UNSUR
PEMBANGUN PROSA DALAM FILM
“
RUMAH TANPA JENDELA “
Disusun
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah pengkajian prosa
Dosen
pembimbing : Nurhayati Ginanjar, M. Pd

Disusun
Oleh :
1.
Mida Hidayatul A (112110109)
2.
Sarif hidayat (112110111)
3.
Endang Widyastuty.P (112110115)
4.
Nurul Hidayati (112110118)
5.
Khusnul Khotimah (122110159)
6.
Supri Hartini (122110045)
Kelas IV C
PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
UNSUR PEMBANGUN CERITA DALAM FILM
“RUMAH TANPA JENDELA”
A. Tema
Film Rumah Tanpa Jendela menyajikan sebuah
potret kehidupan sosial masyarakat, antara masyarakat kalangan bawah yang
terwakili oleh keluarga Rara dan masyarakat kalangan atas yang terwakili oleh
keluarga Aldo.
Hal ini terlihat
dari kehidupan keluarga mereka yang sangat berbeda, keluarga Rara tinggal di
sebuah perkampungan pemulung, dengan rumah-rumah triplek dan kardus tanpa
jendela. Membuat kondisi rumah lembab, karena cahaya tidak dapat masuk ke dalam
rumah. Kondisi rumah yang lembab itu menjadi lahan pertumbuhan virus TBC yang
menyebabkan Simbok (Nenek Rara) menderita setiap harinya karena penyakit itu.
Rara dan teman-temannya yang tinggal di perkampungan pemulung hanya dapat
mengecap pendidikan di Sekolah Singgah dengan fasilitas seadanya.
Sangat berbeda
dengan kehidupan keluarga Aldo. Anak berkebutuhan khusus itu terlahir di
keluarga kaya raya. Rumahnya besar dan megah dengan segala fasilitas yang ada.
Di dalam film itu rumah Aldo digambarkan memiliki banyak jendela yang masih
menjadi mimpi bagi Rara.
Hubungan sosial
antara si kaya dan si miskin terlihat dari hubungan persahabatan antara Rara
dan Aldo. Diawali dengan pertemuan mereka di sebuah sanggar lukis. Rara
berperan menjadi tukang ojek payung, sedangkan Aldo sebagai si anak kaya yang
sedang menunggu jemputan dari sopir dan neneknya. Persahabatan mereka berlanjut
sampai sebuah musibah menimpa keluarga Rara, perkampungan pemulung terbakar.
Kebakaran itu berakibat Bapak Rara yang diperankan oleh Raffi Ahmat meninggal
dan simbok koma di rumah sakit karena penyakit TBC-nya. Rara diterima seperti
keluarga sendiri di dalam keluarga Aldo, sampai akhirnya ketika simbok sembuh,
simbok dan Rara di minta untuk menempati villa keluarga Aldo.
Hubungan sosial
antara si kaya dan si miskin memang tidak pernah bisa berjalan mulus. Di dalam perjalanan
cerita terdapat konflik-konflik akibat kesenjangan sosial. Di antaranya ketika
Mama Aldo pulang bersama ibu-ibu sosialita dari seminar permata, Mama Aldo
menampakkan sikap tidak suka melihat Aldo dan teman-teman Rara dari
perkampungan pemulung sedang berenang di kolam renang rumah Aldo. Begitu juga
ketika ulang tahun Kak Dini (Kakak Aldo). Walaupun dalam adegan yang satu ini
ketidaksenangan Kak Dini dan Mama Aldo atas sikap Aldo, Nenek Aldo, Rara, dan
teman-teman Rara yang menari bersama mengiringi band Bang Adam, terlihat
terkait Aldo yang merupakan ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), tetapi terlihat
jelas sikap Mama Aldo yang tidak suka dengan sikap ‘udik’ Rara dan teman-teman
Rara.
Ujian dapat
menimpa siapa saja, karena pada dasarnya Allah memberikan ujian kepada setiap
hambaNya. Ntah itu berupa kemiskinan, kelaparan, kesakitan, kesedihan, maupun
kebahagiaan dan kekayaan. Hal ini juga menjadi kesatuan tema di dalam film Rumah Tanpa Jendela. Ujian yang dialami
oleh keluarga Rara berupa kemiskinan, kelaparan, kesakitan dan kesedihan.
