marah. Kak Dini malu, lebih karena kondisi Aldo yang berkebutuhan khusus diketahui oleh teman-temannya dan Rio. Sedangkan Mama Aldo malu, lebih karena Rara dan teman-teman Rara yang datang dari kalangan bawah.
d.      Tahap Complication
Perkembangan masalah yang terjadi dalam cerita menjadi lebih kompleks pada tahap ini. Dalam film Rumah Tanpa Jendela, tahap ini digambarkan ketika Rara pergi ke pesta Kak Dini, simbok yang sedang sakit berada di rumah sendiri. Ayah sedang bekerja di luar rumah. Simbok yang batuknya semakin menjad ingin minum air panas, tapi sudah habis. Sehingga ia harus menjerangnya. Pada saat ingin menyalakan tungku simbok terjatuh dan api menimbulkan kebakaran besar di perkampungan pemulung.
Pada saat yang sama Bapak Rara sedang menukar ikan-ikan hiasnya yang biasa dijual dengan bingkai jendela untuk mewujudkan mimpi Rara memiliki Jendela. Sesampainya di rumah, Bapak Rara kaget dengan kondisi rumah yang sudah terbakar, padahal simbok masih berada di dalam. Tanpa pikir panjang Bapak Rara masuk menerobos api untuk menyelamatkan simbok. Namun, naas Bapak mengalami luka bakar yang sangat parah sehingga nyawanyaa tidak tertolong lagi.
Kondisi penyakit TBC simbok semakin parah, ditambah paparan asap tebal akibat kebakaran, sehingga membuat simbok harus dirawat intensif di rumah sakit. Simbok mengalami koma.
e.       Klimaks (perginya aldo dari rumah, benar2 terlihat persahabatan dan ujian antara dua lapisan sosial)
Pada tahap ini rangkaian-rangkaian peristiwa yang terjadi mencapai klimaks. Puncak dari seluruh cerita atau peristiwa sebelumnya ditahan untuk dapat menonjolkan saat klimaks cerita tersebut. Dalam film Rumah Tanpa Jendela, puncak dari konflik atau peristiwa yang terjadi yaitu ketika Rara harus kehilangan rumah, bapak, dan simbok tergolek lemah di rumah sakit. Padahal seharusnya saat itulah puncak kebahagiaan Rara, karena bapak telah memberikan bingkai jendela untuk Rara. Mimpi Rara untuk memiliki jendela kecil dirumahnya akan segera terwujud. Tapi semua mimpinya dilalap di jago merah.
Rara diminta untuk tinggal di rumah Aldo sampai simbok sembuh. Namun, Rara menolaknya, ia memilih menunggui simbok di rumah sakit. Karena simbok adalah satu-satunya orang yang paling dicintainya setelah kepergian kedua orang tuanya.
Begitupula puncak masalah terjadi pada keluarga Aldo. Aldo lari dari rumah, karena mendengar Kak Dini dan mama menggunjing mengenai dirinya.
f.       Tahap Falling Action
Setelah mencapai klimaks dengan pengungkapan masalah-masalah yang menimpa tokoh kemudian pada tahap tertentu konflik cerita mulai menurun. Di dalam film Rumah Tanpa Jendela, tahap ini terlihat ketika peristiwa-peristiwa setelah kepergian Aldo secara diam-diam dari rumah.
Kak Dini yang menjadi penyebab utama perginya Aldo dari rumah, mulai menyadari bahwa perbedaan kondisi yang ada pada diri Aldo tidak harus disikapi dengan perasaan malu, karena kondisi Aldo di tengah-tengah mereka merupakan anugerah terindah dari Allah.
Kak Dini menyadari setelah Rio menasehatinya dan bercerita bahwa ia juga memiliki saudara kembar yang mengalami keterbelakangan mental seperti Aldo. Tapi Rio tetap bangga dengan saudara kembarnya itu. Bahkan Rio sangat merasa kehilangan ketika saudara kembarnya itu pergi untuk selama-lamanya karena suatu penyakit. Di sini lah titik kesadaran Andini.