Sedangkan ujian yang menimpa keluarga Aldo berupa kekayaan. Yang kesemuanya itu
bermuara pada seberapa tinggi keimanan mereka terhadap Allah dalam menghadapi
ujian-ujian tersebut.
B. Alur
Film Rumah Tanpa Jendela dibangun dengan alur yang menarik. Kontinuitas
struktur cerita yang ditunjukkan dibentuk oleh peristiwa-peristiwa yang
langsung secara berurutan menjadi karakter alur film Rumah Tanpa Jendela. Secara jelas film Rumah Tanpa Jendela memiliki alur maju. Studi analisis tahapan alur
dalam film Rumah Tanpa Jendela dapat
dipaparkan sebagai berikut.
a.
Tahap Eksposision
Film
Rumah Tanpa Jendela diawali dengan
penggambaran latar kehidupan sebuah perkampungan kumuh di sudut kota dengan
segala macam potret kehidupan yang ada di sana. Karakter Rara langsung muncul
dengan jiwa penuh mimpinya. Di awal film itu langsung digambarkan Rara dan
teman-temannya di sekolah singgah sedang menulis keinginan masing-masing anak
di dalam secarik kertas. Rara menulis mengenai keinginannya memiliki jendela
yang dapat menjadi lubah masuknya cahaya matahari dan keluar masuknya udara ke
dalam rumah tripleknya.
Potret
kehidupan dari kehidupan Rara, langsung pindah ke kehidupan Aldo. Di awal
cerita karakter Aldo sebagai seorang ABK (Anak Berkebutuhan Khusus)
diperlihatkan dengan motorik Aldo yang berbeda dengan anak normal.
Kehidupan
kaya keluarga Aldo diperlihatkan di awal cerita dengan adegan Aldo yang sedang
menjemput neneknya di bandara. Digambarkan juga rumah Aldo yang sangat megah
dengan segala fasilitas yang ada.
Beberapa
karakter tokoh pendukung juga diperlihatkan di awal cerita, seperti simbok,
Bapak Rara, Bu Alya, teman-teman Rara, Mas Tarjo, nenek, Bang Adam, Kak Andini,
Papa Aldo, dan Mama Aldo.
Pertemuan
antara Aldo dan Rara di sanggar lukis juga masuk ke dalam tahap eksposision
ini. Adegan-adegan di awal film ini menjadi gambaran awal bagi penonton untuk
bisa lembih memahami mau dibawa ke mana cerita Rumah Tanpa Jendela ini.
b.
Tahap Inciting Moment
Pada
tahap ini film Rumah Tanpa Jendela mulai
memperlihatkan permasalahan yang dialami tokoh cerita. Rara yang ingin memiliki
jendela terus membujuk bapaknya untuk membuatkan jendela kecil di rumahnya
sebagai jalan masuk udara dan cahaya ke dalam rumah sederhananya. Untuk
memberikan nasihat kepada Rara, Bapak Rara menceritakan sebuah kisah tetang
anak tupai yang ingin memiliki rumah lapang. Inti hikmah dari kisah anak tupai
tersebut adalah kita harus selalu bersyukur dengan apa pun yang telah diberikan
Allah kepada kita. Walaupun sudah diberi nasihat, Rara tetap bersikukuh meminta
jendela di rumahnya. Dengan terpaksa Bapak Rara menyanggupi, walaupun ntah
kapan mimpi itu akan terwujud.
Namun,
mimpi Rara itu dicibir oleh teman-temannya. Teman-temannya menganggap Rara terlalu
bermimpi tinggi untuk memiliki jendela.
Sikap
tidak suka Mama Aldo terhadap Rara dan teman-teman Rara yang sedang berenang di
kolam renang rumah Aldo juga menjadi problem pembukan yang nantinya akan terus
berkembang seiring berjalannya cerita. Sebenarnya Mama Aldo sosok yang baik,
tetapi karena pergaulannya dengan ibu-ibu sosialita yang high class, ia malu dengan kondisi yang ada.
Pada
tahap ini juga mulai deperlihatkan ketidak sukaan (malu) Kak Dini terhadap Aldo
yang berkebutuhan khusus, karena pengaruh teman-temannya.
c.
Tahap Rising Action
Peristiwa-peristiwa
yang terjadi terus berkembang mengalami penanjakan konflik cerita. Pengarang
berusaha mengembangkan konflik dengan melibatkan tokoh-tokoh lain yang memiliki
peran penting dalam kedudukan tokoh memacu peningkatan konflik. Dalam film Rumah Tanpa Jendela ini, tahap rising
action terlihat pada adegan Rara mempengaruhi teman-temannya di perkampungan
pemulung untuk memiliki jendela di rumahnya. Rara memberikan sebuah gambaran
bahwa ketika rumah terdapat jendela itu sangat indah dan juga terdapat banyak
manfaatnya. Cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah, sehingga rumah tidak
lembab lagi. Udara bisa keluar masuk rumah, membuat udara di dalam rumah selalu
segar. Jika malam tiba, bisa melihat bulan dan bintang lewat jendela untuk
menemani tidur.
Akhirnya
teman-teman Rara di perkampungan pemulung terpengaruh dengan mimpi dan cerita
Rara. Begitu juga teman-teman Rara yang awalnya mengejek mimpi Rara. Mereka
semua membujuk orang tua masing-masing untuk membuatkan jendela di rumah-rumah
mereka. Hal ini membuat para orang tua bingung, karena selain harga kusen
(bingkai jendela) mahal dan tak terbeli oleh mereka yang berada di bawah garis
kemiskinan, hal itu juga tidak mungkin karena rumah mereka saling berdempetan
(bergabung) antara satu rumah dengan rumah lain.
Konflik
yang terjadi pada pesta ulang tahun Kak Dini ini juga merupakan penanjakan
konflik atas ketidak sukaan (malu) Kak Dini terhadap kondisi Aldo yang berkebutuhan khusus. Kak Dini tidak mau, Rio
laki-laki yang ditaksirnya mengetahui kalau ia memiliki adik berkebutuhan
khusus.
Pada
adegan itu terlihat Aldo, Nenek Aldo, Rara dan teman-teman Rara memberikan
surprise party dengan naik ke atas panggung, menari mengiringi band Bang Adam
yang sedang performance. Kak Dini dan Mama Aldo malu dan marah. Kak Dini malu,
lebih karena kondisi Aldo yang berkebutuhan khusus diketahui oleh
teman-temannya dan Rio. Sedangkan Mama Aldo malu, lebih karena Rara dan
teman-teman Rara yang datang dari kalangan bawah.
d.
Tahap Complication
Perkembangan
masalah yang terjadi dalam cerita menjadi lebih kompleks pada tahap ini. Dalam
film Rumah Tanpa Jendela, tahap ini
digambarkan ketika Rara pergi ke pesta Kak Dini, simbok yang sedang sakit
berada di rumah sendiri. Ayah sedang bekerja di luar rumah. Simbok yang
batuknya semakin menjad ingin minum air panas, tapi sudah habis. Sehingga ia
harus menjerangnya. Pada saat ingin menyalakan tungku simbok terjatuh dan api
menimbulkan kebakaran besar di perkampungan pemulung.
Pada
saat yang sama Bapak Rara sedang menukar ikan-ikan hiasnya yang biasa dijual
dengan bingkai jendela untuk mewujudkan mimpi Rara memiliki Jendela.
Sesampainya di rumah, Bapak Rara kaget dengan kondisi rumah yang sudah
terbakar, padahal simbok masih berada di dalam. Tanpa pikir panjang Bapak Rara
masuk menerobos api untuk menyelamatkan simbok. Namun, naas Bapak mengalami
luka bakar yang sangat parah sehingga nyawanyaa tidak tertolong lagi.
Kondisi
penyakit TBC simbok semakin parah, ditambah paparan asap tebal akibat kebakaran,
sehingga membuat simbok harus dirawat intensif di rumah sakit. Simbok mengalami
koma.
e.
Klimaks (perginya aldo dari rumah,
benar2 terlihat persahabatan dan ujian antara dua lapisan sosial)
Pada
tahap ini rangkaian-rangkaian peristiwa yang terjadi mencapai klimaks. Puncak
dari seluruh cerita atau peristiwa sebelumnya ditahan untuk dapat menonjolkan
saat klimaks cerita tersebut. Dalam film Rumah
Tanpa Jendela, puncak dari konflik atau peristiwa yang terjadi yaitu ketika
Rara harus kehilangan rumah, bapak, dan simbok tergolek lemah di rumah sakit. Padahal
seharusnya saat itulah puncak kebahagiaan Rara, karena bapak telah memberikan
bingkai jendela untuk Rara. Mimpi
Rara untuk memiliki jendela kecil dirumahnya akan segera terwujud. Tapi semua
mimpinya dilalap di jago merah.