Tahap ini juga terlihat ketika Aldo dan Rara sedang di sanggar lukis tempat Aldo biasa belajar melukis. Aldo yang lari dari rumah diperlihatkan sedang menggambar keluarganya. Namun, di dalam gambarnya tidak terlukis adanya mama, papa dan Kak Dini. Setelah ditanya, Aldo menjawab bahwa mereka sedang sibuk di luar rumah tidak bisa bersama-sama dengan Aldo. Pada saat itu lah keluarga Aldo menjemput Aldo di sanggar. Mama, Papa, Kak Andini dan seluruh keluarga mulai menyadari betapa penting sosok Aldo di tengah keluarga mereka. Aldo membutuhkan kasih sayang mereka.
g.      Tahap Denovement
Setelah cerita melalui proses pemecahan masalah dari semua peristiwa, maka cerita mengarah pada penyelesaian. Di dalam film Rumah Tanpa Jendela, tahap ini terlihat pada bagian penutup cerita. Simbok sudah sembuh dari penyakit TBC-nya dan sudah bisa pulang dari rumah sakit. Karena mereka sudah tidak memiliki rumah pasca kebakaran kemarin, keluarga Aldo meminta Rara dan simbok tinggal di villa milik keluarga Aldo. Sekalian untuk menjaga dan merawat villa tersebut.
Adegan Rara dan simbok di villa terlihat sangat bahagia bahagia. Kebahagiaan itu menjadi lengkap ketika Budhe Asih datang kembali kepada mereka.

C.    Tokoh dan Penokohan
          Analisis struktur tokoh dan penokohan dalam film Rumah Tanpa Jendela dilakukan dengan melihat penggambaran watak tokoh dari beberapa sisi, yaitu melalui metode deskripstif maupun dramatik.
a.      Deskripsi tokoh – tokoh dalam film Rumaha Tanpa Jendela
Film Rumah Tanpa Jendela karya Aditya Gumay menampilkan tokoh utama yaitu Rara. Nama tokoh kemudian berkembang dengan nama-nama seperti Aldo, Simbok, Ayah Rara, Budhe Asih, Adam, Andini, Ibu Ratna, Pak Syahri, Rio, Bu Aliya, Pak Tarjo, Bi Siti, dll.
Film tersebut menempatkan tokoh Rara sebagai pusat bagi pengarang untuk mengungkapkan ceritanya. Tokoh Rara merupakan tokoh sentral yang mengalami banyak peristiwa dalam keterlibatannya di dalam cerita. Fakta tokoh Rara sebagai tokoh sentral dapat dilihat dari banyaknya hubungan yang dimiliki dengan tokoh-tokoh lain didalam cerita.
Tokoh Rara berhubungan dengan tokoh Aldo. Tokoh Aldo selalu menolong Rara saat Rara sedang mengalami masalah. Hal tersebut dapat dibuktikan saat Rara tidak memiliki rumah untuk tinggal karena rumah Rara terbakar, kemudian Aldo menyuruh Rara untuk tinggal dirumahnya.
Tokoh Rara juga berhubungan dengan tokoh Si Mbok. Si mbok merupakan nenek dari Rara, dia sangat menyayangi Rara, dan mereka tinggal serumah oleh karena itu mereka memiliki kedekatan emosional satu sama lain. Hal tersebut dapat dibuktikan saat Rara akan menghadiri pesta ulang tahun kakak Aldo yaitu Andini dan simbok nya yang menyiapkan segala keperluan Rara.
Tokoh Rara berhubungan erat dengan tokoh Raga. Tokoh Raga adalah ayah dari Rara, Raga sangat menyayangi Rara dan apa pun yang diminta Rara sebisa mungkin akan dikabulkan oleh Raga. Hal tersebut dapat dilihat saat adegan, Raga menceritakan sebuah dongeng tentang keluarga tupai saat Rara meminta rumah yang memiliki jendela.
Tokoh Rara berhubungan erat dengan Nenek Aisyah. Tokoh nenek Aisyah adalah nenek Aldo, dia selalu ada disamping aldo dan sangat menyayangi aldo. Dia juga sering membantu Rara dan keluarganya. Hal tersebut dapat dilihat saat adegan Nenek Rara dirumah Sakit dan nenek Aisyah lah yang membiayai semua biaya Rumah Sakit.
Tokoh Rara berhubungan dengan tokoh Aliya. Aliya sendiri adalah seorang guru relawan yang mengajar di Sekolah singgah tempat Rara bersekolah. Dapat dibuktikan saat adegan Rara sedang bersekolah dan  Bu Aliya memberi tugas murid – muridnya yang salah satunya adalah Rara untuk mengaranga apa yang mereka impikan.

b.      Penggolongan tokoh dalam film Rumah Tanpa Jendela
Dalam film Rumah Tanpa Jendela tokoh Rara merupakan tokoh yang melakukan segala tindak tokoh utama, sebagaimana diamanatkan oleh pengarang. Karena itu, tokoh Rara disebut tokoh Protagonis. Tokoh protagonis memiki watak yang baik sehingga disegani oleh penonton.
Tokoh Andini kurang disegani karena sebagai orang yang egois, tidak peduli dengan keadaan adiknya. Hal tersebut dapat dibuktikan saat adegan Andini marah saat ulang tahunya, adiknya yaitu Aldo membawa teman-temannya (anak jalanan) ikut mengisi acara ulang tahunya tanpa seizin Andini.
Dalam penyebutan lain kecuali tokoh Rara semua tokoh-tokoh dalam film Rumah Tanpa Jendela merupakan tokoh statis karena tokoh-tokoh tersebut dari awal hingga akhir cerita tidak mengalami perubahan perwatakan yang diakibatkan oleh pengaruh peristiwa-peristiwa yang terjadi, kecuali tokoh Rara dan Andini. Tokoh Rara disebut tokoh Dinamais karena tokoh tersebut mengalami perubahan dan perkembangan perwatakan akibat pengaruh peristiwa-peristiwa yang terjadi. Perubahan tokoh Rara dapat dicermati melalui jalan pikirannya dalam berusaha menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam dirinya. Hal tersebut dapat dibuktikan saat adegan,Rara mengojek payung saat Aldo kelaparan  setelah aldo kabur dari rumah karena uang Aldo jatuh ditaksi. Tokoh Andini termasuk tokoh dinamis, hal tersebut terlihat jelas yang awalnya Andini tidak menyukai sikap Aldo, karena pengaruh dari temannya kemudian menyadari sikapnya yang kurang baik.
c.       Perwatakan Tokoh
Setiap tokoh yang ditampilkan dalam film Rumah Tanpa Jendela memiliki watak yang berbeda-beda yang menjadi karakteristik masing-masing tokoh.
·         Tokoh Rara didiskripsikan sebagi tokoh utama yang dikenal karena interaksi sosialnya terhadap tokoh lain. Tokoh Rara diwujudkan sebagai tokoh yang aktif, ceria, pekerja keras dan menerima orang lain tanpa melihat fisik atau kekurangannya. Hal tersebut terbukti saat Rara dan teman-temannya mengojek payung itu merupakan bukti bahwa ia pekerja keras, dan dia juga menerima Aldo sebagai temannya walaupun Aldo memiliki keterbelakangan mental.
·         Tokoh Aldo didiskripsikan sebagai tokoh yang memiliki keterbelakangan mental dia anak yang, baik, aktif, dan dia juga memiliki kelebihan yaitu pandai melukis. Dapat dibuktikan saat dia selalu menolong sahabatnya saat kesusahan itu merupakan bukti bahwa dia anak yang baik.