Rara
diminta untuk tinggal di rumah Aldo sampai simbok sembuh. Namun, Rara
menolaknya, ia memilih menunggui simbok di rumah sakit. Karena simbok adalah
satu-satunya orang yang paling dicintainya setelah kepergian kedua orang
tuanya.
Begitupula
puncak masalah terjadi pada keluarga Aldo. Aldo lari dari rumah, karena
mendengar Kak Dini dan mama menggunjing mengenai dirinya.
f.
Tahap Falling Action
Setelah
mencapai klimaks dengan pengungkapan masalah-masalah yang menimpa tokoh
kemudian pada tahap tertentu konflik cerita mulai menurun. Di dalam film Rumah Tanpa Jendela, tahap ini
terlihat ketika peristiwa-peristiwa setelah kepergian Aldo secara diam-diam
dari rumah.
Kak
Dini yang menjadi penyebab utama perginya Aldo dari rumah, mulai menyadari
bahwa perbedaan kondisi yang ada pada diri Aldo tidak harus disikapi dengan
perasaan malu, karena kondisi Aldo di tengah-tengah mereka merupakan anugerah
terindah dari Allah.
Kak
Dini menyadari setelah Rio menasehatinya dan bercerita bahwa ia juga memiliki
saudara kembar yang mengalami keterbelakangan mental seperti Aldo. Tapi Rio
tetap bangga dengan saudara kembarnya itu. Bahkan Rio sangat merasa kehilangan
ketika saudara kembarnya itu pergi untuk selama-lamanya karena suatu penyakit.
Di sini lah titik kesadaran Andini.
Tahap
ini juga terlihat ketika Aldo dan Rara sedang di sanggar lukis tempat Aldo
biasa belajar melukis. Aldo yang lari dari rumah diperlihatkan sedang
menggambar keluarganya. Namun, di dalam gambarnya tidak terlukis adanya mama,
papa dan Kak Dini. Setelah ditanya, Aldo menjawab bahwa mereka sedang sibuk di
luar rumah tidak bisa bersama-sama dengan Aldo. Pada saat itu lah keluarga Aldo
menjemput Aldo di sanggar. Mama, Papa, Kak Andini dan seluruh keluarga mulai
menyadari betapa penting sosok Aldo di tengah keluarga mereka. Aldo membutuhkan
kasih sayang mereka.
g.
Tahap Denovement
Setelah
cerita melalui proses pemecahan masalah dari semua peristiwa, maka cerita
mengarah pada penyelesaian. Di dalam film Rumah
Tanpa Jendela, tahap ini terlihat pada bagian penutup cerita. Simbok sudah
sembuh dari penyakit TBC-nya dan sudah bisa pulang dari rumah sakit. Karena
mereka sudah tidak memiliki rumah pasca kebakaran kemarin, keluarga Aldo
meminta Rara dan simbok tinggal di villa milik keluarga Aldo. Sekalian untuk
menjaga dan merawat villa tersebut.
Adegan
Rara dan simbok di villa terlihat sangat bahagia bahagia. Kebahagiaan itu
menjadi lengkap ketika Budhe Asih datang kembali kepada mereka.
C. Tokoh dan Penokohan
Analisis
struktur tokoh dan penokohan dalam film Rumah Tanpa Jendela dilakukan dengan
melihat penggambaran watak tokoh dari beberapa sisi, yaitu melalui metode
deskripstif maupun dramatik.
a.
Deskripsi
tokoh – tokoh dalam film Rumaha Tanpa Jendela
Film Rumah Tanpa Jendela karya
Aditya Gumay menampilkan tokoh utama yaitu Rara. Nama tokoh kemudian berkembang
dengan nama-nama seperti Aldo, Simbok, Ayah Rara, Budhe Asih, Adam, Andini, Ibu
Ratna, Pak Syahri, Rio, Bu Aliya, Pak Tarjo, Bi Siti, dll.
Film tersebut menempatkan tokoh
Rara sebagai pusat bagi pengarang untuk mengungkapkan ceritanya. Tokoh Rara
merupakan tokoh sentral yang mengalami banyak peristiwa dalam keterlibatannya
di dalam cerita. Fakta tokoh Rara sebagai tokoh sentral dapat dilihat dari
banyaknya hubungan yang dimiliki dengan tokoh-tokoh lain didalam cerita.