·         Tokoh Si Mbok didiskripsikan sebagai tokoh yang sakit-sakitan dia juga sangat menyayangi Rara. Terbukti saat simbok menyiapkan segala keperluan Rara saat akan menghadiri pesta ulang tahun Andini.
·         Tokoh Raga didiskripsikan sebagai tokoh yang sangat menyayangi anaknya, yaitu Rara dia  juga berusaha untuk melakukan apa saja yang diinginkan anaknya. Terlihat saat Raga menukar daganganya yaitu ikan dengan kusen jendela yang tidak terlalu bagus.
·         Tokoh Nenek Aisyah didiskripsikan sebagai tokoh sangat menyayangi cucu-cucunya dan peduli terhadap kesusahan orang lain. Terlihat saat Nenek Aisyah menolong keluarga Rara saat sedang kesusahan.
·         Tokoh Adam didiskripsikan sebagai tokoh yang menyayangi adiknya yaitu Aldo walaupun Aldo memiliki keterbelakangan mental. Terbukti bahwa dia selalu mendukung apa yang menjdai kemauan Aldo.
·         Tokoh Andini didiskripsikan sebagi tokoh yang tidak begitu baik, dia kurang menyayangi adiknya dan dia juga tidak peduli dengan keadaan orang lain. Terbukti saat pesta ulang tahunnya dia merasa malu kepada teman-temannya saat Aldo menari diatas panggung bersama anak-anak jalanan.
·         Tokoh Pak Syahri merupakan ayah dari Aldo, dia dideskripsikan sebagai pengusaha yang sangat sibuk,merupakan tokoh yang sangat menyayangi anak – anaknya dan selalu mendukung keinginan anaknya selagi hal itu positif. Terbukti saat Aldo meminta izin kepada ayahnya untuk mengambil uang tabungan untuk membeli buku guna membantu anak – anak di sekolah Rara.
·         Ibu Ratna merupakan ibu dari Aldo, ia dideskripsikan sebagai tokoh yang menyibukkan dirinya di kegiatan seminar perhiasan, selalu mendukung permintaan anak perempuannya yaitu Andini. terbukti saan Andini meminta ulangtahunnya dirayakan di gedung, ibunya langsung memesan gadung untuk pesta itu.







D.    Latar
Latar/ setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah   cerita. Latar atau setting yang terdapat pada film Rumaha Tanpa Jendela adalah
              a.     Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan peristiwa itu terjadi dan diceritakan.
            Peristiwa dalam film Rumah Tanpa Jendela terjadi pada tahun 2010. Adegan dalam film tersebut juga mencakup semua waktu dari pagi, siang, sore, dan melam.
Waktu pagi dibuktikan saat Rara akan mandi untuk berangkat sekolah. Waktu siang dibuktikan saat Rara sedang belajar di sekolah singgah. Waktu sore dibuktikan saat Aldo kabur dari rumah, dan waktu malam dibuktikan saat Aldo dan Rara berada di gedung tua untuk istirahat setelah kabr dari rumah.
             b.      Latar Tempat
            Latar tempat memberikan deskripsi imajinasi tempat terjadinya peristiwa dalam film Rumaha Tanpa Jendela.
Latar tempat yang terdapat dalam Film tersebut adalah
·         Perkampungan kumuh tempat Rara tinggal yaitu Menteng Pulo, Jakarta.
·         Bandara, terbukti saat Aldo menjemput neneknya yang datang dari Medan.
·         Rumah mewah Aldo dan keluarganya tinggal. Terbukti saat Aldo mengejak teman – temannya yang anak – anak jalaan berenang di rumahnya
·         Sanggar lukis tempat Aldo belajar melukis, terbukti saat Rara bersama Aldo tidur di depan sanggar setelah kabur dari rumah.
·         Kolam renang rekreasi, terbukti saat nenek Aldo, Aldo, Adam, Bu Aliya, dan teman – teman Rara mengajak Rara berenang untuk menghilangkan penat.