Tokoh Rara berhubungan dengan tokoh
Aldo. Tokoh Aldo selalu menolong Rara saat Rara sedang mengalami masalah. Hal
tersebut dapat dibuktikan saat Rara tidak memiliki rumah untuk tinggal karena
rumah Rara terbakar, kemudian Aldo menyuruh Rara untuk tinggal dirumahnya.
Tokoh Rara juga berhubungan dengan
tokoh Si Mbok. Si mbok merupakan nenek dari Rara, dia sangat menyayangi Rara,
dan mereka tinggal serumah oleh karena itu mereka memiliki kedekatan emosional
satu sama lain. Hal tersebut dapat dibuktikan saat Rara akan menghadiri pesta
ulang tahun kakak Aldo yaitu Andini dan simbok nya yang menyiapkan segala
keperluan Rara.
Tokoh Rara berhubungan erat dengan
tokoh Raga. Tokoh Raga adalah ayah dari Rara, Raga sangat menyayangi Rara dan
apa pun yang diminta Rara sebisa mungkin akan dikabulkan oleh Raga. Hal
tersebut dapat dilihat saat adegan, Raga menceritakan sebuah dongeng tentang
keluarga tupai saat Rara meminta rumah yang memiliki jendela.
Tokoh Rara berhubungan erat dengan
Nenek Aisyah. Tokoh nenek Aisyah adalah nenek Aldo, dia selalu ada disamping
aldo dan sangat menyayangi aldo. Dia juga sering membantu Rara dan keluarganya.
Hal tersebut dapat dilihat saat adegan Nenek Rara dirumah Sakit dan nenek Aisyah
lah yang membiayai semua biaya Rumah Sakit.
Tokoh Rara berhubungan dengan tokoh
Aliya. Aliya sendiri adalah seorang guru relawan yang mengajar di Sekolah
singgah tempat Rara bersekolah. Dapat dibuktikan saat adegan Rara sedang
bersekolah dan Bu Aliya memberi tugas
murid – muridnya yang salah satunya adalah Rara untuk mengaranga apa yang
mereka impikan.
b. Penggolongan tokoh dalam film Rumah
Tanpa Jendela
Dalam film Rumah Tanpa Jendela
tokoh Rara merupakan tokoh yang melakukan segala tindak tokoh utama,
sebagaimana diamanatkan oleh pengarang. Karena itu, tokoh Rara disebut tokoh
Protagonis. Tokoh protagonis memiki watak yang baik sehingga disegani oleh
penonton.
Tokoh Andini kurang disegani karena
sebagai orang yang egois, tidak peduli dengan keadaan adiknya. Hal tersebut
dapat dibuktikan saat adegan Andini marah saat ulang tahunya, adiknya yaitu
Aldo membawa teman-temannya (anak jalanan) ikut mengisi acara ulang tahunya
tanpa seizin Andini.
Dalam penyebutan lain kecuali tokoh
Rara semua tokoh-tokoh dalam film Rumah Tanpa Jendela merupakan tokoh statis
karena tokoh-tokoh tersebut dari awal hingga akhir cerita tidak mengalami
perubahan perwatakan yang diakibatkan oleh pengaruh peristiwa-peristiwa yang
terjadi, kecuali tokoh Rara dan Andini. Tokoh Rara disebut tokoh Dinamais
karena tokoh tersebut mengalami perubahan dan perkembangan perwatakan akibat
pengaruh peristiwa-peristiwa yang terjadi. Perubahan tokoh Rara dapat dicermati
melalui jalan pikirannya dalam berusaha menyelesaikan permasalahan yang terjadi
dalam dirinya. Hal tersebut dapat dibuktikan saat adegan,Rara mengojek payung
saat Aldo kelaparan setelah aldo kabur
dari rumah karena uang Aldo jatuh ditaksi. Tokoh Andini termasuk tokoh dinamis,
hal tersebut terlihat jelas yang awalnya Andini tidak menyukai sikap Aldo,
karena pengaruh dari temannya kemudian menyadari sikapnya yang kurang baik.
c. Perwatakan Tokoh
Setiap tokoh yang ditampilkan dalam
film Rumah Tanpa Jendela memiliki watak yang berbeda-beda yang menjadi
karakteristik masing-masing tokoh.
·
Tokoh Rara didiskripsikan sebagi tokoh
utama yang dikenal karena interaksi sosialnya terhadap tokoh lain. Tokoh Rara
diwujudkan sebagai tokoh yang aktif, ceria, pekerja keras dan menerima orang
lain tanpa melihat fisik atau kekurangannya. Hal tersebut terbukti saat Rara
dan teman-temannya mengojek payung itu merupakan bukti bahwa ia pekerja keras,
dan dia juga menerima Aldo sebagai temannya walaupun Aldo memiliki
keterbelakangan mental.
·
Tokoh Aldo didiskripsikan sebagai tokoh
yang memiliki keterbelakangan mental dia anak yang, baik, aktif, dan dia juga
memiliki kelebihan yaitu pandai melukis. Dapat dibuktikan saat dia selalu
menolong sahabatnya saat kesusahan itu merupakan bukti bahwa dia anak yang
baik.
·
Tokoh Si Mbok didiskripsikan sebagai
tokoh yang sakit-sakitan dia juga sangat menyayangi Rara. Terbukti saat simbok
menyiapkan segala keperluan Rara saat akan menghadiri pesta ulang tahun Andini.
·
Tokoh Raga didiskripsikan sebagai tokoh
yang sangat menyayangi anaknya, yaitu Rara dia
juga berusaha untuk melakukan apa saja yang diinginkan anaknya. Terlihat
saat Raga menukar daganganya yaitu ikan dengan kusen jendela yang tidak terlalu
bagus.
·
Tokoh Nenek Aisyah didiskripsikan
sebagai tokoh sangat menyayangi cucu-cucunya dan peduli terhadap kesusahan
orang lain. Terlihat saat Nenek Aisyah menolong keluarga Rara saat sedang
kesusahan.
·
Tokoh Adam didiskripsikan sebagai tokoh
yang menyayangi adiknya yaitu Aldo walaupun Aldo memiliki keterbelakangan
mental. Terbukti bahwa dia selalu mendukung apa yang menjdai kemauan Aldo.
·
Tokoh Andini didiskripsikan sebagi tokoh
yang tidak begitu baik, dia kurang menyayangi adiknya dan dia juga tidak peduli
dengan keadaan orang lain. Terbukti saat pesta ulang tahunnya dia merasa malu
kepada teman-temannya saat Aldo menari diatas panggung bersama anak-anak
jalanan.
·
Tokoh Pak Syahri
merupakan ayah dari Aldo, dia dideskripsikan sebagai pengusaha yang sangat
sibuk,merupakan tokoh yang sangat menyayangi anak – anaknya dan selalu
mendukung keinginan anaknya selagi hal itu positif. Terbukti saat Aldo meminta
izin kepada ayahnya untuk mengambil uang tabungan untuk membeli buku guna
membantu anak – anak di sekolah Rara.
·
Ibu Ratna
merupakan ibu dari Aldo, ia dideskripsikan sebagai tokoh yang menyibukkan
dirinya di kegiatan seminar perhiasan, selalu mendukung permintaan anak
perempuannya yaitu Andini. terbukti saan Andini meminta ulangtahunnya dirayakan
di gedung, ibunya langsung memesan gadung untuk pesta itu.
D. Latar
Latar/
setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah
cerita. Latar atau setting yang terdapat pada film Rumaha Tanpa
Jendela adalah
a. Latar Waktu
Latar
waktu berhubungan dengan masalah kapan peristiwa itu terjadi dan diceritakan.
Peristiwa dalam film Rumah Tanpa
Jendela terjadi pada tahun 2010. Adegan dalam film tersebut juga mencakup semua
waktu dari pagi, siang, sore, dan melam.
Waktu pagi dibuktikan saat Rara
akan mandi untuk berangkat sekolah. Waktu siang dibuktikan saat Rara sedang
belajar di sekolah singgah. Waktu sore dibuktikan saat Aldo kabur dari rumah,
dan waktu malam dibuktikan saat Aldo dan Rara berada di gedung tua untuk
istirahat setelah kabr dari rumah.
b. Latar Tempat
Latar tempat memberikan deskripsi
imajinasi tempat terjadinya peristiwa dalam film Rumaha Tanpa Jendela.
Latar
tempat yang terdapat dalam Film tersebut adalah
·
Perkampungan kumuh tempat Rara tinggal yaitu
Menteng Pulo, Jakarta.
·
Bandara, terbukti saat Aldo menjemput neneknya
yang datang dari Medan.