·         Rumah sakit, terbukti saat Si Mbok dirawat di Rumah sakit.
·         Sekolah singgah tempat Rara dan teman – temannya belajar.
·         SMA tempat Andini sekolah.
·         Gedung,  tempat pesta ulang tahun Andini dilangsungkan.
·         Pasar tempat Ayah Rara berjualan.
·         Gedung tua, tempat dimana Rara dan Aldo istirahat dan makan setelah kabur dari rumah.
·         Vila keluarga Aldo, tempat dimana Rara tinggal setelah rumahnya habis terbakar.
              c.     Latar sosial
Latar sosial menyangkut status sosial seorang tokoh, penggambaran keadaan masyarakat, kebiasaan hidup, pandangan hidup, adat istiadat, cara berfikir, cara bersikap dan termasuk latar sosial tokoh yang bersangkutan. Dalam film Rumah Tanpa Jendela latar sosial juga diperlihatkan beriringan dengan latar tempat dan waktu. Perkampungan kumuh tempat Rara tinggal ditunjukkan lengkap beserta masyarakatnya.
Dalam cerita di film tersebut, interaksi sosial sudah menggunakan budaya modern, terbukti dalam cerita, komunikasi sudah menggunakan heandphone, kendaraannya juga menggunakan kendaraan mobil.
             d.     Latar suasana
Suasana merupakan gambaran keadaan ataupun persaan yang tergambar dalam setiap adegan di film Rumah Tanpa Jendela
Di film tersebut tergambar suasana Sedih, senang ataupun ceria. Suasana sedih tergambarb saat Rara kehilangan ayahnya dan kehilangan rumahnya karena terbakar dususul dengan neneknya yang sakit. Suasana senang tergambar saat awal cerita, nenek Aldo baru datang dari Medan dan dia disambut oleh keluarga Aldo. Suasana ceria tergambar saat Aldo , Rara, dan teman – temannya berenang bersama.





E.      Sudut pandang
Sudut pandang merupakan cara pengarang memosisikian diri dalam cerita. Setiap pengarag memiliki kekhasan masing – masing dalam penyajian cerita olahannya. Sudut Pandang sendiri memiliki pengertian sebagai cara pengarang menempatkan dirinya di dalam cerita. Dengan demikian, Sudut Pandang pada hakikatnya merupakan teknik atau siasat yang sengaja dipilih penulis untuk menyampaikan gagasan dan ceritanya, melalui kaca mata tokoh—atau tokoh-tokoh—dalam ceritanya.
Pengarang dalam sudut pandang ini menempatkan dirinya sebagai pelaku sekaligus narator dalam ceritanya. Menggunakan kata ganti “Aku” atau “Saya”. Namun begitu, Sudut Pandang ini bisa dibedakan berdasarkan kedudukan “Aku” di dalam cerita itu. Apakah dia sebagai pelaku utama cerita? atau hanya sebagai pelaku tambahan yang menuturkan kisah tokoh lainnya?
Pengarang menempatkan dirinya sebagai tokoh di dalam cerita yang menjadi pelaku utama. Melalui tokoh “Aku” inilah pengarang mengisahkan kesadaran dirinya sendiri (self consciousness); mengisahkan peristiwa atau tindakan. Penonton akan menerima cerita sesuai dengan yang diketahui, didengar, dialami, dilihat dan dirasakan tokoh “Aku”. Tokoh “Aku” menjadi narator sekaligus pusat penceritaan.
Apabila peristiwa-peristiwa di dalam cerita anda terbangun akibat adanya konflik internal (konflik batin) akibat dari pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, atau harapan dari tokoh cerita, SP ini merupakan pilihan yang tepat. Karena anda akan leluasa mengungkapkan apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh tokoh cerita anda.