·
Rumah mewah Aldo dan keluarganya tinggal.
Terbukti saat Aldo mengejak teman – temannya yang anak – anak jalaan berenang
di rumahnya
·
Sanggar lukis tempat Aldo belajar melukis,
terbukti saat Rara bersama Aldo tidur di depan sanggar setelah kabur dari
rumah.
·
Kolam renang rekreasi, terbukti saat nenek Aldo,
Aldo, Adam, Bu Aliya, dan teman – teman Rara mengajak Rara berenang untuk
menghilangkan penat.
·
Rumah sakit, terbukti saat Si Mbok dirawat di
Rumah sakit.
·
Sekolah singgah tempat Rara dan teman – temannya
belajar.
·
SMA tempat Andini sekolah.
·
Gedung,
tempat pesta ulang tahun Andini dilangsungkan.
·
Pasar tempat Ayah Rara berjualan.
·
Gedung tua, tempat dimana Rara dan Aldo
istirahat dan makan setelah kabur dari rumah.
·
Vila keluarga Aldo, tempat dimana Rara tinggal
setelah rumahnya habis terbakar.
c. Latar sosial
Latar sosial menyangkut status sosial seorang tokoh,
penggambaran keadaan masyarakat, kebiasaan hidup, pandangan hidup, adat
istiadat, cara berfikir, cara bersikap dan termasuk latar sosial tokoh yang
bersangkutan. Dalam film Rumah Tanpa Jendela latar sosial juga diperlihatkan
beriringan dengan latar tempat dan waktu. Perkampungan kumuh tempat Rara
tinggal ditunjukkan lengkap beserta masyarakatnya.
Dalam cerita di film tersebut, interaksi sosial sudah
menggunakan budaya modern, terbukti dalam cerita, komunikasi sudah menggunakan
heandphone, kendaraannya juga menggunakan kendaraan mobil.
d. Latar suasana
Suasana merupakan gambaran keadaan ataupun persaan
yang tergambar dalam setiap adegan di film Rumah Tanpa Jendela
Di film tersebut tergambar suasana Sedih, senang
ataupun ceria. Suasana sedih tergambarb saat Rara kehilangan ayahnya dan
kehilangan rumahnya karena terbakar dususul dengan neneknya yang sakit. Suasana
senang tergambar saat awal cerita, nenek Aldo baru datang dari Medan dan dia
disambut oleh keluarga Aldo. Suasana ceria tergambar saat Aldo , Rara, dan
teman – temannya berenang bersama.
E. Sudut pandang
Sudut pandang
merupakan cara pengarang memosisikian diri dalam cerita. Setiap pengarag
memiliki kekhasan masing – masing dalam penyajian cerita olahannya. Sudut
Pandang sendiri memiliki pengertian sebagai cara pengarang menempatkan dirinya
di dalam cerita. Dengan demikian, Sudut Pandang pada hakikatnya merupakan
teknik atau siasat yang sengaja dipilih penulis untuk menyampaikan gagasan dan
ceritanya, melalui kaca mata tokoh—atau tokoh-tokoh—dalam ceritanya.
Pengarang dalam
sudut pandang ini menempatkan dirinya sebagai pelaku sekaligus narator dalam
ceritanya. Menggunakan kata ganti “Aku” atau “Saya”. Namun begitu, Sudut Pandang
ini bisa dibedakan berdasarkan kedudukan “Aku” di dalam cerita itu. Apakah dia
sebagai pelaku utama cerita? atau hanya sebagai pelaku tambahan yang menuturkan
kisah tokoh lainnya?
Pengarang
menempatkan dirinya sebagai tokoh di dalam cerita yang menjadi pelaku utama.
Melalui tokoh “Aku” inilah pengarang mengisahkan kesadaran dirinya sendiri
(self consciousness); mengisahkan peristiwa atau tindakan. Penonton akan
menerima cerita sesuai dengan yang diketahui, didengar, dialami, dilihat dan
dirasakan tokoh “Aku”. Tokoh “Aku” menjadi narator sekaligus pusat penceritaan.
Apabila
peristiwa-peristiwa di dalam cerita anda terbangun akibat adanya konflik
internal (konflik batin) akibat dari pertentangan antara dua keinginan,
keyakinan, atau harapan dari tokoh cerita, SP ini merupakan pilihan yang tepat.
Karena anda akan leluasa mengungkapkan apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh
tokoh cerita anda.
Terbukti dalam
adegan sewaktu di awal film sewaktu Rara opening di Sekolah Singgah dan Bu Alya
menyuruh murid-muridnya termasuk juga Rara untuk membuat karangan tentang
keinginan yang belum tercapai dan hanya diberi waktu 1 jam saja “nama ku Rara,
aku tinggal di Jakarta di rumah yang sempit, di kampung pemulung yang sumpek,
dengan rumah-rumah tanpa jendela. Ya …
apa artinya sebuah jendela jika kami bisa kehilangan rumah kapan saja karena
digusur. Sebenarnya aku pingin tahu apa pendapat Ibu tentang jendela, tapi Ibu
sudah meninggal karena sakit sebelum aku sempat bertanya. Sayang nenek ku
sempat tak setuju “jendela untuk apa to Ra ?” katanya. Tapi aku tetap ingin
punya jendela satu saja. Biar matahari dan angin bisa masuk ke dalam rumah.
Bapak janji mau bikin jendela entah kapan.”
Perhatikan kata:
“nama ku” pada penggalan cerita di atas. Tokoh “Aku” hanya menyampaikan siapa
dia.
Kemudian juga
dalam adegan sewaktu keluarga Aldo menjemput Aldo di sekolah lukisnya dan Rara
kembali ke Rumah Sakit untuk menemani Neneknya lagi “Aldo sudah kembali bersama
keluarganya, aku juga kembali ke Rumah Sakit untuk menjaga satu-satunya
keluarga yang masihku miliki sekarang. Aku masih tidak bisa membayangkan jika
simbok pada akhirnya harus pergi meninggalkanku. “meninggalkanku” hanya
menyampaikan nasibnya sendiri.
F. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam film Rumah Tanpa Jendela
ialah bahasa. Indonesia yang umum digunakan sehari-hari, tetapi ada beberapa
pemain yang seolah-olah cara biacaranya seperti orang Jawa (bapak Rara) dan
juga ada yang seperti orang Medan (nenek Aldo).
G. Amanat
Amanat merupakan pesan/kesan yang dapat
memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang bermakna dalam
hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap
hidup.
Amanat yang dapat diambil dalam film Rumaha Tanpa Jendela
adalah
a.
Kita tidak boleh melihat orang sebelah mata.
Dapat dibuktikan dengan karakter tokoh Rara yang tidak
memperdulikan kekurangan yang ada dalam didi tokoh Aldo, tokoh Rara tetap mau
berteman dengan tokoh Aldo walaupun memiliki kekurangan.
b.
Tidak membeda-bedakan status sosial seseorang
Dapat dibuktikan dengan karakter yang diperankan oleh tokoh
Aldo, dia mau berteman dengan tokoh Rara yang notabennya berbeda kelas sosial
dengan dirinya.
c.
Saling tolong menolong antar sesama walaupun berbeda
status sosial.
Dapat dibuktikan dengan kerakter dari tokoh Aldo pula yang
selalu menolong temannya disaat susah.
H. Nilai pendidikan
1.
Nilai
Agama
Dalam
film Rumah Tanpa Jendela karya Aditya Gumay juga memberi amanat agar selalu
taat beribadah tanpa memendang status sosial, tergambar saat keluarga Aldo yang
tetap melaksanakan sholat subuh berjamaah bersama walaupun mereka sudah
menjadi orang kaya.
2.
Nilai
pendidikan moral
Nilai
moral yang terkandung dalam karya sastra juga bertujuan untuk mendidik menusia
agar mengenal nilai – nilai etika dan budi pekerti. Dalam film tersebut nilai
pendidikan moral ditunjukkan saat Andini menyedari kesalahannya karena dia
merasa malu memiliki adik seperti Aldo, namun kemudian ia meminta maaf.
3.
Nilai
pendidikan sosial
Nilai
sosial mencakup kebutuhan hidup bersama seperti kasih sayang, kepercayaan,
pengakuan, dan penghargaan. Nilai sosial yang tergambar dalam film Rumah Tanpa
Jendela ditunjukkan oleh tokoh Aldo yang sering membantu Rara, tanpa melihat
status sosial Rara.
Makasih kakak.. Tulisannya sangat membantu tugas saya..
BalasHapusaq cabe
BalasHapusaduh bales aq dongz
BalasHapusaq membutuhkan perhatianzz
BalasHapus