Terbukti dalam adegan sewaktu di awal film sewaktu Rara opening di Sekolah Singgah dan Bu Alya menyuruh murid-muridnya termasuk juga Rara untuk membuat karangan tentang keinginan yang belum tercapai dan hanya diberi waktu 1 jam saja “nama ku Rara, aku tinggal di Jakarta di rumah yang sempit, di kampung pemulung yang sumpek, dengan rumah-rumah  tanpa jendela. Ya … apa artinya sebuah jendela jika kami bisa kehilangan rumah kapan saja karena digusur. Sebenarnya aku pingin tahu apa pendapat Ibu tentang jendela, tapi Ibu sudah meninggal karena sakit sebelum aku sempat bertanya. Sayang nenek ku sempat tak setuju “jendela untuk apa to Ra ?” katanya. Tapi aku tetap ingin punya jendela satu saja. Biar matahari dan angin bisa masuk ke dalam rumah. Bapak janji mau bikin jendela entah kapan.” 
Perhatikan kata: “nama ku” pada penggalan cerita di atas. Tokoh “Aku” hanya menyampaikan siapa dia.
Kemudian juga dalam adegan sewaktu keluarga Aldo menjemput Aldo di sekolah lukisnya dan Rara kembali ke Rumah Sakit untuk menemani Neneknya lagi “Aldo sudah kembali bersama keluarganya, aku juga kembali ke Rumah Sakit untuk menjaga satu-satunya keluarga yang masihku miliki sekarang. Aku masih tidak bisa membayangkan jika simbok pada akhirnya harus pergi meninggalkanku. “meninggalkanku” hanya menyampaikan nasibnya sendiri.
F.     Bahasa
              Bahasa yang digunakan dalam film Rumah Tanpa Jendela ialah bahasa. Indonesia yang umum digunakan sehari-hari, tetapi ada beberapa pemain yang seolah-olah cara biacaranya seperti orang Jawa (bapak Rara) dan juga ada yang seperti orang Medan (nenek Aldo).
G.    Amanat
Amanat merupakan pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap hidup.


Amanat yang dapat diambil dalam film Rumaha Tanpa Jendela adalah
a.       Kita tidak boleh melihat orang sebelah mata.
Dapat dibuktikan dengan karakter tokoh Rara yang tidak memperdulikan kekurangan yang ada dalam didi tokoh Aldo, tokoh Rara tetap mau berteman dengan tokoh Aldo walaupun memiliki kekurangan.
b.      Tidak membeda-bedakan status sosial seseorang
Dapat dibuktikan dengan karakter yang diperankan oleh tokoh Aldo, dia mau berteman dengan tokoh Rara yang notabennya berbeda kelas sosial dengan dirinya.
c.       Saling tolong menolong antar sesama walaupun berbeda status sosial.
Dapat dibuktikan dengan kerakter dari tokoh Aldo pula yang selalu menolong temannya disaat susah.

H.    Nilai pendidikan
1.      Nilai Agama
Dalam film Rumah Tanpa Jendela karya Aditya Gumay juga memberi amanat agar selalu taat beribadah tanpa memendang status sosial, tergambar saat keluarga Aldo yang tetap melaksanakan sholat subuh  berjamaah bersama walaupun mereka sudah menjadi orang kaya.
2.      Nilai pendidikan moral
Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra juga bertujuan untuk mendidik menusia agar mengenal nilai – nilai etika dan budi pekerti. Dalam film tersebut nilai pendidikan moral ditunjukkan saat Andini menyedari kesalahannya karena dia merasa malu memiliki adik seperti Aldo, namun kemudian ia meminta maaf.
3.      Nilai pendidikan sosial
Nilai sosial mencakup kebutuhan hidup bersama seperti kasih sayang, kepercayaan, pengakuan, dan penghargaan. Nilai sosial yang tergambar dalam film Rumah Tanpa Jendela ditunjukkan oleh tokoh Aldo yang sering membantu Rara, tanpa melihat status sosial Rara.


4 komentar: